Nilai Jual dan Kebutuhan FC Barcelona Terhadap Sponsor

Di era globalisasi seperti sekarang, sepak bola bukan lagi soal berusaha untuk berprestasi di lapangan hijau. Tidak. Banyak alasan tambahan yang semuanya berujung pada kemenangan. Di beberapa artikel pada blog ini sudah sering saya singgung apa saja alasan-alasan tersebut. 

Akhir-akhir ini dunia sepak bola sedang digemparkan oleh mega transfer pemain oleh klub-klub Tiongkok. Jutaan euro dan poundsterling digelontorkan tanpa khawatir, seakan uang tersebut terbuat dari daun. 

Memang sebuah kewajaran jika klub berani berinvestasi jutaan bahkan ratusan juta euro/pounds demi kelangsungan klub. Akan tetapi keberanian itu bukan tanpa resiko yang tinggi. 

Jika melihat FC Barcelona saat ini, direksi sedang bersusah payah untuk menggaet sponsor baru, menggantikan Qatar Sport Investment (QSI) yang akan habis masa kontraknya pada musim panas 2016 nanti. Tantangan terbaru untuk menjawab pertanyaan dan keraguan mengenai finansial klub. 

Kerjasama dengan Qatar Sport Investment sendiri sudah terjalin sejak 2011 lalu, dengan nilai kontrak sebesar 171 juta euro. Jumlah tersebut dibagi dalam lima tahun kerjasama, yaitu 15 juta euro di musim 2010/11, 26 juta euro di 2011/12, 29 juta euro di 2012/13, 30,5 juta euro di 2013/14, 32 juta euro di 2014/15 dan 33,5 juta euro di 2015/16. Jumlah-jumlah tersebut akan membengkak andai Barca dapat menjuarai Liga Champions selama kontrak berlangsung, dengan tambahan sebesar 5,5 juta euro. 

Tapi kini kerjasama itu mencapai titik akhir. Azulgrana bersiap untuk mencantumkan nama sponsor lainnya di jersey tim utama. 

Meski negosiasi perpanjangan kontrak dengan QSI masih dilakukan saat ini, Barca tidak tinggal diam. Klub mencari sponsor alternatif andai QSI enggan menjalin kerjasama lagi. 

Salah satu direksi, Carles Vilarrubi kepada Divendres TV3 mengatakan jika Blaugrana sudah siap andai kerjasama dengan QSI tidak mencapai titik temu dan tidak mendapatkan sponsor baru. Opsi terakhir yang sudah dipersiapkan klub adalah tidak memiliki sponsor utama. 

Well, banyak fans Barca enggan melihat nama sponsor di jersey tim utama. Bagi mereka, kesucian bagian depan jersey lebih utama dibanding kemunafikan dan kebohongan yang diberikan Sandro Rosell. Tindakan Rosell ini membuat banyak pihak muak hingga saat ini.

Permasalahan pencantuman nama sponsor di jersey sejatinya bukan terletak kepada nominal yang tertera dalam surat kerjasama. Akan tetapi pada keterbukaan kepada publik dan pihak sponsor yang dipilih. Bagaimana pun juga, nama Qatar sudah tercoreng sejak kasus perbudakan pembangunan stadion-stadion Piala Dunia di negara zajirah Arab tersebut. 

Kini, FC Barcelona mencoba mengalihkan pandangannya kepada Pepsi sebagai sponsor. Tidak banyak yang bisa dikomentari, kecuali nominal kontrak yang harus lebih besar dibandingkan dengan QSI dahulu. Ini penting demi pemain. 

Menjelang akhir musim 2015/16 beberapa pemain akan menjalani pembaharuan kontrak. Sergio Busquets adalah salah satu contohnya. Pemain tengah ini akan menerima gaji terbesar keempat di skuat, seperti sebelumnya. Ada yang turun dan ada yang mengalami kenaikan gaji. Biasa. 

Meski Lionel Messi masih menjadi penerima gaji terbesar, Neymar yang tadinya berada diposisi ketujuh, kini naik ke posisi kedua. Ney menurunkan Iniesta ke peringkt ketiga sebagai penerima gaji terbesar. Busi tetap di angka empat. 

Kemungkinan tingkatan hirearki gaji pemain berlabel superstar di FC Barcelona (Sport)
Selain Iniesta yang mengalami penurunan posisi, Gerard Pique yang tadinya berada diposisi ketiga, kini merosot ke posisi kelima. Dani Alves yang tadinya di posisi kelima, nantinya menurunkan Luis Suarez ke peringkat tujuh, tempat yang tadinya ditinggali Neymar. 

Tingkatan-tingkatan ini tidak menyebutkan secara jelas berapa besaran gaji yang diterima pemain karena dibatasi oleh etika. Tapi jelas, beberapa pemain akan mengalami kenaikan gaji. 

Dalam diskusi dengan rekan-rekan saya di jejaring sosial Twitter, saya kerap menyebutkan jika FC Barcelona harus mau melepas beberapa pemain di akhir musim, termasuk MSN yang harus mau dikorbankan. 

