Cruyff pun faham betapa beratnya menjadi pelatih Barca. Selain karena tuntutan untuk selalu menang, bermain cantik, serta harus mengontrol ego ruang ganti pemain yang sangat melelahkan. Semua orang tahu bagaimana susahnya mengatur Ibra dan Messi dalam satu tempat. Bahkan Ibra membuka konfrontasi dengan Pep perihal "kegagalannya" di Barcelona karena Pep mengistimewakan Messi. Sebetulnya wajar juga jika Pep memberi perhatian khusus pada Messi. Selain karena memiliki jalan yang masih panjang, pun Messi memiliki potensi yang lebih dasyat dibanding Ibra. Jika kita berada dalam posisi Pep, tentu saja kita akan memilih Messi. Masuk akal!
Selain hal diatas, ada juga rumor tentang Chelsea yang memberi cek kosong serta kontrol penuh terhadap skuad Stamford Bridge. Bahkan Pep pernah akan bertemu para petinggi Chelsea, namun memutuskan untuk membatalkan pertemuan tersebut. Saya melihat hal tersebut sebagai loyalitas & hal yang etis karena Pep masih terikat kontrak dengan Barcelona. Meski Pep sendiri mengatakan bahwa dirinya menginginkan rehat dari kepelatihan pada bulan Oktober lalu, namun ide tersebut ditolak oleh board.
Jadi apa sebenarnya alasan Pep tidak memperpanjang kontraknya? Jika saya lihat, sebetulnya Pep punya masalah dengan board. Hal ini bisa dilihat ketika bulan September 2011 lalu. Atau mungkin juga bisa bermasalah sejak 2010 lalu ketika pemilihanpresiden telah usai. Sebetulnya apa masalahnya sampai-sampai Pep membalikan badannya ketika tawaran gaji yang menggiurkan disodori dihadapannya? ROSELL.
Ketika Laporta menjabat sebagai presiden, Pep diberi kekuasaan penuh terhadap tim. Apapun keputusan Pep, board mendukung. Kalo diibaratkan, Pep laksana raja yang bisa berbuat apa saja, dan Laporta yang akan melaksanakannya dan mengurus semuanya dan Rosell adalah pelaksana kemauan Pep. Termasuk dalam hal penjualan Ronaldinho dan Deco. Semua orang dulu beranggapan bahwa Pep membuat blunder dengan melepas Dinho dan Deco yang perannya sangat vital di Barca. Namun Laporta menyetujui penjualan keduanya dengan alasan menyelamatkan kestabilan klub. Atau lebih tepatnya untuk menyelamatkan aset mereka yang berpotensi tinggi dari pengaruh buruk, yaitu Lionel Messi. Pep pun melakukan pembelian yang besar dengan membeli Dani Alves dari Sevilla. Sebetulnya harga Alves memang pantas, namun klausulnya cukup memberatkan, yaitu berbagai bonus bagi Sevilla jika Barca juara dan penampilan Alves. Total transfer Alves adalah 41 juta Euro.. Itu belum termasuk gajinya yang lumayan tinggi. Apakah board peduli?? Tidak. Asalkan Pep senang, mereka akan dengan senang hati memberi apa saja bagi Pep. Termasuk juga pembelian Ibra yang fantastis, namun gagal secara personal. :D
Apa hasil dari kebijakan Laporta tersebut?? Piala dan tentu saja uang hasil dari keikutsertaan Barca dalam berbagai ajang.
Masih inget dengan kesepakatan Barca dengan UNICEF? Barca diwajibkan membayar "donasi" sebesar 1,5 juta Euro atau 0,7% dari income Barcelona. Sebetulnya keputusan Laporta untuk menggaet UNICEF mendapat tentangan dari socis yang menginginkan jersey bersih dari sponsor sesuai tradisi Barca yang sudah berlangsung selama 113 tahun. Namun karena ini adalah amal, maka kebijakan Laporta ini disetujui. Padahal saya melihat ini sebagai cara cerdik Laporta untuk pemasaran. Bukankah fans akan lebih bangga jika mereka mengetahui jika klub memberi donasi yang cukup besar bagi anak-anak? Bisa di sebut ini adalah promosi terselubung atau bisa juga disebut "pentasbihan" sebagai klub yang dermawan. :D Apapun itu, cara ini cukup sukses dalam menarik fans baru untuk mencintai Barca. :)
Sedangkan Rosell mengkontrak Qatar Foundation dengan nilai kontrak 171 juta Euro dengan jangka waktu kontrak selama 5 tahun. Keputusan Rosell tersebut mendapat kecaman dari Laporta dan Cruyff yang beralasan menjual space di jersey demi keuntungan. Beragam rumor keluar dari kebijakan Rosell tersebut. Ada yang bilang jika Rosell tidak meminta persetujuan socis sebelum meneken kontrak dengan Qatar Foundation. Namun ketika rapat khusus member, para anggota setuju dengan kesepakatan tersebut, Mengingat Barca membutuhkan suntikan dana demi menyeimbangkan neraca finansial. Laporan keuangan Barcelona di bulan 2010 menyebutkan jika Barca memiliki hutang sebesar 369,5 juta Euro dengan kerugian di musim 2009/10 sebesar 64,36 juta Euro.
