EL CLASICO; YANG DIBENCI CULES

El clasico selalu menebar aroma persaingan dan kompestisi yang ketat. Semua orang tahu jika el clasico melebihi pertarungan biasa. Ada dendam, persaingan dan harga diri di situ. Menang adalah harga mati.
Namun, ada beberapa hal yang cules benci melebihi apapun di el clasico. Atau lebih tepatnya Real Madrid.
Hal-hal yang membuat cules jengkel, jijik atau mungkin marah. Perasaan ini akan selalu ada selama Barcelona bersaing dengan Real Madrid. Perasaan ini semakin menjadi-jadi dalam 3 tahun terakhir.
Berikut saya jabarkan:

Jose Mourinho 


Patutkah Menjadi Idola?
Pelatih asal Portugal ini sebenarnya pelatih yang bagus. Memiliki pengetahuan strategi yang lumayan. Pun memiliki pengalaman dan rekor sebagai pelatih yang cukup baik. Pun Mourinho sempat menjadi penterjemah almarhum sir Bobby Robson ketika melatih Barcelona di tahun kompetisi 1996/97. Kala itu banyak pemain asal Brazil dan Portugal yang kurang fasih berbicara bahasa Inggris dan Spanyol. Mourinho di bawa oleh sir Bobby ketika masih di Fc Porto. sir Bobby pula yang menyarankan Morurinho dan Andre Villas-Boas untuk mengambil kursus kepelatihan.
Ada satu hal yang sangat di benci cules sejagad raya dari Mou, yaitu sifat arogan dan sering berbicara hal-hal yang tidak masuk akal tentang Barcelona. Pun sering menerapkan strategi anti-football yang cenderung kasar. Konspirasi EUFA, UNICEF dan Barcelona adalah salah satu idenya. Absurd, karena sampai sekarang tidak terbukti kebenarannya.
Mou pun sering mengkritik wasit La Liga jika timnya di rugikan, namun mendadak bisu jika timnya diuntungkan wasit.

Perang Sipil Spanyol 


Poster Dukungan Terhadap Katalan
Ini adalah dasar dari rivalitas Barcelona vs Real Madrid. Perlu halaman khusus untuk membahas hal ini. Pun perlu merujuk kepada buku-buku sejarah Eropa mengenai Perang Dunia ke-2 karena hal tersebut berkaitan erat. Intinya adalah, Barcelona yang bertempat di daerah Katalan memiliki idealisme republik, federalis berbeda dengan Real Madrid yang memiliki idealisme Fasis, sentralis, konservatif dan nasionalis yang dipimpin oleh diktaktor Jendral Franco. Republikan sendiri pada masa itu di sokong oleh Prancis, Meksiko dan USSR (Rusia) dan Nasionalis di dukung oleh Italia, Jerman (Nazi) dan Portugal. Perang ini terjadi pada tahun 1936-1939 dan dimenangkan oleh Nasionalis.
Untuk lebih lengkapnya, nanti akan saya bahas mengenai sejarah ini. di artikel yang lain.

Cristiano Ronaldo 


Penaldo
Entah kenapa, semua pemain Barcelona sangat jauh dari kata poser. Para pemain Barcelona yang berlabel super-star, selalu rendah hati, murah senyum dan tidak membuat orang lain jijik.
Untung pada awal kepemimpinan Joan Laporta Barcelona tidak jadi membeli David Beckam yang merupakan simbol dari poser. Tetapi membeli Ronaldinho yang lebih mumpuni dalam skill dan sikap. Meski pada akhirnya Ronnie mengalami kekurang-disiplinan, namun setidaknya Ronnie memberi suatu pelajaran yang amat besar bagi calon legenda Barcelona, Lionel Messi.
Cristiano memang memiliki skill yang bagus, tetapi Cristiano memiliki sifat terlalu egois yang bagi Barcelona sifat tersebut tidak sesuai dengan filosofis. Pun Cristiano sering melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan di lapangan. Pun bagi sebagian besar cules, agak aneh jika mengidolakan laki-laki yang pesolek.


Title Juara


 
Perayaan Copa del Rey 2010/2011
"Kami memiliki lebih banyak tropi dibanding Barcelona". Suka atau tidak, kalimat tersebut sering diucapkan oleh Madridista jika kehabisan kata-kata dalam berdebat. Real Madrid memang memiliki lebih banyak tropi di Liga Champion dengan 9 buah dan 31 titel juara La Liga. Namun terakhir kali mereka menjuarai sebuah kompetisi adalah ketika Copa del Rey di musim 2010/12. Pun piala di kejuaraan itu rusak terlindas oleh bus ketika perayaan. Sangat menyedihkan.
Sedangkan di sisi lain, Barcelona mencatatkan diri sebagai penyandang juara terbanyak dalam 1 musim kompetisi dengan raihan 6 piala dalam 1 musim. Ini merupakan pertama kalinya terjadi di dunia.

Anti-Football Tactic


Pepe Gemes Ke Tangan Messi Yang Kecil
Bagi Barcelona, kalah adalah haal yang biasa. Namun Barcelona dituntut untuk bermain cantik di setiap pertandingan. Kalah tapi bermain cantik merupakan hal yang bisa dimaafkan.
Bagi Real Madrid, semenjak diasuh oleh Jose Mourinho, menganut sistem defensive yang cenderung kasar. Selalu terjadi banjir kartu kuning dan kartu merah jika kedua tim ini bersua.
Publik Barcelona tentu tidak akan lupa akan insiden penginjakan kaki Messi oleh Pepe. Pun tindakan kasar lainnya terhadap pemain Barca. Mungkin filosofi Real Madrid sekarang adalah "menang, dengan segala cara". Suatu sistem atau dogma yang sangat jauh berbeda dengan Real Madrid pada era sebelum Jose Mourinho. Hanya Madridista sejati yang tau perbedaan hal ini dan mau mengakuinya.

Pembajakan

Luis Figo
Dimana-mana, yang namanya sangat dilarang. Hal ini pun terjadi di klub sepakbola. Banyak alasannya. Soal kecewa terhadap manajemen atau termakan janji-janji sang rival atau karena dibawah paksaan. Figo adalah salah satunya. Para "pembelot" akan mendapat chant "khusus" dari cules seperti chant "saviola". Atau bisa berupa teror ketika bertanding di Camp Nou, seperti yang terjadi kepada Figo dengan aksi pelemparan kepala babi.
Real Madrid yang memiliki sisi finansial surplus, lebih memilih membeli pemain yang telah"jadi", dibanding membina generasi muda. Sebetulnya cara ini sah saja. Tetapi akibatnya seperti Real Madrid saat ini. Memiliki total gaji pemain tinggi, tidak berimbang dengan titel.