THE UNTOUCHABLE & THE LIVING LEGEND: JOHAN CRUYFF

Pemain termahal di tahun 1976 dengan nilai transfer 1 juta Dollar, tiba ke Camp Nou dari Ajax Amsterdam, Belanda dengan sambutan yang meriah dan ramah dari cules akibat komentar kontroversialnya. "Saya tidak bisa bermain bagi Real Madrid karena tidak mau di asosiasikan dengan Franco.". Cukup jelas maksud kalimat tersebut.


The Legendary Johan Cruyff
 Sejatinya, Cruyff adalah pahlawan Ajax Amsterdam dan timnas Belanda. Bermain sebanyak 240 dengan torehan sebanyak 190 gol di tim senior Ajax, Cruyff bermain dari level junior Ajax sejak tahun 1957. Pun memperoleh penghargaan Ballon d'Or sebanyak 3 kali di tahun 1971, 1973 dan 1974 ketika berseragam Ajax. Cruyff, dengan permainan total football yang dikenalkan oleh Rinus Michels, menjadi semacam "agama" bagi dirinya. Dan "agama" tersebut akan melahirkan beberapa calon legenda yang akan mengubah jalannya dunia. Calon legenda seperti Iniesta, Xavi ataupun sang alien, Me55i.






Cruyff bermain sebagai playmaker, pembangun serangan dan marksman dalam satu kesatuan. Seperti menyatukan Xavi dan Busey dalam 1 personal. Dengan kemampuan passing diatas rata-rata, Cruyff menjadi semacam pemain yang sangat sulit di sampai, sampai sekarang.
Cruyff yang lahir di Amsterdam pada tanggal 25 April 1947, memiliki visi yang sangat bagus sampai-sampai seorang analis menyebut Cruyff sebagai "rumus pitagoras dalam sepakbola" karena kekompleksan dan presisi dalam passing.
Dengan signature-nya bernama "Cruyff Turn", Cruyff hanya kalah dari Maradona dan Pele karena tidak dapat mempersembahkan tropi Piala Dunia. Selebihnya, Cruyff melampaui mereka berdua atau legenda-legenda lainnya. Itu karena Cruyff mewariskan sesuatu hal yang penting, bukan hanya permainan indah di masa-masanya di zaman dahulu yang hanya bisa disaksikan melalui Youtube atau dari cerita-cerita penggemar sepakbola yang sudah berumur. Warisan itu ada dan menjadi semacam bola salju.

Cruyff memulai debut sebagai pebola ketika Ajax melawan GVAV pada tanggal 15 November 1964 dan mencetak satu-satunya gol yang berkesudahan dengan kekalahan Ajax 3-1. Meski Ajax berada di posisi 13 di klasemen akhir pada musim itu, tetapi pada musim berikutnya 1965/06 Cruyff memulai sihirnya. Pada bulan Maret, Cruyff mencetak hat-trick pertamanya ketika Ajak menghancurkan Telstar, dengan skor akhir 6-2 di lanjutan liga eredivisie. 4 hari kemudian, sihir Cruyff bermain kembali ketika Ajak mengalahkan Veendam 7-0 di level kejuaraan liga dengan 4 buah golnya! Pada musim itu, Cruyff telah bermain sebanyak 23 kali dengan total gol sebanyak 25 buah dan membantu Ajax memperoleh tropi kejuaraan liga.

Pada musim 1966/67, Ajax menjuarai kejuaraan liga, serta kejuaraan KNVB. Double pertama bagi Cruyff dan menjadi topskor dengan 33 buah gol di akhir musim. Hanya pada tahun 1969 Ajax bermain pada final piala Eropa, yang kemudian berganti nama menjadi Liga Champion pada tahun 1992, melawan tim Italia, AC Milan, yang pada akhirnya kalah 4-1. Meski menyakitkan, pada tahun tersebut Cruyff dianugerahi sebagai pemain terbaik di liga Belanda untuk ketiga kalinya, dari tahun 66/67, 67/68 dan 68/69.
Semua terasa sempurna bagi Cruyff. Tetapi pada awal musim 1970/71, Cruyff mendapat cidera panjang pertamanya. Di 30 Oktober 1970, Cruyff bermain kembali melawan PSV Eindhovenn dan menang 1-0. Pada pertandingan itu, Cruyff untuk pertama kalinya bermain mengenakan nomer punggung 14, karena nomer punggung 9 telah dikenakan oleh Gerrie Muhren. Semenjak hari itu, Cruyff mengenakan nomer 14 di klub maupun timnas Belanda, meski pada saat itu agak janggal melihat starting line-up dengan nomer punggung diatas 11. Terdapat video dokumenter tentang Cruyff dangan nama "Nummer 14 Johan Cruyff" dan sebuah majalah bertitel "Nummer 14" yang didedikasikan untuk Cruyff.