Dalam dunia perbankan, ada namanya yang disebut kesanggupan. Jika kita memiliki hutang sebesar 2 miliar namun kita memiliki income sebesar 5 miliar perbulan, maka kita akan boleh meminjam uang lagi ke bank tersebut. Namun jika kita memiliki hutang sebesar 100 ribu rupiah, dan kita pengangguran, believe me, debt collector bakalan jadi tamu sehari-hari. Di sini saya melihat Barca memang memiliki hutang yang besar, namun juga memiliki pendapatan yang besar dari berbagai hal, tidak termasuk sponsor di jersey. Maka akan sangat wajar jika Barca meminjam lagi uang ke bank. Tapi mungkin memang tidak akan cukup menolong Barca dari sisi finansial kedepannya. Lagipula, semua klub pasti memiliki hutang. Entah itu hutang klub atau hutang pemilik klub yang dibebankan kepada klub. Kecuali Manchester City, Chelsea dan Malaga mungkin.
Dari kasus Qatar Foundation ini, terjadi perselisihan antara Laporta dengan sang mantan wakilnya, Rosell. Pep kala itu menengahi mereka dengan berharap semuanya berdamai demi Barca.
Apakah perselisihan mereka telah usai? Sepertinya tidak. Rosell berniat mengajukan Laporta beserta 7 orang mantan board di era Laporta dengan tuduhan penggelapan/kerugian (fiscal malfeasance) finansial Barcelona ketika Laporta menjabat sebagai presiden. Laporta pun memasang kuda-kuda dengan tuntutan Rosell tersebut dengan menuntut balik Rosell dengan pasal fitnah.
Setelah pertandingan melawan Atletico Madrid di jornada 6 di musim 2010/11 yang berkesudahan 5-0 untuk Barca, Pep mengeluarkan statement yang terkesan membela Laporta. Wajar juga jika Pep membela Laporta, mengingat Pep diangkat menjadi pelatih Barca Athletic dan pelatih tim utama karena peran Laporta. Namun komentar Pep tersebut lebih karena kita mesti menghargai Laporta yang sudah menarik, mencuci dan membersihkan Barca dari keterpurukan oleh Gaspart. Pep meminta kita untuk menghargai Laporta atas segala yang Laporta lakukan terhadap Barca. Dan apa yang Pep coba katakan tersebut memang sudah sepantasnya. Jika kita lihat-lihat, sebetulnya apa yang Laporta dapat adalah warisan dari Gaspart. Hutang yang menumpuk serta minim raihan tropi. Laporta menunjukan Barcelona jalur yang benar untuk menjadi juara.
Komentar Pep tersebut sontak saja membuat Rosell berang. Pada pertandingan kontra BATE Borisov, tensi antara Pep dan Rosell menurun setelah Pep mengeluarkan komentar bahwa dirinya tidak berniat membuat Rosell marah karena statementnya. Namun karena lebih ke menjaga keharmonisan tim.
Bagi saya permintaan maaf Pep tersebut lebih karena hal kesopanan (etis), menjaga keharmonisan tim dan menyelamatkan citra positif Barca di mata fans dan media-media yang berafiliasi ke Real Madrid.
Di bulan Oktober, Pep mengatakan bahwa dirinya di Barcelona sudah mendekati penghujung. Dari perkataan Pep tersebut mengisyaratkan Pep tidak akan memperpanjang kontrak.
Ketika muncul masalah baru yang menyudutkan Laporta dan Barcelona terkait perkataan Alfons Godall yang mengatakan bahwa Barca diuntungkan oleh wasit, Rosell hanya diam. Tidak ada sanggahan yang berarti dari dia. Perlu diketahui bahwa kasus ini lebih karena politik semata. Barca dan Laporta mendukung pemilihan kembalinya Angel Maria Villar yang sudah memimpin RFEF selama 20 tahun lebih. Kenapa saya bilang ini hanya politik semata, karena jika Gerardo Gonzales terpilih maka Real Madrid akan diuntungkan oleh para wasit. Florentino Perez kala mendukung penuh Gonzales dalam pemilihan RFEF. Agar jalan Barca tetap mulus, maka Laporta mendukung Villar. Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, ini adalah politik. Politik memang terkesan kotor. Namun politik adalah satu-satunya cara manusia untuk mencapai tujuannya dalam bersosialisasi.
