David Moyes, Sang Terpilih Pembuat Riak di FC Barcelona

Saya kini meyakini jika David Moyes adalah sosok terpilih alias The Chosen One seperti yang dikatakan suporter Manchester United jauh, sebelum Moyes dijatuhkan ke tempat terhina dan pesakitan di paruh kedua musim kompetisi 2013/14 lalu. Yes, Moyes merupakan sang Terpilih, bukan untuk The Red Devils memang, namun untuk FC Barcelona. 

Usai kemenangan Real Sociedad pada Senin (05/01) lalu, situasi FC Barcelona berubah dari jelek ke buruk. Dari yang tadinya direpotkan dengan larangan transfer dari FIFA, kasus-kasus di luar lapangan, dan pembelian pemain-pemain yang "aneh", ditambah dengan kekalahan versus Sociedad. Kekalahan tersebut menjadi alasan pembenaran terhadap keraguan kapasitas Luis Enrique sebagai pelatih kepala dan bagaikan ledakan bom waktu yang hanya tinggal menunggu waktu saja. From bad, gone to worst.

Moyes: Bro, mau kan main di Sociedad?
Pada laga kontra Sociedad kemarin, Messi dan Neymar memang tidak dimainkan sejak awal dengan pertimbangan baru pulang dua hari sebelumnya dari liburan. Kedua pemain berlabel superstar ini dirasa tidak cukup bugar untuk bermain oleh staff kepelatihan Barca. Wajar. 

Namun kekalahan (meski saya enggan menyebut laga kontra Sociedad sebagai kekalahan karena gol bunuh diri Jordi Alba, bukan karena racikan strategi Moyes) kontra Sociedad tersebut berimbas panjang. Disebutkan bahwa Luis Enrique menghukum Lionel Messi yang tidak hadir dalam sesi latihan terbuka. 

Apakah Luis Enrique kesal dengan kemenangan David Moyes yang pernah gagal di Manchester United? 

Saking kesalnya Lucho, sampai-sampai harus "memukul sarang lebah" dan menciptakan riak di tubuh tim utama dengan menghukum Messi? 

Apakah Luis Enrique sebodoh itu dengan membuat masalah dengan sosok yang diidolakan suporter di seluruh dunia? 

Terdengar kabar jika Xavi, Iniesta dan Busquets memohon kepada Lucho untuk tidak menghukum Messi karena akan mengganggu stabilitas ruang ganti pemain. Sebagai bentuk proteksi kepada Messi, Josep Maria Bartomeu kemudian memberi ultimatum dua laga kepada Lucho. Jika bisa meraih hasil positif di dua pertandingan selanjutnya, maka karir Lucho di Barca akan selamat. Jika gagal, silahkan mencari pekerjaan lainnya di klub lain. Masuk akal, apalagi Zubiza sudah tidak bisa memproteksi Lucho pasca dipecat oleh Bartomeu.  

Akan tetapi kabar tersebut ditepis oleh artikel yang diterbitkan Mundo Deportivo yang menurunkan berita bantahan dari Josep Maria Bartomeu perihal ultimatum dua laga. Akan tetapi dalam artikel tersebut disebutkan jika Bartomeu berbicara secara pribadi dengan Lucho untuk memiliki lineup pemain yang pasti (24 laga dengan 24 lineup berbeda adalah sesuatu yang absurd!), mengubah pendekatan kepada pemain dan penerapan strategi yang tidak akan menimbulkan pertanyaan. 



Bartomeu pun dikabarkan sudah menghubungi Jorge Messi dan Lionel Messi untuk menghilangkan kemungkinan masalah diantara klub dan pihak Messi. Messi sendiri masih percaya kepada klub dan hanya meminta agar disediakan skuat (dan tentu saja pelatih) yang kompetitif agar bisa meraih titel juara. Permintaan Messi ini juga pernah diungkapkan pada bulan Mei tahun lalu sebelum menandatangani pembaharuan kontrak. 

Betulkan suasana ruang ganti pemain menjadi memanas oleh Luis Enrique? Andai memang benar adanya, maka Bartomeu tidak bisa berbuat banyak dengan menciptakan kambing hitam karena Zubiza yang merekomendasikan Lucho, sudah terlebih dahulu dipecat. 

Jadi, bagaimanakah nasib Luis Enrique di FC Barcelona? Apakah akan tetap bersikukuh menghukum pemain yang "bandel" atau mengubah cara pendekatannya? Silahkan tulis pendapat teman-teman. :)) 



PRIMER EL BARCA!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar