ARC ENEMY; JOSE MOURINHO

El clasico dari 3 musim terakhir ini selalu menarik untuk disimak. Lebih menarik daripada el clasico sebelumnya. Karena faktor perang urat syaraf ikut bercampur aduk dengan intensenya pertandingan. Yups. Sejak era Jose Mourinho mengambil alih kursi kepelatihan Real Madrid, pertarungan antara 2 raksasa Spanyol terasa sayang untuk dilewati.

Bagi kubu Fc Barcelona sendiri, sosok pelatih berkebangsaan Portugal tersebut sangatlah tidak asing lagi. Datang ke kota Barcelona sebagai assisten dari sir Bobby Robson di awal musim 1996/97 sebagai penerjemah bahasa Portugal ke bahasa Inggris. Kala itu memang di Barca banyak pemain berkewarganegaraan Brazil dan Portugal. Setidaknya ada 5 orang yang berbahasa nasional Portugal, diantaranya Vitor Baia, Luis Figo, Giovanni, El Phenomeno Ronaldo dan Fernando Couto. Direksi dan sir Bobby menganggap penting untuk memiliki penterjemah karena pemain-pemain diatas sangatlah vital bagi tim. Memang, 1 musim kepelatihan sir Bobby dengan Jose Mourinho memang fantastis. Sanggup memenangkan Super Spanyol, Copa del Rey dan Winners Cup. Padahal "status" sir Bobby kala itu hanya sebagai pelatih pengganti sementara, menunggu Louis van Gaal merapat ke tim Katalan.

Tentu saja, keberhasilan sir Bobby di Fc Barcelona tidak bisa lepas dari campur tangan Jose Mourinho yang menterjemahkan semua perkataan sir Bobby kepada para pemain berbahasa Portugal. Pun kala sir Bobby melatih Fc Porto, sosok Jose Mourinho tidak bisa lepas begitu saja dari kesuksesan klub yang berasal dari kota Porto tersebut. Meski keduanya tidak begitu sukses di Sporting Lisbon kala keduanya bertemu di musim panas 1992.

Karakteristik sir Bobby di Fc Barcelona adalah memberikan kebebasan bagi tim dan fokus kepada penyerangan atau finishing. Tim akan berlatih berulang-ulang mengenai skema penyerangan. Nah, untuk bagian bertahan, maka Jose Mourinho-lah yang ditugasi. Kapasitas Mourinho memang sebagai penterjemah, namun memiliki pengetahuan mengenai kepelatihan karena dirinya pernah melatih tim junior Vitoria Setubal dan menjadi assisten pelatih di tim kecil Estrela da Amadora. Peran Mourinho untuk menciptakan benteng pertahanan dan analisis calon lawan Fc Barcelona, suatu saat akan dipakai untuk melawan Fc Barcelona sendiri.

Jose Dengan Sang Mentor, sir Bobby Robson (RIP)
Ketika sir Bobby diberhentikan oleh Lluis Nunez dan dikontrak oleh klub Belanda, PSV Eindhoven, Jose Mourinho pun ingin turut serta bersama sang gurunya tersebut. Namun legenda Newcastle United tersebut menyarankan agar Mourinho menerima tawaran Barca untuk menjadi assisten pelatih Louis van Gaal agar mendapat pengalaman dan pelajaran lain. Pun karena sir Bobby merekomendasikan Mou sebagai assisten pelatih agar kontinyuitas di tim berlanjut dan perubahannya tidak begitu terasa diantara kedua pelatih kawakan ini.

Louis van Gaal sendiri, pada awalnya terpaksa memakai Mourinho sebagai assisten pelatih untuk jangka waktu satu musim dan akan mengganti di musim berikutnya. Bagi yang mengikuti sepak-terjang Louis van Gaal dari pra-Barca 1997/98, mungkin akan kaget dan ragu karena mau menerima assisten pelatih yang masih hijau seperti Mourinho. Sedangkan van Gaal sendiri terkenal dengan tangan besi dan kadang memiliki kepercayaan diri berlebih. Namun van Gaal melihat kepintaran Mourinho di musim 1997/98, dan memutuskan untuk memperpanjang kerjasama diantara keduanya, meski van Gaal sendiri memiliki assisten pelatih yang bernama Gerrard van Der Lem.