Barcagate ini lebih ke "Barca yang untung atau Real Madrid yang diuntungkan?". Dan ternyata Villar (baca: Barca) yang menang. Real Madrid (Madridista) hanya memblow-up masalah ini tanpa melihat bahwa diri mereka sendiri terekspos. Ibarat kata membuka borok orang lain, namun juga memperlihatkan pantat diri sendiri. :D
Ketika Pep memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya bersama Barca, Rosell langsung mengumumkan Tito sebagai pengganti Pep. Padahal Pep kala itu meminta Rosell untuk tidak mengumumkan penunjukan Tito terlebih dahulu. Mungkin maksud Pep adalah agar terjadi keharmonisan di dalam tubuh skuad. Namun Rosell menepis permintaan terakhir Pep. Para pemain yang menghadiri konfrensi pers Pep tidak mengetahui bahwa Tito adalah pengganti Pep. Entah apa yang ada di pikiran Xavi waktu itu. :D
Laporta kemudian bereaksi dengan menyalahkan Rosell yang tidak bisa mencegah perginya Pep dan berkata bahwa penunjukan Tito adalah karena kepanikan board yang tidak mempunyai calon lain selain Tito. Mungkin maksud Laporta adalah sebagai balas budi atas pembelaan Pep terhadap dirinya. Dan memang Rosell kurang bisa menahan kepergian Pep. Saya melihat kepergian Pep ini karena kekurang-akuran Pep dengan Rosell.
Sebetulnya Laporta dan Rosell dahulu pernah bekerja sama. Laporta sebagai presiden, Rosell sebagai wakil presiden. Itu terjadi di tahun 2003 lalu. Kala itu, Rosell yang melakukan dealing dengan pihak PSG untuk pembelian Ronaldinho, yang akhirnya dibantu oleh produsen alat-alat olahraga, Nike. Namun di tahun 2005 Rosell mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan wakil presiden dengan alasan Laporta menyimpang dari rencana semula untuk klub. Saya masih bingung apa maksud dari "rencana semula". Apakah rencana pembelian David Beckam dari Manchester United yang akhirnya dibeli oleh Real Madrid atau mungkin dari sisi finansial. Saya melihat wacana pembelian David Beckam tidak lebih dari slogan kampanye Laporta belaka. Laporta tidak benar-benar niat membeli Becks. :D Karena ada rumor jika jabatan presiden tidak mendapat salary, namun mendapat fasilitas dari klub seperti pesawat jet pribadi dan lain-lainnya.
Pengunduran diri Rosell ini menjadikan dirinya oposisi Laporta. Banyak kebijakan Laporta yang asalnya dari keinginan Pep, ditentang oleh Rosell. Termasuk diantaranya penjualan Ronaldinho, Deco dan Eto'o yang menurut Rosell, akan dipertahankan untuk tetap berada di klub jika dirinya menjadi presiden. Rosell pun mempertanyakan keinginan Pep dan Laporta untuk mengkontrak Arshavin, yang akhirnya berlabuh ke Arsenal. Namun Rosell dan Laporta satu suara dalam hal UNICEF dan pemilihan Pep sebagai pelatih.
Ketika akhirnya Rosell menjabat sebagai presiden Fc Barcelona di tahun 2010 setelah menjatuhkan Laporta dalam sidang socios dengan mosi tidak percaya yang digalang oleh Oriol Giralt yang didukung oleh Rosell. Pada 1 July 2010, Rosell menjabat presiden Fc Barcelona yang baru. Tugas pertama Rosell ketika menjabat adalah mencopot gelar presiden kehormatan Johan Cruyff, pada tanggal 3 July 2010. Itu artinya 2 hari setelah Rosell menjabat presiden. Alasan utama Rosell adalah karena pentasbihan Cruyff sebagai presiden kehormatan Fc Barcelona tidak melalui voting socios dan karenanya tidak sah. Sungguh, ini membuat saya jijik. Bukan karena saya mengidolakan Cruyff, namun saya melihat jasa-jasa Cruyff baik yang tersurat atau tersirat. Memang, dalam peraturan Fc Barcelona di pasal 16 hanya tercantum tentang member kehormatan, bukan presiden kehormatan. Member kehormatan adalah sama seperti yang diberikan kepada pimpinan tertinggi Gereja Katolik, Paus.
Sebelumnya ditanggal 29 Juni 2010, mantan pemain Barca seangkatan Pep yang menjadi Direktur Olahraga Txixi Birgistain mengumumkan pengunduran dirinya karena tidak sefaham dengan presiden terpilih, Sandro Rosell. Posisi ini kemudian dipegang oleh Zubizarreta sampai sekarang.
Dari sebagian data yang saya tulis diatas, ada beberapa hal yang bisa saya simpulkan. Yaitu Pep lebih condong ke Laporta daripada ke Rosell, Laporta lebih berani dibanding Rosell, Laporta lebih memberi kebebasan penuh ke Pep yang merupakan impian semua pelatih di semua klub, Rosell tidak mengcounter segala macam isu yang berkembang ke Fc Barcelona, Rosell kurang bisa memahami pentingnya harmonisasi ruang ganti pemain dengan beragam tuntuan yang dialamatkan kepada Laporta. Data-data saya diatas jauh dari kata lengkap. Masih banyak yang perlu ditambahi.
Meski begitu, saya cukup memberi gambaran secara garis besar. Bagi saya, Rosell bertanggung jawab terhadap keengganan Pep memperpanjang kontrak. Ya saya tahu, mungkin opini saya cenderung menyalahkan Rosell, karena Laporta sendiri bukan seorang santo. Namun saya berpendapat setelah melihat kepergian Pep yang memberi sebuah inti filosofi bagi Barca dan ketakutan akan prestasi Barca di masa depan. Berlebihan mungkin. :)
FIDELITAT BLAUGRANA SENSE LIMITS!
Sumber: tercantum di link.
Barcagate ini lebih ke "Barca yang untung atau Real Madrid yang diuntungkan?". Dan ternyata Villar (baca: Barca) yang menang. Real Madrid (Madridista) hanya memblow-up masalah ini tanpa melihat bahwa diri mereka sendiri terekspos. Ibarat kata membuka borok orang lain, namun juga memperlihatkan pantat diri sendiri. :D
Ketika Pep memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya bersama Barca, Rosell langsung mengumumkan Tito sebagai pengganti Pep. Padahal Pep kala itu meminta Rosell untuk tidak mengumumkan penunjukan Tito terlebih dahulu. Mungkin maksud Pep adalah agar terjadi keharmonisan di dalam tubuh skuad. Namun Rosell menepis permintaan terakhir Pep. Para pemain yang menghadiri konfrensi pers Pep tidak mengetahui bahwa Tito adalah pengganti Pep. Entah apa yang ada di pikiran Xavi waktu itu. :D
Laporta kemudian bereaksi dengan menyalahkan Rosell yang tidak bisa mencegah perginya Pep dan berkata bahwa penunjukan Tito adalah karena kepanikan board yang tidak mempunyai calon lain selain Tito. Mungkin maksud Laporta adalah sebagai balas budi atas pembelaan Pep terhadap dirinya. Dan memang Rosell kurang bisa menahan kepergian Pep. Saya melihat kepergian Pep ini karena kekurang-akuran Pep dengan Rosell.
Sebetulnya Laporta dan Rosell dahulu pernah bekerja sama. Laporta sebagai presiden, Rosell sebagai wakil presiden. Itu terjadi di tahun 2003 lalu. Kala itu, Rosell yang melakukan dealing dengan pihak PSG untuk pembelian Ronaldinho, yang akhirnya dibantu oleh produsen alat-alat olahraga, Nike. Namun di tahun 2005 Rosell mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan wakil presiden dengan alasan Laporta menyimpang dari rencana semula untuk klub. Saya masih bingung apa maksud dari "rencana semula". Apakah rencana pembelian David Beckam dari Manchester United yang akhirnya dibeli oleh Real Madrid atau mungkin dari sisi finansial. Saya melihat wacana pembelian David Beckam tidak lebih dari slogan kampanye Laporta belaka. Laporta tidak benar-benar niat membeli Becks. :D Karena ada rumor jika jabatan presiden tidak mendapat salary, namun mendapat fasilitas dari klub seperti pesawat jet pribadi dan lain-lainnya.
