Messi; Leyenda del Barca!

Entah kenapa, saya selalu percaya jika suatu hal akan datang pada saat yang tepat. Seberapa besar usaha yang dikeluarkan, jika memang belum saatnya ya tidak akan terjadi. Momen yang tepat tersebut, biasanya datang disaat yang indah. Seakan menjadi puncak dari segala harapan dan usaha. Sebuah titik klimaks. 

Pada pertandingan antara FC Barcelona kontra Sevilla yang dilangsungkan pada Minggu (23/11) dini hari, saya melihat Lionel Messi orgasme di lapangan. Apakah ada yang melihat yang saya lihat? 

Whoaa.. Whoa.. jangan berfikiran yang tidak-tidak dulu. Saya enggan melihat Messi orgasme dan tidak ada gunanya bagi saya, kecuali Antonella. Akan tetapi pada pertandingan tersebut, Messi merasakan puncak dari karir gemilangnya. Sebuah raihan dan pembuktian kapasitasnya sebagai salah satu pesepakbola terbesar sepanjang sejarah dunia sepakbola. Iya, melampaui rekor jumlah gol Telmo Zarra di ajang La Liga. Sebuah rekor yang orang Spanyol sendiri tidak bisa samai atau bahkan lampaui, untuk saat ini. 



Dengan jumlah gol sebanyak 253 gol (pasca laga versus Sevilla), usia Messi yang masih 27 tahun dan memiliki sisa kontrak hingga 2018, tidak perlu seorang dukun untuk memperkirakan jika torehan gol tersebut akan dilebihi oleh La Pulga. Saya bahkan berani sesumbar jika sepanjang karirnya masih di Barca, Messi bisa mencetak 300 gol. Artinya, jumlah 300 gol itu didapat andai Messi pensiun di Barca dan tidak tertarik kepada gepokan uang gaji dari klub lain. 

Ah iya, Messi pindah ke klub lain. Mungkin kah? Apalagi beberapa hari kemarin diberitakan bahwa Messi suatu saat akan hengkang dari Barca. Makin sahih lah kabar mengenai Messi yang berseragam klub lain. Tapi apakah seperti itu kenyataannya? 

Pertama-tama, pada wawancara menjelang pertandingan antara Argentina kontra Portugal tersebut Messi tidak mengatakan secara eksplisit bahwa dirinya akan hengkang. Akan tetapi haya berkata jika dirinya tidak bisa memastikan akan pensiun di Barca. Ucapan Messi ini wajar, karena pergerakan (transfer pemain) di dunia sepakbola tidak bisa diprediksi. Sudah cukup banyak contoh kasus dimana sang pemain menyatakan kesetiaannya, namun pada akhirnya hengkang. 

Saya tergelitik dengan artikel yang dirilis oleh Marca, yang mengatakan jika Messi kecewa dengan direksi FC Barcelona sebab tidak mendukung dirinya dalam meraih Ballon d'Or. Agak rancu dan lucu, menurut saya. 

Harus saya akui jika kampanye pemberitaan (white campaign) sangat erat kaitannya dengan peraihan Ballon d'Or. Media massa berperan penting dalam mengubah keputusan sang pemilik suara. Namun apakah pihak klub tidak membantu atau setidaknya mendukung Messi meraih penghargaan Ballon d'Or? Mungkin sang penulis, Luis F. Rojo lupa, bahwasanya Messi sendiri pernah berucap jika tidak begitu peduli (lagi) dengan penghargaan pribadi dan lebih fokus untuk memenuhi trofi piala Barca. 

Jika disebutkan bahwa Messi memiliki masalah dengan direksi, maka jawabanya adalah bisa jadi. Khususnya Javier Faus, yang pernah secara tersirat berucap jika Messi mata duitan jika harus memperbaiki nilai kontrak dan menaikan gajinya setiap enam bulan sekali. Masalah tersebut selesai dengan damai, namun bukan berarti Messi bisa melupakan dengan mudah. Bukankah Messi pun manusia yang memiliki ingatan? Oh iya, salah. Messi adalah alien. 

Setelah wawancara sebelum laga di Old Trafford tersebut dirilis, pihak Barca sempat kalang kabut. Tidak kurang dari presiden Josep Maria Bartomeu menghubungi agen sekaligus ayah Messi, Jorge Messi untuk menanyakan apakah ada masalah atau tidak. Bartomeu sadar, sosok Messi bukan hanya menjadi kunci kesuksesan klub, namun juga keberhasilan dirinya dalam pemilihan presiden tahun 2016 nanti. Rumusnya simpel: membuat Messi nyaman = membuat fans Barca nyaman = socios akan memilih. Tapi hal tersebut bukan patokan pasti. 



Ya. Membuat Messi bahagia di Barca bukan menjadi jawaban atas keberhasilan Bartomeu dalam memegang tampuk kekuasan klub. Buktinya terjadi usai laga melawan Sevilla. Meski publik Camp Nou meneriakan nama Messi, namun ribuan orang di stadion kuno tersebut mencibir nama Andoni Zubizarreta dan Josep Maria Bartomeu. Artinya, masih banyak hal yang harus diperbaiki oleh Bartomeu andai masih ingin menjadi presiden FCB. 

Dalam wawancara bersama TV3, Bartomeu menjelaskan jika siulan yang dialamatkan kepada dirinya dan Zubizarreta adalah sebagai bentuk kekecewaan semata dan tidak ada hubungannya dengan Messi. 

"Kami adalah klub demokratis dan kami suporter bebas mengutarakan pendapatnya. Saya sadar jika ada beberapa orang di sektor tertentu (tribun di Camp Nou) tidak menyukai dengan banyaknya masalah yang menimpa klub seperti problem dengan FIFA (hukuman transfer) dan lainnya, dan adalah hal yang jamak jika suporter mengekspresikan kekecewaannya," ujar Bartomeu seperti dikutip ulang dari Mundo Deportivo

Sebenarnya rekor pencetak gol terbanyak di La Liga ini bisa menjadi titik vital dalam meminta kenaikan gaji dan klausul buyout. Cukup dengan berkata "saya sedih," maka Barcelona akan segera menyodorkan perbaharuan kontrak, seperti yang sudah dilakukan oleh satu pemain tertentu. Sekarang segalanya ada di tangan Jorge Messi dan Lionel Messi, apakah akan meminta kenaikan gaji atau tidak. Andai Messi diageni oleh Jorge Mendes, maka bisa dipastikan (meski tidak seratus persen akurat) kondisi finansial Barca akan sedikit tergoncang oleh besaran gaji yang harus dibayarkan kepada Messi. 

Sekarang, bukan saatnya lagi memuja-muji Messi secara berlebihan. Namun saatnya untuk berdoa agar Messi (dan Jorge Messi) tidak berubah menjadi serakah dan Messi bisa mempertahankan permainan yang selama ini sudah menanjak. Rekor ini membuat ekspektasi kepada Messi kembali meningkat. Suka atau tidak suka, Messi; leyenda del Barca! 

[Image: Coki/Google]



PRIMER EL BARCA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar