REVIEW; CAMPEON DE ESPANA!!

Akhirnya, FC Barcelona bisa menjuarai Super Spanyol edisi tahun 2013. Meski bermain imbang di Camp Nou, FCB bisa juara karena unggul gol tandang. Bagi kebanyakan, raihan piala pertama bagi Tata itu cukup menggembirakan dan menimbulkan optimisme. Sebagian kecil, sedikit kecewa (meski didalam hati mereka pun turut bersorak bergembira) karena secara permainan FCB tidak bisa mengalahkan Atletico Madrid. Apapun opini kalian, silahkan saja memiliki pendapat. Setiap orang memiliki hak masing-masing dalam mengemukakan pendapat.

Kali ini saya tidak akan begitu banyak mengulas strategi yang dipakai kedua kubu. Agak sedikit memalukan memang, tapi jujur saya sempat ketiduran. Pertandingan yang berlangsung pada jam biasa saya memejamkan mata, cukup menyulitkan banyak cules nocturnal untuk membuka mata. Payah memang. Setidaknya saya berusaha jujur kan. :D

Jika kita berbicara jujur, permainan Barca serasa ada yang kurang. Dalam 4 pertandingan di liga dan final Super Spanyol, raihan fantastis hanya bisa didapat pada pertandingan awal melawan Levante yang notabene berbeda jauh kelasnya dengan Barca. Sedangkan ketika melawan klub yang bisa bercokol di 5 besar di musim 2012/13, Barca seakan kesulitan. Bagi La Liga, hal ini tentu saja berdampak positif karena akan semakin menarik untuk disaksikan, seperti biasanya. Bagi Barca, ini suatu masalah yang cukup penting untuk dikoreksi secepatnya.

Awal Yang Manis
Terlalu cepat berasumsi memang jika kita memiliki opini diatas. Liga baru dilaksanakan 2 pertandingan saja dan kemungkinan berkembangnya strategi skuad tim utama masih bisa terjadi.
Ah ya, berkembangnya strategi atau adaptibilitas strategi terjadi pada pertandingan melawan Atleti di leg kedua tadi dini hari. Entah karena Pedro off perform ketika bertanding melawan Malaga CF akhir pekan kemarin, sosok Neymar masuk menggantikan peran Pedro pada starting line-up bersama Messi dan Alexis di lini depan. Ini merupakan pertandingan pertama duet Messi dan Neymar dalam 1 pertandingan resmi dan hasilnya dirasa kurang karena solidnya lini pertahanan Atleti cukup padat. Pada akhirnya trio NeMessIs (Neymar, Messi dan Alexis) suatu saat nanti akan menjadi trio yang mengerikan bagi lawan.

Pertandingan Ke-100 Cesc Fabregas Berujung Piala Super Spanyol
Selain masuknya Neymar, strategi adaptasi Tata pun terlihat dengan swith position antara Alexis, Messi dan Neymar. Perubahan posisi ini secara logika penting karena kontribusi Lionel Messi kurang berkembang dengan baik sebab marking yang dilakukan para pemain Atleti sangat-sangat-sangat ketat. Tiga atau empat pemain selalu berada dekat Messi dan cenderung "tegas" dalam menjaga area pertahanan. Hasilnya bisa terlihat dengan jelas, Messi bermain lebih dalam dari yang seharusnya sehingga menyulitkan penetrasi ke area kotak pinalti. Jika saya boleh bercanda, dipertandingan tadi pagi Lionel Messi lebih bermain sebagai DM dibanding false 9.

Turun dengan strategi 4-1-4-1, Atleti sangat solid dan disiplin dalam bermain, serta mengandalkan counter seperti biasanya. Pada babak pertama saja Atleti bisa melakukan 4 shot on goal, berbanding dengan Barca yang melakukan 3 kali shot on goal. Padahal di babak pertama possession ball Barca unggul di angka 79% dan 21% bagi Atleti. Artinya, permainan Atleti bisa dianggap efektif di babak pertama.

Beberapa kali Sergio Busquets melancarkan aksi yang memupuk harapan cules jika pasukan Katalan bisa mengalahkan tim yang dahulu bernama Avicion de Madrid ini. Untuk membantu lini tengah, Busquets terkadang naik agak ke depan. Logikanya, dengan lini tengah Atleti yang "penuh", maka lini tengah Barca seakan kalah. Maka dari itu Messi, Cesc dan Busi seakan bermain di lini tengah dibanding di area tugas mereka seharusnya agar bisa mendominasi lini tengah. Ketika Busquets, Messi dan Cesc condong ke tengah serta Pique yang overlap, maka Atleti sudah menang dalam kans mencetak gol. Bisa dilihat dari shot on goal yang sudah saya tulis di paragraf diatas.

Penguasaan lini tengah sebetulnya cukup vital. Bukti sahih adalah skema Pep Guardiola di musim 2011/12 yang menempatkan Dani Alves condong sebagai wide midfielder dibanding wing back. Di Bayern Munchen pun sama, Pep menumpuk lini tengah dengan strategi 4-1-4-1.