Van Gaal memberi kebebasan kepada Jose Mourinho untuk menjadi pelatih tim Barca B dan tim utama untuk pertandingan-pertandingan persahabatan. Tentu saja ini cukup membantu Jose Mourinho agar terbiasa membawa tim dengan mega bintang.Yes, Mourinho belajar banyak ketika menjadi assisten Louis van Gaal. Mou belajar ketika Rivaldo menolak bermain sebagai wing kiri saat van Gaal memintanya. Mou belajar bagaimana memainkan psikologi lawan. Pun Mou belajar salah satu filosifi sepakbola, total football.

Di tahun 2000, Mou mendapat tawaran sebagai assisten pelatih Jupp Heynckes di Benfica. Namun setelah berkonsultasi dengan Louis van Gaal, akhirnya Mourinho menolak tawaran Benfica. Kala itu van Gaal berkata " Tidak. Jangan pergi. Beritahu jika mereka menginkan pelatih utama, maka kamu akan pergi. Jika mereka menginginkan assisten pelatih, maka kamu akan tinggal (di FCB)". Suatu ikatan khusus tercipta diantara murid dengan sang guru. Pun tawaran sir Bobby untuk menjadi penerusnya di posisi pelatih kepala Newcastle United, jika Mourinho mau bersabar selama 2 tahun menjadi assiten pelatih tidak membuatnya bernafsu. Jose sudah tidak sabar menjadi pelatih kepala.

Mengenai hubungan dengan van Gaal dan sir Bobby, Mou memang berhutang banyak kepada mereka. Ketika sir Bobby sedang sekarat, Mou menolak bertemu dengannya. Mou tidak ingin mendengar suara sir Bobby yang sedang kesakitan, dan bisa merusak kenangan dirinya bersama sir Bobby. Pun ketika Inter Milan bertemu Bayern Munich yang dilatih oleh van Gaal. Kedua pelatih saling menaruh rasa hormat. Bahkan van Gaal sendiri tidak kaget dengan karir kepelatihan Jose Mourinho yang meroket ke angkasa dengan cepat. Van Gaal tahu jika muridnya ini memiliki bakat spesial.

Fast forward sampai musim semi 2007. Kala itu performa Fc Barcelona sedang mengalami kemunduran karena konflik di ruang ganti pemain. Waktu itu Fc Barcelona ada di posisi keempat sedangkan Real Madrid ada di posisi pertama. Dengan selisih poin yang cukup besar dengan Real Madrid dan ditambah dengan performa Frank Rijkaard di musim sebelumnya, maka sudah saatnya bagi direksi Fc Barcelona mengganti Frank Rijkaard. Cepat atau lambat. Sebuah nama keluar, yaitu Jose Mourinho. Pelatih yang pernah mengalahkan Fc Barcelona di Liga Champion Eropa kala dengan menunggangi Chelsea dengan aggregat 3-2 di fase grup.

Agen Jose Mourinho yang bernama Jorge Mendes tahu, jika Fc Barcelona sedang mencari kandidat pelatih. Maka Mendes melakukan pendekatan secara intens ke pihak Fc Barcelona. Perlu diketahui jika sosok Jorge Mendes bukan orang yang baru bagi Barca. Para mantan pemain Barca seperti Deco dan Rafael Marquez diageni oleh Mendes. Pun pemain fenomenal yang kelak akan menjadi musuh publik Camp Nou dan sempat ditawarkan ke Barca pada tahun 2003, Cristiano Ronaldo dan Pepe.

