Media massa adalah senjata paling ampuh dalam menyiarkan informasi terbaru dan/atau propaganda. Itu sebabnya pada pemilihan presiden Indonesia kemarin, media massa seakan terbelah dalam melakukan pemberitaan. Lalu kudeta di Turki dimana para tentara memasuki dan menguasai stasiun televisi setempat. Sebegitu vitalnya media massa.
Dalam dunia jurnalistik, dimana saya tidak terlalu menguasai secara fasih sebab tidak berkuliah di jurusan tersebut meski saat ini berkecimpung di dalamnya, ada beragam etika dalam pemberitaan. Salah satunya adalah pemberitaan yang adil, netral, tidak memihak salah satu kubu, dan dilarang mengeluarkan berita berbentuk opini atau kebohongan. Tapi sepertinya sulit untuk melakukan hal tersebut, dewasa ini.
Di bursa transfer seperti saat sekarang, media massa daring seakan berlomba mengeluarkan berita terkini dari pemain-pemain yang menjadi buah bibir. Berita soal Paul Pogba, Gonzalo Higuain, Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic dan lainnya, masih kerap menjadi bahan jualan yang menjanjikan.
Khusus di Spanyol, saat ini nama Andre Gomes menjadi bahan eksploitasi terbaru usai eks Valencia CF itu dibeli oleh FC Barcelona. Tidak tanggung-tanggung, harian sekelas Marca sampai mau memplintirkan pemberitaan dan "mencuci otak" para pembacanya.
Marca menurunkan artikel yang membongkar kesepakatan antara Barcelona dengan Valencia soal pembelian Andre Gomes. Menurut Marca, Barca harus membayar sebesar Rp 503 milar, dengan klausul penambahan-penambahan lainnya yang senilai Rp 287 miliar.
Selain itu, jumlah penampilan Gomes pun akan dihitung oleh Valencia, dimana jika sudah mencapai angka tertentu, Los Ches akan menerima Rp 215 miliar tambahan. Totalnya Barca harus membayar Rp 1 triliun!
Meski tidak ada bukti nyata, namun pemberitaan Marca itu disinyalir sebagai sindiran kepada Azulgrana yang dianggapnya membeli Gomes terlalu mahal. Padahal El Real sendiri menawarkan total Rp 863 miliar. Berselisih 10 juta euro saja jika memakai mata uang Eropa.
Bahkan tersiar kabar jika Florentino Perez sempat melakukan negosiasi dengan Valencia perihal Gomes, yang beberapa jam kemudian resmi dipinang Barca. Kecolongan, mungkin?
Tidak mau kalah, media massa yang dikenal pendukung Blaugrana, Sport pun merilis artikel yang mengungkapkan kegagalan Florentino dalam bursa transfer kali ini. Pada jendela transfer musim panas tahun ini, Madrid baru membeli kembali Alvaro Morata dan masih terpaku kepada Paul Pogba.
Memang, kasus pembelian Pogba ini terasa runyam jika dilihat dari sudut pandang El Merengues. Florentino pada musim lalu mempunyai kesempatan membeli Pogba, seperti pada tahun 2012 silam, namun Perez tidak memutuskan untuk membeli. Serupa di saat sekarang, Perez ragu dengan kemampuan Pogba yang sangat dihargai mahal.
Bukan hanya itu, Florentino Perez pun sempat berselisih faham dengan Mino Raiola yang menjadi agen Pogba. Dikabarkan, Pogba meminta gaji Rp 215 miliar atau 15 juta euro permusim dan Raiola ingin komisi sebesar Rp 287 miliar atau 20 juta euro.
Marca kemudian merilis artikal yang mengungkapkan jika pembelian Gomes itu adalah akal bulus dari Florentino Perez untuk menguras kas keuangan FCB. Pihak Marca meyakini jika Barca turut serta menawar Gomes setelah Real Madrid meliriknya.
Sialnya, berita ini dirilis pula oleh media massa asal Indonesia, tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu.
Dalam artikel versi Inggris tersebut disebutkan jika Florentino Perez mengatakan "Kita berhasil menipu mereka" yang merujuk kepada Barca. Dalam artikel itu terdapat video yang dipotong dari yang aslinya, meski mencantumkan sumber berita yaitu Deportes Cuatro.
Setelah diselidiki, dalam sebuah tayangan televisi yang dilakukan oleh Deporter Cuatro, terlihat Florentino Perez mengatakan sepatah dua patah kata kepada Zinedine Zidane kala mengunjungi tim Real Madrid berlatih di Montreal.
Perez mengatakan "Estamos enredando ahi un poco" dan "Todavia no hay nada cerrado". Dalam bahasa Indonesia, kedua kalimat itu berarti "Kami sedang (mengalami) kesulitan/kebingungan di sana" dan "Belum ada yang disepakati."
Oleh Deportes Cuatro, perkataan Perez itu dihubung-hubungkan dengan negosiasi yang sedang berlangsung dengan Juventus perihal Paul Pogba.
Anehnya, Marca merilis jika Real Madrid telah menipu Barca. Padahal jika merujuk kepada ucapan Perez, agak absurd andai dihubung-hubungkan dengan mengakali Blaugrana. "Kesulitan" apa dalam menipu Barca? "Belum ada yang pasti" apa dalam mengakali Barca? Tidak logis.
Namun jika dihubungkan dengan Paul Pogba, maka pemberitaan Deportes Cuatro masih masuk akal, meski masih bersifat meraba-raba dan menerka-nerka.
Sebetulnya bukan sekali dua kali saja media massa Spanyol berbuat seperti itu. Bukan hanya Marca, namun El Mundo, Sport, AS dan lainnya pun kerap memplintir pemberitaan demi meraup oplah dari salah satu kubu klub. Sudah bukan rahasia lagi, jika Marca, AS dan El Mundo lebih pro ke Real Madrid, sedangkan Sport, Mundo Deportivo dan media massa Katalunya mendukung Barcelona.
Bahkan peristiwa Charmatin yang berakhir dengan skor 11-1 itu pun tidak lepas dari peran serta media massa. Tidak percaya? Sila lihat INI dan INI.
PRIMER EL BARCA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar