REVIEW; ADAPTASI JILID KEDUA

Pada pertandingan melawan Malaga tadi dini hari (26 Agustus 2013), saya agak kaget membaca salah dua orang yang saya anggap sebagai teman. Isi tweet mereka adalah “Yah, cuma satu gol doang” dan “Biar satu gol, yang penting menang”. Saya tahu beberapa cules selalu menganggap remeh lawan Barca. Mereka berfikiran jika Barca akan menang mudah dengan selisih gol yang fantastis. Tidak ada yang salah memang jika berfikiran seperti itu. Tapi apakah mereka bisa membaca permainan FC Barcelona?
Memang saya akui permainan FC Barcelona di pramusim cukup bagus. Pun di pertandingan perdana La Liga, Barca bisa mencukur Levante 7-0. Fantastis kan? Setelah pertandingan melawan Levante, saya sempat berfikir jika kualitas Barca belum teruji 100% karena perbedaan kelas dengan lawan-lawannya. Melawan Atletico Madrid di ajang Super Copa atau yang biasa disebut Super Spanyol, Barca sempat kesulitan meski pada akhirnya imbang 1-1. Cukup jelas jika Barca masih beradaptasi dengan ide Tata Martino.

Tanpa ada Messi di lini depan, Barca kembali kesulitan menembus gawang Malaga yang dijaga oleh Willy Caballero. Menurunkan Alexis di kanan, Pedro di kiri, Cesc di tengah, beserta Iniesta, Xavi dan Alex Song ditengah, Barca tidak bisa berkutik oleh Willy Caballero. Bernd  Schuster menurunkan formasi 4-2-2 dan lebih cenderung 4-5-1 kala bertahan. Tentu saja ini membuat lini tengah Barca kesulitan untuk penetrasi ke lini depan. Xavi dan Iniesta + Cesc seakan tidak bisa berbuat maksimal.



 Pengamatan Pergerakan Pemain Secara Kasar Babak Pertama. Lihat Posisi Pedro.

Pengamatan Secara Kasar Di Babak Kedua. Lihat Pergerakan Neymar.

Yang mungkin agak unik adalah off perform-nya Pedro. Dengan bermainnya Alba di wing kiri, Pedro seakan menjaga dirinya agar tidak maju ke area kotak pinalti karena beberapa kali Alba overlap melebihi posisi Pedro. Lebih konyolnya lagi, Pedro sempat mundur ke belakang untuk mengantisipasi counter dari Malaga.
Jika kita melihat strategi Tata Martino dari kemarin-kemarin, memang kedua wing back cenderung naik. Pun Gerard Pique seakan menjadi striker dengan naik keatas membantu penyerangan. Hal ini membuat lini pertahanan Barca cukup berlubang kala lawan melakukan counter.  Seperti yang sudah saya tulis di atas, posisi Pedro menjadi lebih kedalam. Serangan dari sisi kiri pun kurang begitu tajam dan lebih mengandalkan sisi kanan. Umpan-umpan lob dari Mascherano dan Pique selalu arahkan ke kanan dan akhirnya Adriano bisa membuat gol dari jarak jauh. Tipikal Adriano.

Tendangan keras Adriano memang bisa menggetarkan gawang Willy Caballero, namun ada harga yang harus dibayar oleh gol tersebut. Yups, Adriano mengalami gangguan pada otot paha dan harus diganti pada half time. Terlepas dari cidera yang mendera Adriano, kualitas Adriano sebagai utility man yang klausul buy-out-nya dihargai 90 juta euro tidak diragukan lagi.

Ketika saya mendengar bahwa Messi cidera dan kemungkinan absen melawan Malaga, saya sempat berkhayal jika Neymar akhirnya dimainkan sebagai center forward atau nomer 9, bukan false 9 atau winger. Delusional saya itu didasari atas statement Tata yang menyesalkan kepergian David Villa. Saya mengambil kesimpulan jika Tata lebih prefer memainkan striker dibanding false 9. Atau setidaknya striker untuk strategi cadangan jika Messi cidera. Dan ketika Neymar masuk menggantikan Pedro yang off perform, saya melihat sesuatu yang berbeda.


Di pertandingan-pertandingan sebelumnya, Neymar selalu melipir atau nge-flank sebagai winger touchline. Namun pada pertandingan tadi, Neymar lebih sering cutting inside ke dalam. Logikanya, dengan Alba yang cenderung naik dan Iniesta yang bermain melebar ke kiri, Neymar harus masuk ke dalam agar efektif. Sempat beberapa kali melakukan ancaman, namun selalu digagalkan barisan belakang Malaga. 

Tidak banyak shot on goal yang dilancarkan para pemain Malaga. Ada sekitar 9 kali shot on goal dengan shot on target sebanyak 3 kali dan Valdes sukses memblok 1 tendangan. Reflek Valdes sepertinya belum habis. Lagipula, performa kiper tidak bisa lepas dari performa barisan belakangnya. Dari kemarin barisan belakang Barca cukup riskan untuk ditembus, namun alhamdulillah masih terbilang aman. 
Oh ya, soal kiper ini, saya koq kurang setuju jika Iker Casillas didekati atau bahkan dibeli oleh Barca. Terlalu naif jika direksi dan fans menginginkan Santo Iker. Secara Iker adalah madridista sejati dan permainan Iker kurang cocok di Barca karena Barca membutuhkan sweeper keeper karena tingginya defensive line. Sebuah delusi yang kurang ajar mungkin jika memiliki ide membeli Iker. 

Overall, bagi saya permainan Barca tidak begitu bagus. Masih banyak yang harus diperbaiki dan diadaptasi. Tapi santai lah, liga masih panjang koq. Malahan, dengan "ketidak-sempurnaan" Barca ini membuat persaingan menjadi lebih seru. Bagi saya pribadi, pertandingan melawan Malaga dan Atletico Madrid adalah pertandingan yang cukup membuat greget karena tim lawan bisa memberikan perlawanan. 

Dengan kondisi Barca yang bisa dibilang masih beradaptasi, apakah bisa meraih 3 piala primer di akhir musim? Saya lebih penting melihat cara untuk mencapai hal tersebut, dibanding memikirkan hasil akhir, karena bagaimana pun sebuah cara adalah perwujudan dari niat dan menjadi pembelajaran. Hasil akhir adalah bonus.



PRIMER EL BARCA! 

3 komentar:

  1. Dengan adanya beberapa pemain yg melakukan tendangan dari luar seperti iniesta dan adriano yang akhirnya berbuah gol, rasanya strategi parkir bus yang diterapkan lawan sudah tidak terlalu mengkhawatirkan.. IMO..

    BalasHapus
  2. ya mudah2an neymar bisa bermain false 9 seperti messboy, dan messboy ga pelit ngajarin dan mau berbagi posisi :p

    BalasHapus
  3. tapi kak semua tegantung pa Umuh...

    BalasHapus