Mendes selalu menghubungi Marc Ingla yang merupakan tangan kanan dari presiden Laporta dan anggota dari Le L'Elefant Bleu. Karena tekanan yang hebat di intern Barca, maka Ingla dan Txiki Bergiristain mengikuti kemauan Jorge Mendes untuk bertemu dengan Jose Mourinho yang kala itu pengangguran setelah dipecat oleh Roman Abramovich. Karena media massa Spanyol sangat dekat dengan pihak Barca, maka pertemuan dengan The Special One ini diatur di Lisbon, Portugal. Untuk menuju Lisbon, Ingla dan Txiki pun pergi dengan diam-diam, khawatir rencana mereka bocor ke publik.

Pertemuan pun dilaksanakan di sebuah hotel, meski Ingla dan Txiki tidak yakin jika Mourinho adalah orang yang tepat sebagai pelatih Fc Barcelona. Sejak awal mereka memang sudah tidak yakin. Tapi mereka tetap berangkat ke Lisbon hanya untuk meyakinkan diri mereka sendiri. Meski taruhannya tinggi, rencana mereka bocor ke media massa dan hal itu bisa mengganggu stabilitas tim. Media massa pun tidak bodoh. Media massa Katalan yang pro-Barca mengetahui tentang semua ini dan mereka hanya menulis artikel "Ingla dan Txiki Mempunyai Misi Khusus", tanpa merinci lebih dalam. Setidaknya kita harus berterima kasih pada mereka. =))

Saat yang dinantikan telah tiba. Bertemu 6 mana untuk membicarakan kemungkinan Mourinho menjadi pelatih Fc Barcelona. Txiki dan Ingla menyodorkan 9 poin kriteria yang mereka cari dari sosok calon pelatih blaugrana. 9 poin tersebut, diantaranya:

  1. Menghormati model dari manajemen olahraga Fc Barcelona. 
  2. Gaya bermain. 
  3. Nilai-nilai yang harus dikenalkan kepada tim utama. 
  4. Latihan dan performa. 
  5. Menerapkan manajemen aktif di ruang ganti pemain. 
  6. Peerilaku di media massa. 
  7. Berpengalaman. 
  8. Memberi kontribusi dan dukungan terhadap manajemen agar semua kebijakan klub berjalan efektif. 
  9. Hal-hal lainnya (bahasa Spanyol, mengetahu filosofi klub dan memiliki pengalaman di level internasional)
Jika kita mengikuti Jose Mourinho sejak karirnya di Chelsea, Inter Milan dan kelak Real Madrid jika berhadapan dengan Fc Barcelona, maka kita semua tahu poin mana yang tidak bisa diterima oleh The One. Yups. Poin 6. Jose Mourinho menolak dengan mentah-mentah poin tersebut karena merasa tidak cocok dengan karakter kepelatihannya. Sepertinya Jose benar-benar meniru metode kepelatihan Louis van Gaal di musim pertamanya di FCB yang bersikap keras ke media massa. Jose menganggap kegagalan van Gaal di musim keduanya karena van Gaal bersikap lunak pada media massa.

Louis van Gaal y Jose Mourinho
Jose Mourinho memang memiliki ciri khusus dalam cara dia melatih sebuah klub. Perang urat syaraf dan provokasi dirasa penting untuk menjatuhkan moral lawannya. Kontroversi yang akan membuat dirinya menjilat ludah kala berhadapan dengan Josep Guardiola, kelak.
Mengenai metode kepelatihan Mou, sepertinya tercipta pada tahun 2001 kala dirinya sedang menganggur sebelum akhirnya dikontrak Benfica. Mourinho bersumpah tidak akan membuka rahasia metode kepelatihan dan teory kepelatihan yang membuat dirinya sukses sampai sekarang. Rahasia yang di ketik dalam format ms word dan hanya akan diperlihatkan kepada sang anak, Jose Mario junior.

