Pada awalnya kemelut di Fc Barcelona sudah selesai atau masih berkutat dalam kisah telenovela antara Pep Guardiola vs Sandro Rosell. Namun tadi dini hari (20 July 2013), semua itu hancur dengan sebuah berita yang cukup mengagetkan: Tito Vilanova mundur sebagai pelatih utama Fc Barcelona karena alasan kesehatan.
Jujur, saya sempat bersikap pesimis dengan mundurnya Tito karena terkesan mendadak dan sangat diluar nalar. Faktor kesehatan memang menjadi hal utama, melebihi kepentingan tim. Namun tetap, keraguan dan kebingungan melanda cules semua. Dengan skuad yang belum komplit, mundurnya Tito seakan menimbulkan drama terbaru bagi Barca.
Terbersit di benak, kenapa orang yang mengumumkan hal ini adalah Sandro Rosell dan Zubi? Kenapa bukan Tito sendiri yang berkata? Apakah Tito sangat sakit sehingga tidak bisa menghadiri konfrensi pers? Apakah mundurnya Tito ada sangkut pautnya dengan masalah antara Pep dan Rosell? Well, hanya waktu yang bisa mejawab semua itu. Nanti.
Lalu siapa pengganti yang cocok bagi Barca? Untuk bisa menjawab hal ini, harusnya kita bertanya kepada direksi Fc Barcelona, apakah masih ingin memainkan permainan warisan Pep Guardiola? Permainan ball possession, passing datar dan Messi-sentris dengan formasi baku Fc Barcelona 4-3-3 atau merubah semua itu?
Sempat ada yang berkata jika setelah era Pep, maka Barca membutuhkan pelatih yang bisa sedikit merubah permainan Barca, bukannya tetap menggunakan strategi baku Pep. Entah jika perkataan tersebut didasari mudah ditebaknya strategi Barca atau penyempurnaan yang mungkin belum sempat dirampungkan oleh Pep (crossing dan set-piece)? Dan di musim 2013/14 saya melihat Tito bisa keluar dari bayang-bayang Pep dengan memainkan crossing.
Masih belum sempurna memang jika ditilik dari raihan piala, namun setidaknya ada perubahan yang cukup berarti. Kegagalan di Liga Champion dan Copa del Rey bukan hanya kesalahan Tito, jika saya boleh berkata. Selain karena Tito absen kala itu, pun karena ekspektasi yang berlebih untuk menyamai raihan Pep setidaknya membuat rasa kekecewaan semakin mendalam. Namun harusnya kita ingat bahwa Pep sendiri tidak sempurna.
If that so, siapa pelatih yang kompeten melatih Barca? Saya pikir semua pelatih kompeten untuk melatih tim sebesar Barca yang diisi pemain-pemain terbaik dunia dan tidak ada satu pemain Barca yang dicap badboy sehingga dari sisi keharmoniasan akan lebih mudah. Seharusnya.
Kembali ke pertanyaan diatas, apakah Sandro Rosell memang benar adanya ingin menghilangkan idealisme Cruyff-Pep di tubuh Barca? Jika memang benar seperti itu, maka Rosell akan mengambil resiko dengan mengontrak pelatih yang memiliki filosofi jauh berbeda dengan Pep atau Tito. Pelatih yang akan merubah wajah Barca (kembali).
Apakah pelatih "beresiko" tersebut akan sukses? Ah yes, risk. Ini seperti perjudian. All out dengan kemungkinan menang banyak karena skuad yang mumpuni dan kalah hancur atau setengah-setengah dengan kemungkinan tidak maksimal namun resiko hancur tidak besar?
Kala Pep melatih Barca di tahun 2008, sejatinya Pep mengambil resiko dengan bermain permainan yang sekarang dikenal dengan nama tiki-taka. Tapi Pep tidak mengambil resiko terlalu besar karena sebelumnya Rijkaard dan pelatih-pelatih asal Belanda lainnya, memberi semacam foundasi kecil bernama total football. Untuk pelatih nanti, sepertinya akan dipermudah karena Tito sudah memberi template kecil yang menjadi semacam penambal lubang strategi Pep.
Ada beberapa nama yang kemudian ditulis oleh media massa; Luis Enrique, Marco Bielsa, AVB, Jupp Heycknes, Franklin Rijkaard, Michael Laudrup, Jordi Roura dan nama-nama lainnya. Apakah mereka kompeten melatih Barca? Tentu saja. Namun untuk Rijkaard, sepertinya era dirinya di Barca sudah berakhir. Untuk Jupp, bukankah Jupp pernah berkata jika dirinya akan pensiun? Lalu untuk Roura sendiri, kita pernah melihat dirinya melatih Barca kan? Pun menurut rac1, kandidat pelatih yang baru bukanlah salah satu dari assisten Tito.
Siapa pun pelatih yang dipilih oleh Zubi nanti, semoga bisa memaksimalkan potensi pemain muda dari akademi, dibanding membeli pemain yang mahal. Setidaknya mencari dan menggali pemain potensi dari akademi terlebih dahulu, dan jika tidak ada yang memenuhi kriteria maka memilih opsi membeli pemain mahal. Memang, tidak semua pemain akademi bisa bersinar dan berkompetisi di tim utama, namun setidaknya memberi kesempatan lah.
Akankah Barca keluar dari comfort-zone dengan idealisme Rosell yang ada sekarang? Maksud dari comfort-zone itu adalah Pep-isme dan Cruyff-isme.
So cules, mari kita menikmati musim 2013/14. :)
PRIMER EL BARCA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar