Mau Dibawa Kemana Arah La Liga?

Lagi pusing menterjemahkan bahasa Jerman ke bahasa Indonesia untuk bahan buku selanjutnya, eh dapat kabar jika Javier Tebas akan melarang FC Barcelona dan RCD Espanyol bermain di La Liga andai Katalunya merdeka nanti. Menurut presiden LFP ini, hal tersebut adalah aturan yang harus ditepati. 


Menurut Tebas, perubahan peraturan yang memperbolehkan klub-klub Katalunya bermain di La Liga membutuhkan persetujuan parlemen Spanyol. 

"Jika Katalunya merdeka, dan berdasarkan hukum Spanyol, maka Barceloa tidak bisa bermain di Liga Spanyol karena hal tersebut akan menuntun perubahan peraturan berdasarkan parlemen Spanyol," ujar Tebas seperti dikutip dari Esport3

Meski melarang FC Barcelona dan klub-klub Katalunya bersaing di La Liga, Tebas pun sadar nilai kompetitas dan ekonomi yang menjadi posisi tawar Barcelona. 

"Saya tidak bisa membayangkan LFP tanpa klub-klub Katalan, sebagai mana saya tidak bisa membayangkan Spanyol tanpa Katalunya."

Mau Dibawa Kemana La Liga?

Perkataan Tebas ini ada benarnya. Meski FC Barcelona terkesan mendominasi liga dalam kurang 10 tahun terakhir, namun apa yang dimiliki oleh Barcelona tidak bisa disamai oleh klub-klub lain di Spanyol. Terkesan arogan mungkin kalimat tadi, akan tetapi jika ditelaah lebih dalam, maka akan menjadi fakta yang sulit dibantahkan. 

Kala klub-klub La Liga mengalami kesulitan finansial karena ambruknya ekonomi Spanyol dan buruknya manajemen, Barcelona secara tidak langsung menawarkan solusi untuk ditiru. Bahkan LFP sendiri akhirnya tersadar apa yang FCB lakukan pada tahun 2003 dalam hal meraup pangsa pasar Asia memang vital. Oleh karenanya LFP pada musim panas lalu beberapa kali menggelar pertandingan dalam tajuk LFP World Challenge Asia Tour di Asia dan Amerika Selatan.



Sekarang bayangkan La Liga tanpa Barcelona. Apa yang akan mungkin terjadi? Real Madrid sudah pasti akan juara tiap musim karena besarnya nilai investasi. Atletico Madrid masih memperbaiki finansial dan kekuatan mereka, begitu pula dengan Valencia dan sokongan Peter Lim yang hingga kini belum rampung. Athletic Bilbao pun belum kembali kedalam performa terbaik mereka seperti dahulu kala. 

Sebetulnya pokok permasalahan klub-klub La Liga adalah finansial (dan juga tradisi). LFP bertindak cerdas dengan menyaingi secara langsung EPL. Namun patut diingat bahwa nama FC Barcelona di Asia sangat lah kuat. Bahkan di Indonesia sendiri, saya pribadi selalu melihat jersey atau stiker Barcelona, terlepas barang-barang tersebut mendapat lisensi atau tidak dari blaugrana. 

Seorang teman (thanks Shanna!) mengingatkan saya perihal besarnya pengaruh politik yang dimiliki oleh FC Barcelona dan teori "konspirasi". Politik disini maksudnya perkumpulan G14. Meski perkumpulan G14 diisukan telah bubar jalan, namun alasan yang dimiliki Barca untuk memasuki G14 tidak bisa diremehkan. Tidak main-main, perkumpulan G14 bisa menggoyang keputusan UEFA dan FIFA dalam berbagai hal yang merugikan dunia sepakbola secara umum. 

Pernah dengar jika Barca dan Espanyol akan bergabung ke Liga Perancis andai Katalunya merdeka. Dengan kabar Qatar dan BeIn sedang menggodok Liga Perancis menjadi liga yang lebih baik lagi dan ditambahi oleh Barcelona, maka tidak terbayang betapa kuatnya Liga Perancis. Apalagi Barcelona sendiri dekat dengan Qatar Sport Investments (QSI) yang notabene merupakan pemilik sah dari Paris Saint-Germain. Lalu BeIn sendiri dimiliki oleh Qatar Sport Investments, dimana tv kabel BeIn menjadi pemegang hak siar Liga Perancis, Serie A, Bundesliga, Liga Champions, Europa League dan EURO. Sebuah konspirasi yang melebihi FIFAlona dan UEFAlona! 

Silahkan berpendapat jika hak siar merupakan hal sepele. Akan tetapi bagi pelanggan tv kabel dan masuk akalnya harga hak siar bagi stasiun televisi, menentukan kenikmatan fans dalam menonton klub idola. Tidak heran jika kemudian FC Barcelona mendapat kue hak siar La Liga lebih besar bersama Real Madrid. 

Artikel ini membahas konspirasi yang mungkin akan terjadi. Tapi sebuah konspirasi demi raupan uang, bukan konspirasi kolusi demi memenangkan klub tertentu dalam juara. Memang begitu adanya situasi yang terjadi di dunia sepakbola modern. Bahkan terkadang besaran nilai investasi berbanding lurus dengan skill pemain sekelas superstar. 

Bagi saya, ucapan Tebas diatas tidak lebih sebagai propaganda dalam hal referendum kemerdekaan Katalunya yang akan dilangsungkan pada November nanti. Sebuah ketakutan tersendiri? Bisa jadi. Apalagi jika menyangkut parlemen Spanyol seperti yang dikatakan Tebas. Bersediakah parlemen Spanyol membuat pengecualian bagi Katalunya untuk memperbolehkan Barcelona bertanding di La Liga, padahal selama ini Katalunya kerap menjadi "onak dalam daging" di persatuan Spanyol? Sebuah pilihan sulit karena menyangkut dunia sepakbola Spanyol dan nilai euro yang tidak sedikit. 



PRIMER EL BARCA!

2 komentar:

  1. Bukankah LFP memberi jatah bagi club luar spanyol berkempetisi di liga mereka yg saat nisdh diberikan ke Andora. Apa tdk bisa di gantikan dgn Catalunya dlm hal ini Barcelona dan Espanyol untuk ikut serta di La Liga??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, LFP hanya memberi satu jatah kepada Andorra. Akan tetapi pemberian tersebut didasari oleh Sport Act Spanyol. Jika Katalunya ingin seperti Andorra, maka parlemen Spanyol harus mengubah Sport Act tersebut dengan mencantumkan nama Katalunya.

      Nah, disini lah masalahnya muncul kembali. Apakah parlemen Spanyol bersedia mengizinkan Katalunya bergabung? Secara historis, Katalunya sering membuat Spanyol malu dengan tindakan2 pro kemerdekaan.

      Hapus