Jika kita melemparkan pertanyaan siapa pemain terbaik, maka akan muncul nama Lionel Messi, Neymar, Cristiano Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic, Didier Drogba, Samuel Eto'o, Ronaldinho dan ratusan nama lainnya.
Namun jika kita bertanya siapa pemain terbaik yang tidak mendapatkan pengakuan yang layak, maka jawabannya adalah Sergio Busquets dan Luis Suarez.
Kiprah Busquets, bisa dibaca lebih lanjut di sini.
Luis Suarez adalah pesepakbola yang termasuknya fenomenal. Bagaimana tidak, dengan beragam prestasi yang ditorehkan, El Pistolero seakan senyap dari penghargaan.
Di musim ini, Suarez sukses menumbangkan duopoly Cristiano Ronaldo-Messi sebagai pencetak gol terbanyak di La Liga. Total ia membuat 40 gol sepanjang musim 2015/16, selisih lima gol dengan Cristiano dan 14 gol dengan Messi. Bukan kah luar biasa?
Jika melihat statistik di Liverpool, Suarez memiliki rasio gol sebanyak 1,62 gol/pertandingan, atau membuat 133 gol dari 82 laga. Saking produktifnya, Suarez langsung disodori kontrak baru oleh LFC, pada akhir tahun 2013. Setelah membubuhkan tanda tangan pada kontrak baru, Suarez merayakan dengan membeli satu trolli minuman beralkohol. Cukup kontroversi bagi seorang pesepakbola yang biasanya menjaga kondisi tubuh.
Jika bicara kontroversi, maka Luis Suarez adalah orang yang tepat untuk dibincangkan. Bagaimana tidak, Suarez beberapa kali terlibat kasus penggigitan dan tuduhan rasisme yang dilancarkan kepada Patrice Evra. Untuk kasus pertama, Barca bahkan harus merasakan imbasnya, sebelum sang striker merumput di Camp Nou.
Kala datang ke klub asal Katalunya ini pada pertengahan 2014, banyak pihak yang melemparkan pertanyaan. Hal ini didasari adanya Lionel Messi dan Neymar Jr di skuat azulgrana dan dikhawatirkan akan bentrok karena faktor ego. Wajar jika kekhawatiran tersebut muncul. Bukan kah seorang striker diwajibkan untuk memiliki ego?
Banyak pihak yang meragukan kontribusi Suarez kepada tim. Datang sebagai striker murni, sosok seperti Suarez tidak pernah ada di skuat Barca. Dalam satu dekade terakhir, striker yang dimiliki oleh Barca adalah kala Samuel Eto'o, Zlatan Ibrahimovic dan Henrik Larsson bermain.
FC Barcelona tidak bisa langsung memainkan Suarez karena ia masih dalam hukuman larangan bermain selama empat bulan karena menggigit Giorgio Chiellini di Piala Dunia 2014. Meski pihak klub sadar mengenai hukuman tersebut, Barca malah menjadikan Suarez sebagai salah satu pemain termahal dengan nilai transfer sebesar 82 juta euro.
Ketika ia bisa bermain sepak bola, pada Oktober 2014, Suarez langsung memberikan kontribusi yang nyata kepada klub. Ini seakan menjadi pertanda jika sang pemain ingin memberikan rasa terima kasihnya karena masih mempercayai dirinya meski terlibat kasus penggigitan. Pada musim pertamanya, Suarez mencetak 25 gol dan 20 assist. Bersama Lionel Messi dan Neymar, Suarez berubah menjadi tridente yang mengerikan sepanjang sejarah Liga Spanyol dengan mengemas total 122 gol.
Di musim keduanya, seperti kita ketahui, peranan Suarez kian signifikan. Kini, lini depan Barca bukan hanya Messi saja yang harus ditakuti. Namun Suarez pun patut diperhitungkan.
Sayangnya, meski torehan dan kontribusinya di Liverpool dan di Barca sangat gemilang, FIFA seakan tutup mata dengan penampilan Suarez.
Pada Januari 2015, ketika semua orang sibuk membicarakan penghargaan Ballon d'Or, nama Suarez bahkan tidak masuk kedalam salah satu kandidat. Padahal jumlah gol di Liverpool, kontribusinya di tim nasional Uruguay dan FCB berada diatas rata-rata, jika tidak termasuk gemilang.
Kini, Suarez memberikan tantangan kepada FIFA dengan merebut titel El Pichichi, mematahkan dominasi Messi dan Cristiano, serta mencatatkan diri sebagai pemberi assist berjumlah 16, setingkat dengan La Pulga.
Andai FIFA tidak mengakui jumlah gol dan assist yang telah dibukukan, organisasi yang diketuai oleh Gianni Infantino ini harus melihat apa yang Suarez berikan kepada Barca, yaitu memberikan perbedaan. Sejak "kegagalan" Ibrahimovic di era Josep Guardiola, seorang striker murni seakan tidak mendapatkan tempat di skuat karena memainkan false 9. Strategi yang dianggap jenius dan lain dari biasanya. Kini, dengan adanya Suarez dan ditemukan antibiotik untuk menangkal Messi, Barca berubah kembali menjadi sosok yang ditakuti.
Terlepas apakah Suarez akan tetap bersinar atau tidak di musim 2016/17, namun sudah saatnya FIFA melirik dia. Seperti apa yang diakui sang pemain, kini ia sudah berubah karena perlakuan yang ia terima dari klub. Meski beberapa kali masih melakukan "jatuh yang tidak seharusnya," Suarez layak mendapatkan apresiasi dari organisasi sepak bola terbesar di dunia.
Layak kah Luis Suarez mendapatkan Ballon d'Or untuk pertama kalinya?
PRIMER EL BARCA!
Layak
BalasHapusLayak
BalasHapus