PENCARIAN 'PLAN C' FC BARCELONA

Ada yang tahu pakan buat kura-kura Brazil? Saya memiliki 2 ekor kura-kura dan sampai sekarang tidak tahu pakan yang cocok apa. Sudah pernah googling dan masuk ke forum pet, namun sampai sekarang masih bingung. Akhirnya saya mengandalkan insting dalam memberi makan kura-kura saya. Kadang saya kasih pakan ikan koi, kadang saya kasih pakan potongan tomat, potongan wortel, sawi atau kangkung. Sengaja saya kasih pakan bervariasi agar kura-kura saya tidak bosan. Entah cara saya ini benar atau tidak, yang pasti kura-kura saya selalu melahap apa yang saya sajikan. 

Dalam hidup memang dibutuhkan variasi. Jika monoton, dipastikan akan dihinggapi kebosanan dan kehilangan semangat. Terutama untuk hal-hal yang akan berlangsung dalam waktu yang sangat lama, seperti pernikahan atau pekerjaan, variasi sangat mutlak dilakukan agar komitmen yang pernah diemban bisa dilaksanakan dengan baik. 

Monoton. Seperti Lionel Messi di FC Barcelona. 

Saya sadar jika kalimat diatas akan mendapat kritikan pedas dari fans Barca. Tapi jika kita melihat lebih dalam lagi, kita akan tahu bahwa Messi menjadi semacam antibiotik (pernah saya tulis di Messi-isme FC Barcelona). Tata Martino tahu akan hal itu dan Tata ingin merubahnya. 

Beberapa hari belakangan, tersiar kabar jika Tata meminta sosok striker. Banyak fans yang mempertanyakan keputusan Tata tersebut karena merasa Barca memiliki barisan depan yang menakutkan. Memang betul sih opini fans tersebut. Namun jika kita telaah lagi, pemain depan yang dimiliki Barca memiliki kesamaan atau persamaan, yaitu speed, bisa bermain agak deep (AMF atau WM), memiliki postur yang pendek, dan menjadi 'pelayan' Messi. 

Pedro bukanlah striker namun winger. Alexis pun menjadi 2nd striker di Udinese dulu. Tello, Cuenca, Afellay, dan Neymar lebih sering bermain di sisi daripada ditengah. Hanya Cesc Fabregas yang kadang bermain di tengah. Itu pun bermain sebagai False 9 (deep), bukan sebagai striker utama. Apakah nama-nama yang saya sebutkan tadi bisa menjadi striker seperti Kun Aguero, Dzeko, Eto'o, Demba Ba, Balotelli atau Benzema yang tugasnya membuat gol semata? Bisa. Membutuhkan adaptasi pastinya. 

Kita tidak usah menafikan kualitas dan pedewaan terhadap Lionel Messi. Tapi dengan sistem rotasi yang dicanangkan Tata, kebutuhan strategi dan katanya permintaan dari Alejandro Sabella untuk tidak terlalu sering memainkan Messi agar bisa bermain di Piala Dunia 2014, maka kebutuhan striker sudah mutlak. Saya sendiri tidak bisa melupakan statement Tata yang kecewa terhadap penjualan David Villa sebelum dirinya masuk ke FC Barcelona. 

Rotasi yang didengungkan Tata membuat para pemain tidak memiliki kepastian bermain. Setiap saat pemain bisa dicoret dari list starter jika dirasa sang pemain membutuhkan istirahat atau agar bisa fresh untuk menghadapi pertandingan selanjutnya. Pemain sehebat Messi saja bisa dicadangkan oleh Tata. Keberanian Tata ini tentu saja memberi efek yang bagus bagi youngster karena mereka memiliki kesempatan untuk bermain. Selain itu, pemain inti pun bisa terhindar dari cidera karena terlalu sering bermain. 

Tata Martino adalah pelatih yang adaptif. Jika strategi yang dipakai kurang bisa berjalan, maka Tata akan mengganti strategi lain yang sudah terbukti sebelumnya manjur. Tata tidak keras kepala seperti Pep atau Bielsa atau bahkan Cruyff. Tata tidak akan memaksakan kehendak untuk memainkan strategi yang sama untuk mencapai kemenangan. Bagi Tata, kemenangan adalah tujuan akhir. Seorang resultist atau orang yang mementingkan hasil akhir dibanding keindahan bermain.

Bagaimana dengan Neymar? Kenapa Tata menginginkan striker lain padahal sudah memiliki Neymar? Hmm... Jawaban saya adalah: karena Neymar dibeli oleh Sandro Rosell, bukan atas permintaan Tata atau bahkan Tito. Sudah jelas bahwa alasan pembelian Neymar lebih ke faktor bisnis atau brand Nike di tubuh FC Barcelona. Singkatnya, Neymar dibeli agar bisa menyaingi Messi yang disponsori oleh Adidas. Silahkan berargumen mengenai hal ini, namun faktor bisnis, apalagi di klub sebesar Barca, tidak bisa dilepas begitu saja. 