Kekhawatiran Marc Ingla dan Txiki Bergiristain memang beralasan. Fc Barcelona memiliki tradisi yang harus dijaga. Sebuah moral atau etika yang nilainya lebih tinggi daripada sebuah kemenangan. Memang, sama seperti kepercayaan dan seorang sahabat, nama baik sangatlah susah untuk didapatkan, namun begitu mudah untuk dihancurkan. Bahkan salah satu nilai sudah ditanamkan di para akademi La Masia: boleh kalah, yang penting kalah dengan bermain baik (mengikuti semua intruksi pelatih dan menjalankan filosofi klub). Direksi yang dikepalai oleh Laporta, sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan. Anggota Le L'Elefant Bleu memang memiliki keterikatan secara emosional sejak mereka pertama kalinya menyaksikan Johan Cruyff bermain di Camp Nou kala mereka kecil.

Setelah berbicara dengan Jose, maka Ingla dan Txiki kembali ke Spanyol dengan perasaan yang tidak karuan. Mereka tetap beranggapan jika Mourinho bukan orang yang tepat, meski kriteria yang lainnya dapat diterima oleh Ingla dan Txiki. Pada saat rapat direksi, Ingla dan Txiki menolak untuk memperkerjakan Jose Mourinho dengan alasan dapat merusak image klub karena provokasi di media massa. Pun Ingla secara pribadi tidak sreg dengan Jose karena tidak suka dengan kesombongan Jose Mourinho dan selama sesi wawancara, 90% percakapan dilontarkan oleh Jose. Ingla dan Txki hanya diam dan mendengarkan. Ingla dan Txiki tahu jika Jose menginginkan pekerjaan itu, tapi Jose terlalu tinggi hati untuk sedikit menurunkan egonya.

Dan ketika Barca mengumumkan jika Josep Guardiola sebagai pelatih Fc Barcelona untuk musim 2008/09, kontroversi akan tiba. Hanya menunggu waktu.
Sebetulnya Pep tidak masuk dalam bursa calon pelatih. Kala itu Jupp Heynckes, Guus Hiddink, Michael Laudrup, Laurent Blanc, dan Jose Mourinho. Namun karena direksi menginginkan seseorang yang sudah kenal dan tahu Barca sebelumnya, maka Pep lah yang terpilih. Padahal Pep sendiri pernah menyarankan agar mengkontrak Jose Mourinho kepada Ingla langsung, namun jawaban Ingla hanya simpel: "Klub memiliki kriteria khusus untuk pelatih klub dan Jose Mourinho tidak memiliki kriteria tersebut. Dia benar-benar tidak cocok dengan kita. Maaf Pep, saya tidak pernah memilih seorang pelatih sebelumnya".

Musim 2008/09 pun berjalan. Pep menjadi pelatih FCB dan Jose melatih Inter Milan. Namun di musim 2009/10 ketika kedua pelatih akhirnya bertemu. Jose melancarkan kontroversi kembali ke media massa dengan berkata jika para pemain FCB melancarkan tekanan kepada wasit. Padahal kala itu Inter menang 3-1 di Guissepe Meaza. Masalah tambah membesar ketika Jose melatih Real Madrid di musim 2011/12.

Di 12 bulan pertama Jose melatih Real Madrid, hal kerap dilakukannya adalah mengganggu Pep dan skuad Barca. Pada konfrensi pers Liga Champion Eropa di musim tersebut, level kontroversi sudah melampaui batas, karena 4 pertandingan el clasico dalam waktu kurang dari 30 hari. Di liga jornada 32, Real Madrid menahan imbang Barca di Bernabeu dengan skor 1-1. Di level Copa del Rey, Real Madrid menang dengan skor 1-0. Dan di Liga Champion lah keduanya bersitegang.

Permasalahan dimulai ketika Jose mempertanyakan kapasitas Pep Guardiola sebagai pelatih Barcelona. Lebih lanjut, Jose menganggap kemenangan Barca di Liga Champion musim 2008/09 sebagai konspirasi antara wasit dan Barcelona. "Curhatan" Jose dimulai karena faktanya Chelsea yang diarsiteki dirinya tersingkir semifinal di Liga Champion musim 2005/06. Sejak saat itu Jose selalu bersikap sinis terhadap Barca.