Di babak kedua, permainan lebih terbuka. Diego Simeone mungkin sadar jika timnya hanya mengharapkan counter, maka kans untuk mencetak gol akan semakin mengecil karena Barca akan lebih all out agar bisa menang di kandang sendiri. Ketika wasit meniup peluit panjang, Barca dan Atleti sama-sama melakukan 8 kali tendangan percobaan dan Barca hanya bisa 1 kali shot on target dan Atleti 3 kali shot on target. Saya perlu memberi kredit tersendiri bagi Victor Valdes dengan melakukan 3 kali saves. Bisa saya bilang ini adalah malam gemilang Valdes di musim 2013/14 dan saya tidak sabar menunggu match-match selanjutnya agar bisa melihat reflek Valdes yang masih prima. Cemerlangnya sahabat Iniesta ini tadi pagi seperti sebuah tamparan bagi Barca dan cules karena Valdes akan berstatus free transfer di akhir musim ini. Performa gemilang Victor Valdes belum habis ternyata.

Beberapa teman saya bertanya kepada saya kenapa Xavi seakan kurang greget mainnya. Simpel sih jawabannya. Antara capek atau masih beradaptasi dengan strategi Tata. Xavi bermain di 4 pertandingan terakhir Barca, so tentu saja Xavi akan kesulitan mengeluarkan performa terbaiknya. Selain itu, strategi Tata yang lebih condong ke direct pass dan umpan terobosan mengharuskan para pemain lini tengah untuk beradaptasi. Seperti yang kita tahu, dahulu FC Barcelona sering berputar-putar dulu sebelum akhirnya melakukan penetrasi ke area pertahanan lawan dan disitulah peran Xavi lebih dominan. Kasar kata, bagaimana mungkin Xavi bisa mengeluarkan permainan terbaiknya jika semua pemain bisa dan condong melakukan passing langsung. Entah itu umpan lob kedepan atau umpan terobosan.

Meski bukan termasuk piala primer, tapi pertandingan Super Spanyol selalu menarik untuk disaksikan. Selalu ada intrik, kejutan dan nafsu untuk membuktikan diri sebagai kandidat tim favorit di La Liga. Hujan kartu kuning, munculnya kartu merah dan nada-nada protes kepada wasit seakan menjadi ciri khas tersendiri dari Super Spanyol. Mungkin 'ciri khas' tersebut hanya akan ada kala FC Barcelona bertanding melawan klub dari kota Madrid, entah itu Real atau Atleti. Setidaknya ada 6 kartu merah dan 35 kartu kuning untuk pemain dari dua kubu yang bertanding. Jangan dilupakan juga kasus pencolokan mata oleh Jose Mourinho kepada Tito Vilanova dan perselisihan antara David Villa dengan Mezut Ozil yang katanya berbau rasis padahal tidak sama sekali.

Anyway, Tata harus memikirkan cara agar para pemain Barca bisa 'menerima' strategi yang baru ini. Entah itu dengan improvisasi di lapangan atau adaptasi terhadap strategi lawan. Terlepas dari kurangnya dominasi FCB di Super Spanyol dan gagalnya tendangan pinalti Lionel Messi, FC Barcelona pantas untuk mengkoleksi piala Super Spanyol karena unggul gol tandang. Haters mungkin bermunculan, tapi haters hanya bisa berbicara karena gol tandang sudah menjadi perarturan FIFA. Jika tidak terima dengan gol tandang, sila hubungi Sepp Blater.



PRIMER EL BARCA!

7 komentar:

  1. walaupun jelek pas vs malaga. semalem Pedro lebih membuat penyerangan dari sektor kanan lebih hidup. dan berhasil juga dapetin penalty. ga ada salahnya tata untuk coba neymar messi pedro. di musim ini pedro di 3 pertandingan kemarin di taro dikiri yg bukan posisi doi sebenernya hehe. musim 11/12 doi sering dikiri agar alexis bisa beradaptasi, hasilnya jelek.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh Pedro main ya? Saya ga ngeliat gara2 ketiduran. :((

      Hapus
  2. Ulasan yg menarik.
    Dari pandangan awam saya, Total football/tiki taka di Barca perlahan sudah hilang dengan hadirnya Martino sbg pelatih. Alih2 mengusung strategi yg serupa, faktanya dalam pertandingan dini hari tadi strategi Martino masih jauh dari kriteria Total football/tiki taka. Parahnya lagi, sang lawan (Atl Madrid) lah yg memperlihatkan Total football/tiki taka kpd pecinta setia Barca yg selama ini bisa dibilang sudah terbiasa dgn umpan2 pendek segitiga, pressing, switch position dll.

    Mengenai Alexis (masih dari penglihatan awam saya :D), selama berlabuh di Camp Nou sejak musim 2011/2012 masih belum bisa beradaptasi dengan gaya permainan Barca. Sah2 saja sih sebenarnya setiap pemain mendrible bola dan melewati pemain lawan, tapi pertandingan dini hari tadi Alexis tampak konyol dgn permainan monotonnya yg cenderung individualis. Berbeda dengan Pedro. Pemain yg satu ini paham betul dengan filosofi Barca. Yah, mudah2an saja pertandingan selanjutnya Pedro yg akan mendampingi Messi dan Neymar didepan secara reguler. Alexis mending dijual saja :D

    BalasHapus
  3. kalau sy pribadi lebih memilih Pedro bukan Alexis.
    dilihat dari permainan, Messi lebih klop main bersama Pedro dr pd Alexis,
    lupakan MVP, sekarang waktunya Neymar Pedro Messi = NPM
    *ah Blunder*

    BalasHapus
  4. kak.. kok nulis DUET NEMESSIS?.. Neymar Messi Alexis?.. duet kan berdua?.. nah itu bertiga...
    kayak Trio Macan... bertiga... ga disebut Duet Macan kan????

    BalasHapus
  5. Aduh iya nih, salah. Maaf, saya salah nulis. hehehe

    BalasHapus