Neymar memang pemain berkualitas. Saya mengakui hal itu. Namun jika melihat pemain lini depan Barca lainnya, maka sosok Neymar hanya berbeda sedikit kualitasnya. Seperti yang sudah saya tulis diatas, Tata menginginkan pemain yang berbeda. Seorang goal scorer kala tim sedang buntu, bukan pemberi assist yang dihargai sangat mahal. 

Ada semacam kesamaan strategi Tata disetiap pertandingan. Di babak pertama, Tata memainkan ide permainan dia. Jika kesulitan atau mentok tidak tercipta gol, maka di babak kedua Tata akan bermain counter. Apakah hal ini akan efektif jika dipakai berulang-ulang? Apakah calon lawan tidak akan mengetahui kebiasaan Tata ini dan menciptakan 'racun' baru bagi Barca? Bayangkan jika Barca memiliki striker murni. Maka Barca akan memiliki 3 pilihan serangan. Bukankah itu akan menjadi mematikan? Jangan lupa jika Tata kerap memainkan umpan silang ke area kotak pinalti.

Bagi fans yang masih mengadopsi pemikiran Guardiolisme, sosok striker supersub dulu pernah dimiliki Barca kala dibawah kepelatihan Pep. Penasaran kan siapa orangnya? IBRAHIMOVIC. 

Lupakan pemikiran bahwa bahwa Messi menyingkirkan Ibra setelah mengirimkan sebuah sms ke Pep Guardiola. Setahu saya, sms yang dikirim Messi kepada Pep adalah permintaan Messi untuk pindah ke AC Milan agar bisa mengikuti Ronaldinho. Bukan untuk menyingkirkan Ibra. 

Pep memiliki keinginan untuk menggunakan striker supersub karena Eto'o dan Henry sudah tidak ada di tubuh Barca. Permintaan Pep kala itu adalah David Villa dan Filippo Inzaghi. Namun karena Villa tidak tersedia dan Inzaghi menolak, maka direksi yang dipimpin oleh Joan Laporta kalap dan memutuskan membeli Ibra dengan harga tinggi. 

Pernah mendengar statement Ibra yang berkata "FC Barcelona membeli Ferrari tapi memutuskan untuk tetap memakai Fiat". Statement Ibra ini bisa dibaca bahwa 'Ferrari' (yang diibaratkan sebagai Ibra) menjadi cadangan atau pemain pengganti 'Fiat' (Messi). Agak sombong memang perkataan Ibra tersebut. :D 

Sejatinya tipe pemain seperti Ibra kurang cocok sebagai pemain supersub karena masih dalam puncak performa. Menurut Henrik Larsson yang pernah menjadi supersub di FCB, "Striker pengganti harus lah pemain muda yang memiliki keinginan belajar banyak dan mau bersabar atau pemain veteran". Lebih jauh lagi, Larsson berkata bahwa pemain tersebut haruslah datang dari klub lain yang tidak tahu mengenai permainan FCB sehingga bisa memberikan nuansa berbeda. 

Sosok Larsson sejauh ini adalah striker pengganti yang paling sukses di FCB. Kemenangan Barca di final Liga Champion 2005/06 bisa terjadi karena Larsson masuk menggantikan Van Bommel di menit 66. Pemain Arsenal kala itu, Thierry Henry memuji Larsson. Menurut Henry, ketika Larsson masuk ke lapangan, permainan seketika berubah. Sosok seperti Larsson ini lah yang sedang dicari Tata. 

Halo. Kangen Saya?
Berbicara striker murni, maka tidak bisa lepas dari David Villa. Bagaimana Villa menjadi pemain yang menakutkan di Valencia dan timnas Spanyol, harus menyerah kepada sosok Messi dan bermain sebagai winger. Entah karena Pep atau Tito kelupaan ide striker supersub atau mungkin karena Villa ingin bermain reguler, namun hal itu tidak bisa merubah fakta jika Villa adalah striker yang disia-siakan oleh FC Barcelona. 

Saya setuju dengan perkataan Larsson jika "Sedikit variasi tidak akan menyakiti". Sebuah variasi malah akan memperkaya serangan yang dimiliki Barca. Sebuah variasi akan membuat kemenangan dan titel juara lebih langgeng lagi di FC Barcelona. Variasi akan memberi kejutan dan membuat hidup lebih berwarna. Termasuk diantaranya variasi masalah. 



PRIMER EL BARCA! 

1 komentar:

  1. Gak sia2 tuk slalu mantengin blog nya kang marvin...
    analisanya ajibbbbb (y)

    BalasHapus