Para pemain Barca, Pep sendiri dan direktur teknik Andoni Zubizarreta menyaksikan konfrensi pers Jose di televisi. Pep memang terkenal tidak mau mencari masalah atau terlibat kedalam pusaran kontroversi. Namun karena perkataan Jose sudah melampaui batas, maka Zubi mendatangai Pep dan menasihatinya agar tetap bersikap dingin. Masalah ini harus tetap pada urusan sepakbola, bukan perdebatan antara dua individu.



Esoknya, ketika giliran Pep untuk konfrensi pers setelah Javier Mascherano, para awak media pun langsung meminta komentar Pep terhadap perkataan Jose. Jika kita selama ini melihat Pep yang selalu tersenyum, tidak pernah marah, tidak pernah bersikap sinis dan mendengarkan dirinya melancarkan kata "f**k" atau "p*ta", maka buah jauh-jauh. Ini adalah pertama kalinya kalian menyaksikan Pep yang sedang marah di puluhan kamera televisi dan jurnalis. Meski begitu, Pep tidak membawa hal ini lebih jauh. Tidak melancarkan provokasi kembali. Hanya memperjelas apa yang kubu azulgrana lihat dan rasakan.


Berikut saya tulis sebagian terjemahannya:
Tomorrow at 8:45 we are confronting each other on the pitch, outside the pitch he's won already, he won all year long, this whole season and in the future. I give you the champions outside the pitch, take it home and enjoy it. we will play, we will play, sometimes we will win, sometimes we will lose. Usually he wins, thats his story. But we are comfortable with smaller victories, for wich the world admires us for and we are very proud. Tomorrow at 8:45 we will go out to the pitch and try to play the best football possible. In this room he is the 'fucking boss' he is the one who knows most about the world and i dont want to battle with him for a second. I just remind him that we've been together for four years, he knows me and I know him and with that I'll stay. If he wants to stay with his friends from the press and the media - he has all the right to do so. I only congratulated RM after their victory, for the cup they won (deserved it) on the pitch. I always thought that when they don't understand me its because I didnt explain it properly. then he goes on to talk about the offside... says that they judge the victory/failure on minimal things (an offside by centimeters)
Ketika konfrensi pers usai, Pep mendapat sambutan luar biasa dari para pemain dan staff. Mereka semua memberi tepuk tangan tanda salut kepada Pep yang kali ini membalas ucapan Jose. Bahkan, ada kasak-kusuk jika para pemain saling mengirim pesang singkat yang menyatakan kekagetan para pemain terhadap konfrensi pers Pep.
Setelah hal itu, para pemain Barca selalu mendapat pertanyaan yang sama setiap kali melakukan sesi wawancara, Jose Mourinho. Pique bahkan berkata dirinya sudah bosan selalu ditanyai mengenai Jose Mourinho.

Kontroversi Selanjutnya?
Apakah kontroversi Jose sudah berakhir? Tidak. Yang paling kentara adalah ketika Jose menunggui wasit di parkiran stadion Camp Nou untuk berkata-kata sinis kepada wasit yang dianggapnya pro-Barca. Mungkin yang terkenal adalah kalimat "por que?" dari Jose Mourinho yang mempertanyakan kapasitas wasit yang menjadi pengadil pertandingan Barca. Jose pun memiliki teory mengenai hubungan antara Fc Barcelona, UNICEF dan Jose Angel Villar yang merupakan presiden federasi sepakbola Spanyol dan juga wakil di UEFA. Teory yang sampai saat ini tidak memiliki bukti sahih dan hanya menjadi butiran ludah di mulut Jose Mourinho.

