Tetapi ada beberapa cacat dalam pertarungan yang bisa di sebut laga para bintang tersebut. Hal-hal yang di luar lapangan yang somehow bisa masuk ke dalam lapangan. Tentu saja, hal-hal "kecil" tersebut cukup mempengaruhi jalannya pertandingan. Berikut saya coba rangkum.
1. GURUCETA CASE
Kejadian ini terjadi ketika semifinal copa leg kedua, pada 6 Juni 1960 di Camp Nou. Real Madrid memiliki keunggulan 2 buah gol di kandang. Ketika itu Barcelona unggul 1-0 atas Real Madrid. Lalu tiba tiba pada pada menit ke 6 setelah half-time, sang wasit bernama Guruceta memberikan pinalti bagi Real Madrid. Pada saat kejadian, Guruceta berada 35 meter dari kejadian dan insiden jatuhnya Manolo Velasquez berada 2 meter dari area pinalti. Asisten wasit tidak mengangkat bendera tanda terjadinya pelanggaran saat itu. Real Madrid lolos ke final melawan Valencia dan menjuarai kejuaraan tersebut.
Headline Tabloid Marca |
Masalah ini menjadi semakin pelik karena melibatkan suku lain, bukan hanya Catalan dan Castillan, tetapi juga kecurigaan terhadap suku Basque. Teori pun berkembang bahwa wasit dari Basque yang di suap, akan menghasilkan sedikit kecurigaan dibanding wasit dari Asturia atau Andalusia. Basque dan Catalan adalah suku bangsa yang sama-sama memperjuangkan kemerdekaan mereka dari "jajahan" suku Castillan.
Guruceta mendapat larangan memimpin pertandingan sebanyak 6 kali oleh komisi wasit. Tidak lama setelah insiden tersebut, Guruceta membeli sebuah mobil mewah bagi ukuran seorang wasit, BMW. Pad tahun 1978 Guruceta meninggal akibat kecelakaan mobil.
EUFA Cup 1984 |
Pada akhirnya Anderlect menang dengan skor akhir 3-0, yang di isi oleh penalti di menit-menit akhir serta pembatalan gol untuk pihak Nottingham. Di final, Anderlect kalah dari Tottenham Hotspurs.
2. GENEROSITY OF THE REGIME
Suatu pertandingan yang sangat "fantastis" jika melihat jumlah gol serta korelasi antara sepakbola dengan politik. Di leg pertama kejuaraan Copa Del Generalismo yang kemudian berganti nama menjadi Copa Del Rey pada tahun 1976, Barcelona unggul 3-0 di Camp Nou. Pada leg kedua di Bernabeu, para pemain barcelona kedatangan "tamu" tidak diundang dari kepala keamanan Madrid. Mereka "diingatkan" bahwa mereka masih dapat bermain karena kebaikan dari sang diktaktor, Francisco Franco. Kasarnya, mereka dipaksa untuk mengalah untuk meloloskan Real Madrid ke final atau nyawa mereka menjadi taruhannya.
Meskipun pada akhirnya Barcelona kalah dengan skor telak 11-1, tetapi 1 buah gol dari Barcelona tersebut menandakan sebuah perlawanan akan harga diri.
3. ALFREDO Di STEFANO
Legenda Real Madrid yang pada awalnya memiliki kesepakatan bermain untuk Barcelona, yang kemudian beralih bermain untuk Real Madrid pada tahun 1953. Beberapa teori muncul ke permukaan, tetapi faktor uang sepertinya bukan menjadi pokok masalah.
Tugas untuk mengkontrak Di Stefano pada awalnya diserahkan manajemen Barcelona kepada Ramon Trias Fargas yang juga anak dari pemilik saham di klub Di Stefano bermain di liga Kolombia, Milloranios. Tetapi di tengah-tengah negosiasi, presiden klub Millorainos, Marti Carreto mengikutsertakan pemandu bakat, Josep Samitier yang juga membawa seorang pria Kolombia bernama Joan Busquets dalam negosiasi tersebut. Busquets yang juga duduk dalam manajemen klub sepakbola Santa Fe, sepertinya ingin negosiasi ini tidak terlaksana. Santa Fe adalah rival abadi dari Milloranios, klub dimana Di Stefano bermain.
Di Stefano |
Pada akhirnya di tahun 1953, Barcelona memiliki kesepakatan dengan Di Stefano mengenai kepindahannya ke Barcelona. Masalah lain kemudian lahir karena FIFA dan River Plate tidak mengetahui kesepakatan tersebut dan menganggap Di Stefano mangkir dari kontrak dengan Millorainos. Pun Federasi Sepakbola Spanyol tidak mengetahui kesepakatan antara Barcelona dengan Di Stefano. Federasi Sepakbola Spanyol berdalih bahwa menurut Pakta Lima, Di Stefano seharusnya tetap bermain di Millorainos sampai tahun 1953 dan membutuhkan izin dari River Plate dan Millorainos untuk pindah ke Spanyol. Millorainos kemudian melaporkan masalah ini kepada FIFA dan FIFA pun menunjuk Federasi Sepakbola Spanyol untuk mengatasi masalah ini.
Alfredo Di Stefano Bersama Prince Of Bernabeu, Raul Gonzales |
Kesepakatan ini mendapat respon negatif dari kubu Barcelona dan fans yang merasa telah mencapai kesepakatan dengan Di Stefano. Meski kesepakatan tersebut tidak resmi, seharusnya Real Madrid tidak turut campur jika dilihat dari etika bisnis.