SEMUA BUKAN KESALAHAN MARTINO SEORANG

Kabar mengejutkan datang dari sebuah stasiun televisi TV3 yang menyatakan jika Luis Enrique Martinez hampir dipastikan menjadi pelatih FC Barcelona musim depan. BOOM! 


Kaget? Pasti. Kenapa? Karena belum genap satu bulan (atau dua bulan, lupa) yang lalu direksi FC Barcelona menyatakan kepercayaan dan dukungannya kepada Gerardo Martino untuk menjadi pelatih Barcelona di musim depan. Perkataan dan janji Andoni Zubizarreta dan Josep Maria Bartomeu seakan menguap ke udara, padahal kala itu keduanya membela Martino ketika kritikan berdatangan kepada Martino. Munafik? You tell me.

Saya akui jika raihan Martino tidak segemilang dua pelatih sebelumnya, yang kemudian (dan selalu akan) menjadi patokan kepelatihan Barcelona. Kasar kata, Martino sudah dihakimi kala dirinya belum membuat pembelaan. Dirinya sudah dinyatakan bersalah ketika semua bukti yang ada bisa dibalikkan oleh alibi Martino. 

Pertama, Martino tidak memiliki skuat yang sesuai dengan ide permainan dirinya. Pembelian Neymar dilakukan atas dasar keputusan Sandro Rosell (dan bukan oleh almarhum Tito Vilanova) dan Martino harus membangun skuat dengan pemain yang 'seadanya'. Martino pernah meminta dua orang pemain baru, yaitu striker murni dan center back pada awal musim dan Januari, namun tidak pernah diluluskan oleh direksi. Bahkan pada Januari lalu, Martino tidak terlalu ngotot seperti kala awal musim dalam meminta pemain baru. Mungkin Martino sudah tahu, karirnya di Barca hanya akan seumur jagung. Mungkin. 

Dengan skuat yang 'seadanya' ini Martino diharuskan menjuarai tiga kompetisi berbeda? Dengan lini depan yang tidak bisa mengakomodir keinginan winger dalam hal umpan silang dan lini belakang tanpa stopper? 

Alasan direksi tidak meluluskan permintaan Martino ini mungkin terkait dengan rancana pembangunan Espai dan ambisi untuk meminimkan nilai hutang. Masuk akal memang, namun apalah gunanya klub yang tidak memiliki nilai hutang namun minim prestasi? 

Harus saya akui peranan media massa sangat besar dalam karir Martino (dan juga pelatih Barca selanjutnya). Dimana setiap strategi yang dipakai selalu mendapat kritikan dari media. Mungkin terdengar simpel. Namun kritikan media massa bisa mengubah pemikiran soci dan hal tersebut bisa membahayakan direksi. 

Masih ingat ketika Martino berkata sinis jika dirinya hanyalah berasal dari Argentina, bukan dari Belanda atau Katalan sehingga selalu dikritik?

Bagaimana mungkin Martino bisa bermain dengan strategi yang 'asing' bagi dirinya, ketika Martino memiliki pemikiran tersendiri? Tidak adil jika menyamakan Martino dengan Guardiola. Guardiola yang mendapatkan dukungan penuh (moril dan finansial untuk transfer) dengan Martino yang tidak boleh keluar dari zona nyaman Barca dan skuat 'sisa'. 

Sebuah skuat juara pun harus mengalami perubahan setiap musimnya agar bisa mengakomodir penerapan strategi yang sedikit berbeda di musim berikutnya. Jika tetap memakai strategi yang serupa dengan musim sebelumnya, bukankah itu akan menjadi bunuh diri?

Penerapan strategi Martino mungkin jauh dari sempurna. Namun harus diingat jika tekanan media massa untuk bermain serupa dengan Josep Guardiola dan minimnya dukungan direksi, turut memberi andil juga. 

Ya, Martino bersalah, namun semua itu bukan hanya kesalahan Martino seorang. 

Jika Martino harus keluar dari Barca tanpa adanya dukungan dari manajemen, apakah ada keyakinan 100 persen bahwa Luis Enrique akan mendapat dukungan penuh dari direksi? Ada sebab, maka sudah pasti ada akibat. 


PRIMER EL BARCA!

3 komentar:

  1. Padahal, awal Tata bergabung, udah berharap bisa liat tipe baru pola permainan Barca yg udah bisa dibaca lawan dgn mudah.
    Berharap Tata bisa memberi solusi merontokkan strategi parkir bus dan menghadapi set piece, dua hal beda situasi yg menurut gw selalu memberi kesulitan buat tim Katalan.
    Hanya bisa berdoa buat kebangkitan Barcelona....

    BalasHapus
  2. Setuju kang...analisa yang komprehensif dari kang marvin. Seharusnya tata diberikan kpercayaan untuk bermain seperti polaniya dan pemain sesuai pilihannya. Anceloti pun berkomentar bahwa melatih barcelona jauh lebih susah karena sudah punya budaya dan pattern yang kuat

    BalasHapus
  3. Tata Martino perlu diberi kepercayaan lebih dalam hal strategi yg dipilih dan transfer pemain yg sesuai dgn kebutuhan pelatih. Sangat disayangkan... Direksi Barca seperti kehilangan kesabaran.

    BalasHapus