Kontroversi Jose selanjutnya adalah mencolok mata assisten pelatih Pep, Tito Vilanova di ajang Super Cup leg kedua yang mengambil tempat di Camp Nou. Kejadian ini berawal dari kemelut antara pemain Real Madrid dengan Barca setelah Cesc dilanggar Marcelo. Kemudian Ozil dengan David Villa bertengkar. Beberapa menit kemudian Jose mencolok mata Tito dari belakang yang secara refleks dibalas dengan tamparan oleh Tito. Keduanya mendapat hukuman 2 pertandingan Super Spanyol.

Hukuman tersebut akhirnya dicabut ketika kedua kubu bertemu kembali di awal musim 2012/13. Anehnya, sebelum hukuman tersebut dicabut, Jose tidak sedikit pun menyatakan penyesalannya. Namun, ketika Barca memenangkan Copa del Rey dan Real memenangkan titel liga, sikap Jose agak melunak. Jose berkata jika dirinya tidak pantas berbuat seperti itu dengan mencolok mata Tito. Hal yang paling absurd kemudian terjadi, Jose meminta maaf kepada Tito.

Sekarang ini tensi Jose kepada Fc Barcelona sudah berkurang. Mungkin karena Jose sendiri sedang sibuk melawan media massa yang terus mengkritiknya terkait performa Real Madrid yang buruk. Yes, sosok Jose Mourinho memang sosok yang sangat kontroversial bagi Fc Barcelona, Real Madrid dan timnas La Furia Roja. Bahkan cules memiliki chant khusus bagi Jose. Bahkan dipertandingan el clasico di musim 2012/13, fans di Camp Nou menyanyikan lagu khusus yang meminta Jose tetap tinggal di Bernabeu. Itu merupakan sindiran terhadap sikap negatif dan kesombongan Jose Mourinho. Memang harus diakui, sosok Jose Mourinho memberi warna tersendiri di el clasico.

Hubungan Xavi Dengan Iker Sempat Memanas Karena Jose 
Jose Mourinho memang pelatih yang hebat (bukan jenius) dan akan dikenang sepanjang masa. Saya yakin dengan hal itu. Namun karakter arogan dan tidak mau mengakui kekalahan ini lah yang akan menyeret dirinya kedalam masalah. Setidaknya sudah terbukti dengan serangan yang dilancarkan oleh media massa pro-Madrid yang menginginkan Jose keluar dari klub di musim 2012/13.

Entah, namun bagi seorang madridista sejati seperti Guti Hernandez yang mau mengakui keburukan metode kepelatihan Jose bagi Real Madrid, setidaknya sudah cukup jelas bagi para penikmat olahraga sepakbola. Saya sendiri merasa "aneh" dengan Real Madrid yang dilatih The One. Dunno. Mungkin hanya perasaan saya saja.






PRIMER EL BARCA
Folow me @Rockin_Marvin
Source: Ciaran Kelly, Graham Hunter

5 komentar:

  1. Kang marvin sejak jose mourinho melatih madrid memang tensi el clasico selalu panas tapi jika dia hekang apakah kemungkinan tidak akan ada aksi seperti yang di sebut di atas?
    Dan apakah hal yang sama pernah terjadi di masa lalu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak juga sih. Tergantung. Karena bukan hanya faktor pelatih aja yang menentukan. Faktor media massa & pemain pun menentukan. :))

      Hapus
    2. Kang saya mau tanya lagi
      Media massa selalu menyudutkan atau lebih tepatnya mengalihkan kontrovesi contoh:kemarin ada berita hoax messi menghina karanka itu terjadi seolah" mengalihkan berita lainnya?apa kah semua media massa selalu seperti ini?

      Hapus
    3. Yups. Media massa berpengaruh banyak terhadap kontroversi. Bahkan banyak isu2 sensitif (pengaturan skor atau kontroversi wasit) bisa hilang gegara wasit. Jangan jauh2, di Indonesia pun sering terjadi hal serperti ini. Entah di sepakbola, politik atau masalah sosial.

      Hapus
  2. Semenjak MOU pelatih madrid Respect ku hilang dgn Tim Madrid....

    BalasHapus