Pemikiran sederhana ini didasari oleh besaran uang yang harus dikeluarkan oleh klub tiap musimnya. Dengan para pemain bergaji tinggi dan tiap tahun selalu ada pembaharuan kontrak, maka tindakan itu akan membebani neraca keuangan klub. Logis kan? 

Di akhir musim 2015/16 pun sejatinya harus ada pemain yang mau "dikorbankan," entah itu dijual atau mengalami pengurangan gaji. Langkah yang diambil klub sudah benar, yaitu "mengiklankan" Douglas di media massa untuk menarik pembeli. Sayangnya Douglas hanya ingin bermain di La Liga, sehingga menyulitkan Barca untuk melepas pemain asal Brazil ini. 

Kala tunangan saya diharuskan membuat artikel di suatu tabloid sepak bola, ia menyebutkan nama Dani Alves sebagai salah satu pemain yang akan dilepas di akhir musim ini. Selain karena gajinya terlalu besar, kontribusi Alves pun sudah tidak seperti dahulu dan ada Aleix Vidal. *selebihnya mengenai Alves dan Douglas bisa ditemukan di artikel pada blog ini atau pada tulisan tunangan saya di tabloid sepak bola nasional.

Pengandaian sederhanya begini: jika masih menginginkan para pemain berlabel superstar dan vital di skuat, maka nilai kontrak dengan sponsor harus besar. Memang tidak seluruhnya gaji pemain dibayarkan dari sponsor, tapi masih banyak langkah dan kebijakan yang akan diambil dikemudian hari, yang mungkin belum terlihat saat ini. 

Kita kembali ke Pepsi. Andai Pepsi mau dipinang oleh FC Barcelona, maka berapa pun nilai yang disodorkan klub akan terasa murah bagi minuman bersoda asal Amerika Serikat ini. Bayangkan, ada Luis Suarez dan Messi di Barca, yang (pernah) menjadi bintang iklan bagi Pepsi sehingga Pepsi tidak perlu mengeluarkan dana tambahan lagi. 

Bagi klub sebesar FC Barcelona, harusnya tidak begitu sulit dalam melobi Pepsi untuk ambil bagian dalam pencatatan sejarah klub. Prestasi dan budaya yang dijual oleh Barca ke dunia, bisa menjadi pertimbangan lainnya untuk Pepsi.

Sayangnya Neymar menjadi bintang iklan 7Up di Piala Dunia Brazil lalu, khususya pasca laga Brazil versus Jerman. #ehh
Jika ingin menerapkan kapitalisme, maka contohlah negara Tiongkok, jangan negara-negara Barat. Kapitalisme telanjang yang dipertontonkan dalam pembelian pemain mahal menjadi pelajaran bagi Barca jika dikemudian hari sepak bola bukan lagi olahraga yang murah. Mau tidak mau, FC Barcelona menjadi salah satu klub yang berdiri di garda terdepan dalam hal memodernisasi sepak bola.




PRIMER EL BARCA!

6 komentar:

  1. Sayangnya Neymar menjadi bintang iklan 7Up di Piala Dunia Brazil lalu?
    Apa itu berarti kendala buat menggaet minat Pepsi bekerjasama dgn FCB?
    pencerahannya dong bang..����

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak. Malahan kabar mengenai kerjasama Neymar dengan 7up tidak terdengar lagi sampai sekarang. Setidaknya menurut penelusuran saya pribadi.

      kata "sayang" dari kalimat itu merujuk tidak bisanya Pepsi menjadikan Neymar sebagai bagian dari trio MSN sebagai bintang iklan Pepsi. Bagaimana pun juga, dari sisi komersial trio MSN bisa lebih menjual produk dibanding perseorangan.

      Memang, biasanya sponsor klub akan dibintangi oleh para pemain, seperti contoh kasus iklan Qatar Airways kemarin. Tapi ada perbedaan loh antara iklan Qatar Airways dengan Pepsi. Iklan Qatar Airways kemarin itu karena FCB menjalin kerjasama dengan Qatar Airways perihal iklan di stadion. Bukan karena sponsor di jersey. Secara perhitungan nilai jual, sponsor iklan (advertising) berbeda dengan iklan di jersey karena penampangan nama sponsor di jersey akan selalu terlihat, sampai kapan pun. Beda dengan pencantuman nama sponsor di jersey.

      Semoga penjelasan saya dapat difahami. Jika belum faham, silahkan bertanya kembali. :)

      Hapus
  2. kalau qatar foundation sebenarnya jadi celah transisi qatar airways buat masuk atau murni foundation kayak unicef?
    (atau malah unicef juga jadi celah barcelona ningkatin celah aktifasi brand komersil?)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha Qatar Foundation mah murni karena QSI. Sama seperti dengan Qatar Airways di jersey. Tapi pencantuman Qatar Airways di papan iklan Camp Nou dan jadi bintang iklan Qatar Airways, itu beda lagi.

      Iya. Qatar Foundation dipakai sebagai transisi dari Unicef ke brand sponsor. Makanya di artikel diatas saya menulis "munafik dan kebohongan."

      Hapus
  3. eniwei,resepsi sama tunangannya kapan? eh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gandeng Teguh. Ahahaha April Guh, insha Allah. Hahahaha

      Hapus