ROSELL, PEP DAN LAPORTA

Pada awalnya saya dapat menerima alasan Pep tidak memperpanjang kontrak karena Pep ingin istirahat. Alasan Pep tersebut terkesan wajar dan memang masuk akal. Barcelona adalah tim dengan ekspektasi tinggi, terutama jika menyangkut el clasico dan level Eropa. Pep mungkin merasa capek dengan ekspektasi dan harapan fans yang ingin melihat Barcelona menjuarai La Liga, Liga Champion atau mengalahkan Real Madrid. Namun ketiga hal tersebut hilang begitu saja musim 2011/12. Kalah dari Chelsea di Stamford Bridge, kalah dari Real Madrid di Camp Nou dan seri di Camp Nou ketika menjamu Chelsea. Ya kalian lebih tahu ceritanya kemudian dibanding saya. :D


Tapi  Joan Laporta melihat hal lain dari "capek"-nya Pep. Yaitu diamnya Sandro Rosell jika Barca di fitnah oleh hal-hal absurd yang dimuat oleh media-media, terutama media berbasis di Madrid. Masih ingat Barca-gate? Kasus dopping? Kasus wasit? Kasus pencolokan mata oleh Mou? Dan kasus-kasus lain yang saya sendiri lupa. Apa reaksi Rosell? Diam. :#
Sebetulnya wajar jika Rosell diam, karena sejatinya Rosell adalah pebisnis, bukan seperti Laporta yang seorang pengacara dan biasa berdebat serta tahu batasan mana saja hal-hal yang diluar kendali. Tapi opini "Rosell adalah pebisnis, bukan pendebat" adalah absurd. Kebebasan mengutarakan pendapat harusnya dipegang Rosell. Speak-up terhadap apapun, bukannya diam.
Mungkin diam adalah emas, namun Rosell harus melihat dampak dari isu-isu tersebut terhadap para pemain dan fans. "Anjing menggonggong kafilah pun berlalu"? Kadang kafilah mesti fight back jika menyangkut harga diri.

Tidak lama kemudian muncul laporan terbaru di Mundo Deportivo. Artikel karya Salvador Sostres ini mengungkap hal "sebenarnya" dari kasus Pep yang tidak memperpanjang kontraknya. Bagaimana hubungan Pep dengan manajemen serta hubungan Pep dengan para pemain. Entah benar atau tidak, namun manajemen sepertinya kebakaran jenggot dan berniat menuntut Mundo Deportivo karena artikel tersebut. Manajemen menyebut Sortres sebagai pembohong dengan adanya artikel tersebut. Tetapi kenapa Rosell mesti kebakaran jenggot dan panik?? Bukannya dahulu dia hanya diam? Sepertinya Rosell terlalu mengambil hati di kasus ini, namu diam seperti orang bisu. :#

Sebetulnya ada hal yang menarik dari terpilihnya Rosell menjadi presiden. Yaitu hengkangnya beberapa orang yang dahulu bekerja bersama Laporta. Mungkin Rosell ingin membersihkan manajemen dari rezim Laporta. Namun jika teori saya itu benar adanya, maka Pep pun harus disingkirkan karena Pep mendapat posisi pelatih di Barca Athletic karena Laporta, pun Pep adalah pelatih tim utama dari tahun 2008 ketika Laporta masih menjabat sebagai presiden. Lebih dari itu, Rosell menarik presiden kehormatan Cruyff yang menurut saya pribadi adalah hal yang menjijikan, memalukan dan menunjukan kesombongan Rosell.
Terlepas dari hal diatas, Pep kecewa dengan permintaan terakhir Pep yang tidak dikabulkan oleh Rosell. Pep meminta agar Rosell tidak mengumumkan Tito sebagai pelatih terlebih dahulu, namun menunggu sampai beberapa waktu. Mungkin maksud Pep adalah agar Tito tidak merasa tertekan atau apalah itu.

Untuk selanjutnya, saya hanya bisa menerka kemana kasus ini akan berjalan. Laporta pernah berkata jika dia tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden lagi. Namun jika di musim 2012/13 kondisi Barcelona memburuk, maka saya akan sangat mendambakan kembalinya Joan Laporta ke kursi kepresidenan. Barca butuh kepemimpinan yang tegas.



PRIMER EL BARCA