Saya sering bertukar pendapat dengan salah seorang sahabat
saya mengenai kejadian yang menimpa FC Barcelona. Akhir pekan lalu kami sepakat
jika memang ada kampanye negative yang dilayangkan terhadap FC Barcelona. Akan
tetapi ada perbedaan pandangan soal “siapa yang bersalah” dalam hal ini.
Bagi teman saya, yang salah adalah Florentino Perez, sedangkan bagi saya adalah Sandro Rosell. Wajar jika melihat opini teman dekat saya tersebut. Rivalitas kedua klub memang telah menjadi persaingan diluar lapangan lagi. Rivalitas sehat berujung kepada rivalitas yang tidak sehat. Logis memang, namun bagi saya hal tersebut kurang valid karena logika berdasarkan asumsi mayoritas.
Menurut saya Sandro Rosell yang harus disalahkan. Seorang
pemimpin akan menerima getah kesalahan dari bawahannya. Itu sudah pasti. Tidak
perlu berfikir logis karena alasan yang saya kemukakan berdasarkan perilaku
Sandro Rosell tersendiri.
Mungkin banyak pembaca yang masih kebingungan dengan
kampanye negative tersebut. Kampanye negative yang dimaksud adalah pemberitaan
dari media massa berbasis kota Madrid yang menuduh dan mengadu domba pemain FC
Barcelona.
Kasus pertama adalah kasus penyelewengan pajak yang
dilakukan oleh Messi, atau lebih tepatnya Jorge Messi. Permasalahan pajak ini
sudah selesai setelah Messi membayar sejumlah uang.
Kasus kedua adalah kasus transfer Neymar. Disini, media
massa asal Madrid, El Mundo, mengompori jalannya pemberitaan media massa
lainnya, termasuk diantaranya media massa berbasis Katalan. El Mundo tidak
salah. El Mundo hanya memberitakan jika salah satu soci FC Barcelona bernama
Jordi Cases melaporkan Sandro Rosell terkait penipuan transfer Neymar. Namun
efeknya berbuntut panjang.
Belum kasus transfer Neymar selesai, El Mundo merilis berita
mengenai pencucian uang yang dilakukan oleh ayah Messi, Jorge Messi melalui Yayasan
Lionel Messi dengan kartel narkoba asal Amerika Selatan. Namun kasus transfer
Neymar-lah yang memiliki efek cukup besar bagi keutuhan FC Barcelona.
Baca juga: Pemakzulan Terhadap Sandro Rosell
Ketika Wakil Presiden FC Barcelona, Javier Faus diwawancara
perihal transfer Neymar, Faus mengatakan jika direksi Barca tidak mau Messi
memperbaharui kontraknya setiap enam bulan sekali agar selalu menjadi pemain penting
di Barca. Perkataan Faus tersebut masuk akal mengingat gaji Messi memang
tinggi, yaitu 16 juta Euro/musimnya.
Namun masalah tambahan kemudian muncul kala Lionel Messi
mengkritik Faus dengan mengatakan Faus tidak faham sepakbola.
“Faus tidak mengerti apapun mengenai sepakbola. Faus hanya
ingin me-manage klub seperti sebuah perusahaan (bisnis) dan padahal bukan,”
ujar Messi.
Dengan sedikit nada menyindir kepada Sandro Rosell dan Faus, Messi mengatakan bahwa: “FC
Barcelona adalah satu klub besar di dunia dan harusnya dipimpin oleh pemimpin
terbaik.”
“Saya dan orang-orang yang ada disekitar saya tidak ada yang
meminta kenaikan gaji setiap enam bulan sekali,” tegas Messi.
Sontak saja hal ini menimbulkan kekagetan karena Messi tidak
pernah frontal di depan media massa. Bisa saja perkataan Messi ini dikarenakan
banyaknya kabar tidak sedap yang dialamatkan kepadanya.
Bagi saya, perkataan Messi ini semacam pembenaran jika ada
gap atau ruang antara para pemain dengan direksi yang dipimpin oleh Sandro
Rosell. Bukan hal baru juga sebetulnya, karena Erik Abidal harus hengkang dengan alasan profesionalisme, Victor Valdes memutuskan
hengkang karena persoalan pribadi dan terkatung-katungnya perpanjangan kontrak
Iniesta sebelum akhirnya mencapai kata sepakat. Bukan tidak mungkin jika para
pemain kecewa kepada direksi karena kepergian Pep Guardiola dari Barca dan
permasalahan yang timbul diantara Pep dengan Rosell pada musim panas lalu.
Teman baik saya mengatakan jika semua ini adalah settingan.
Ya, saya setuju jika media massa berperan dalam permasalahan yang timbul. Media
massa Spanyol memiliki impact yang besar terhadap dunia sepakbola di Spanyol.
Bahkan media massa bisa merubah jalannya dunia sepakbola Spanyol. Saking
vitalnya media massa, mantan presiden Joan Laporta menjadikan media massa
sebagai salah satu titik penting dalam kebangkitan FC Barcelona.
Sandro Rosell tidak memiliki ketegasan terhadap media massa.
Berbeda dengan Joan Laporta yang terkesan keras terhadap media massa, Rosell
kurang memiliki “kharisma” atau apalah itu namanya. Background kedua orang
besar tersebut menentukan jalannya klub. Laporta yang seorang pengacara, biasa
berdebat dan tidak takut melayangkan gugatan. Sedangkan Rosell yang pebisnis,
bisa menghasilkan banyak kerjasama yang bernilai jutaan euro bagi Barca.
Meski Rosell menjadikan media massa asal Katalan sebagai
corong klub, namun Rosell tidak memiliki kemampuan memblokir media massa asal
Madrid. Hal tersebut fatal karena media massa asal Madrid memiliki pasar lebih
besar dibanding media Katalan. Rosell seakan terlalu sibuk menciptakan warisan
dan kerjasama bisnis dengan perusahaan-perusahaan besar.
Jika Sandro Rosell tidak menyelesaikan masalah ini dengan
seksama, maka hal ini bisa menjadi ambang kehancuran Rosell. Dengan tuntutan dan
mosi tidak percaya yang diusung oleh Jordi Cases, ditambah kampanye negative yang
dilancarkan media massa, maka Rosell bisa saja mendapat tekanan dari socios.
Tangan terbuka yang disodorkan oleh Sandro Rosell untuk perpanjangan kontrak Messi pada hari Kamis (19/12) kemarin, bisa menjadi percuma karena buruknya bawahan yang dimiliki Rosell. Lagipula, seorang pemimpin adalah cermin dari anak buahnya kan?
Sandro Rosell selalu memakai Messi sebagai tameng agar kebijakan yang dikeluarkannya bisa disetujui socios. Ketakutan jika Lionel Messi akan hengkang dari Barca, ketidak-pastian jika Messi betah atau tidak, dan keraguan jika Barca bisa membayar gaji Messi. Sehingga banyak kerjasama yang dilakukan Rosell berdasarkan asumsi Rosell dan menjadi alasan bagi Rosell kala kebijakan kerjasamanya dipertanyakan socios. Akan kah kali ini Sandro Rosell bisa selamat?
PRIMER EL BARCA!
duh, akan kah Ro$ell akan selamat?
BalasHapusheheh
Laporta For 2016
BalasHapusBergerac Kali ini rossel out hahaha kang ada kemungkinan kah messi pindah setelah ribut dengan faus ini melihat banyak pemain barca pindah setelah ribut
BalasHapus