Pengunduran diri Rosell ini menjadikan dirinya oposisi Laporta. Banyak kebijakan Laporta yang asalnya dari keinginan Pep, ditentang oleh Rosell. Termasuk diantaranya penjualan Ronaldinho, Deco dan Eto'o yang menurut Rosell, akan dipertahankan untuk tetap berada di klub jika dirinya menjadi presiden. Rosell pun mempertanyakan keinginan Pep dan Laporta untuk mengkontrak Arshavin, yang akhirnya berlabuh ke Arsenal. Namun Rosell dan Laporta satu suara dalam hal UNICEF dan pemilihan Pep sebagai pelatih.
Ketika akhirnya Rosell menjabat sebagai presiden Fc Barcelona di tahun 2010 setelah menjatuhkan Laporta dalam sidang socios dengan mosi tidak percaya yang digalang oleh Oriol Giralt yang didukung oleh Rosell. Pada 1 July 2010, Rosell menjabat presiden Fc Barcelona yang baru. Tugas pertama Rosell ketika menjabat adalah mencopot gelar presiden kehormatan Johan Cruyff, pada tanggal 3 July 2010. Itu artinya 2 hari setelah Rosell menjabat presiden. Alasan utama Rosell adalah karena pentasbihan Cruyff sebagai presiden kehormatan Fc Barcelona tidak melalui voting socios dan karenanya tidak sah. Sungguh, ini membuat saya jijik. Bukan karena saya mengidolakan Cruyff, namun saya melihat jasa-jasa Cruyff baik yang tersurat atau tersirat. Memang, dalam peraturan Fc Barcelona di pasal 16 hanya tercantum tentang member kehormatan, bukan presiden kehormatan. Member kehormatan adalah sama seperti yang diberikan kepada pimpinan tertinggi Gereja Katolik, Paus.
Sebelumnya ditanggal 29 Juni 2010, mantan pemain Barca seangkatan Pep yang menjadi Direktur Olahraga Txixi Birgistain mengumumkan pengunduran dirinya karena tidak sefaham dengan presiden terpilih, Sandro Rosell. Posisi ini kemudian dipegang oleh Zubizarreta sampai sekarang.
Dari sebagian data yang saya tulis diatas, ada beberapa hal yang bisa saya simpulkan. Yaitu Pep lebih condong ke Laporta daripada ke Rosell, Laporta lebih berani dibanding Rosell, Laporta lebih memberi kebebasan penuh ke Pep yang merupakan impian semua pelatih di semua klub, Rosell tidak mengcounter segala macam isu yang berkembang ke Fc Barcelona, Rosell kurang bisa memahami pentingnya harmonisasi ruang ganti pemain dengan beragam tuntuan yang dialamatkan kepada Laporta. Data-data saya diatas jauh dari kata lengkap. Masih banyak yang perlu ditambahi.
Meski begitu, saya cukup memberi gambaran secara garis besar. Bagi saya, Rosell bertanggung jawab terhadap keengganan Pep memperpanjang kontrak. Ya saya tahu, mungkin opini saya cenderung menyalahkan Rosell, karena Laporta sendiri bukan seorang santo. Namun saya berpendapat setelah melihat kepergian Pep yang memberi sebuah inti filosofi bagi Barca dan ketakutan akan prestasi Barca di masa depan. Berlebihan mungkin. :)
FIDELITAT BLAUGRANA SENSE LIMITS!
Sumber: tercantum di link.
bagus bgt om tulisannya! salut!
BalasHapus@Anonim hahahaha makasih. saya masih nubie koq. :$
BalasHapuskang Marvin, mau minta pendapatnya dunk. Rosell mengontrak Qatar Foundation dengan alibi untuk menstabilkan/menyelamatkan financial Barca yg hampir colapse,apa ada cara lain selain itu? jika pihak Socis tetap 'keukeuh' untuk mempertahankan tradisi bahwa jersey barca harus bersih dari sponsor ?
BalasHapus@little_zen Denga sedih, saya pikir tidak ada cara lain selain hal itu . Karena banyaknya expense Barca. Namun saya yakin kedepannya sponsorship ini bisa hilang.
BalasHapusMengenai socios yg ga mau tulisan Qatar, saya kurang tau. namun yg datang ke rapat member tersebut hanya didatangi 3000 orang dari 170.000 orang socios di seluruh dunia. So, bisa saja socios yang datang adalah "pengikut" Rosell. :D
gw rasa rosel make kebijakan bisnis..
BalasHapus@Anonim Kurang tepat. Meski gaji Pep tinggi, tapi bisa BEP. Coba baca artikel yg http://rockinmarvin.blogspot.com/2012/06/barcelona-dan-internet.html
BalasHapusSecara gamblang saya menjelaskan prestasi = uang. :)