Ajax Amsterdam Hero

Pada lanjutan liga di musim 1970 tepatnya 29 November 1970, Cruyff mencetak tidak kurang dari 6 buah gol, ketika Ajax melawan AZ yang berkesudahan 8-1. Di final kejuaraan KNVB, Ajax berhadapan kembali dengan Sparta Rotterdam di final dan menang 2-1. Tidak lama berselang, Ajax memenangkan gelar Eropa pertama kalinya ketika melawan Panathinaikos 2-0 di London pada tanggal 2 Juni 1971. Di akhir musim tersebut, banyak spekulasi mengenai masa depan Cruyff. Feyenoord dan Fc Barcelona dikabarkan tertarik memakai jasa meneer Cruyff. Spekulasi tersebut terbantahkan ketika Cruyff memperpanjang kontrak untuk masa 7 tahun. Masa-masa kejayaan Cruyff bertambah ketika dirinya memenangkan gelar Pemain Terbaik Eropa atau bisa disebut Ballon d'Or.

Mungkin 1972 adalah titik klimaks bagi Ajax dan Cruyff. Dengan menjuarai Liga Champion untuk kedua kalinya setelah mengalahkan Inter Milan dengan 2 buah gol dari Cruyff yang berkesudahan 2-0, menjadi semacam perdebatan atau perang antara Total Football melawan permainan Defensive Football Itali.
Pada final kejuaraan KNVB, Cruyff menyumbangkan gol dalam kemenangan Ajax atas ADO Den Haag. Di liga, Cruyff menjadi topskor dengan perolahan 25 gol dan itu menghantarkan Ajax menjadi juara liga Eredivisie. Di musim gugur 1972, Ajax memenangkan kejuaraan Intercontinental setelah mengalahkan klub Argentina, Independiente dan pada bulan January 1973, Ajax menjuarai Piala Super Eropa setelah mengalahkan klub Skotlandia, Glasgow Rangers.
Pada musim 1972/73, Ajax menutupnya dengan tropi Liga Champion setelah mengalahkan klub Italia lainnya, Juventus Fc dengan skor akhir 1-0. Sebuah tahun-tahun yang sangat gemilang.




Pada musim panas 1973, Cruyff dijual kepada raksasa Spanyol Fc Barcelona seharga 60 juta guilden (est. 20 juta Dollar pada tahun 1973). Barcelona tidak hanya membeli seorang pemain untuk masa yang pendek, tetapi seorang untuk long time period.
Pada musim pertamanya, Cruyff mempersembahkan titel La Liga setelah terakhir kalinya pada tahun 1960 dan mengalahkan Real Madrid di Santiago Bernabeu dengan skor telak 5-0. Awal dari angka ajaib bagi cules di seluruh dunia. Euphoria pun tumpah ruah di setiap jalanan di Barcelona. Mengalahkan Real Madrid di kandang dan di hadapan Franco sendiri adalah sebuah hadiah yang tidak bisa dibayar oleh apapun, sampai sekarang.
Di Barcelona, Cruyff pun memberikan sebuah trade-mark tersendiri, yaitu "Phantom Goal" ketika melawan Atletico Madrid. Gol tersebut di tasbihkan sebagai "Cruyff's impossible goal" (gol Cryuff yang mustahil).


Tidak Berkompromi Dengan Aparatur Madrid

Di tahun1974, Cruyff hanya sanggup menghantarkan Der Oranje ke final Piala Dunia dan kalah dari tuan rumah Jerman Barat. Padahal pada pertandingan-pertandingan sebelumnya, Belanda sukses menyingkirkan para raksasa sepakbola lainnya seperti Argentina (4-0), Jerman Timur (2-0) dan Brazil (2-0). Dengan caps sebanyak 48 laga dengan 33 buah gol bagi timnas, Cruyff mengundurkan dari timnas pada tahun 1977. Pada tahun 2008, Cruyff kemudian bercerita bahwa dia dan keluarganya hampir terlibat dalam usaha penculikan, 1 tahun sebelum Piala Dunia 1978. Hal itu yang membuatnya mundur dari timnas.


Belanda vs Argentina

Cruyff yang menikahi Danny Coster pada tanggal 2 Desember 1968, pada usia 32 memutuskan pindah ke Liga Amerika yang bernama North America Soccer League yang kemudian berganti nama menjadi Major League Soccer (MLS) bersama Los Angles Aztecs. Pada January 1981, Cruyff pindah menuju Levante di Divisi Segunda La Liga. Dengan caps sebanyak 10 kali dan 2 buah gol, Cruyff tidak bisa menolong Levante promosi ke Divisi Primera.
Di tanggal 30 November 1980, Cruyff kembali ke Ajax sebagai penasihat teknis dibawah pelatih Leo Beenhakker. Sebelum Cruyff datang, Ajax berada di posisi 8 klasemen sementara dan pada akhir musim 1980/81, Ajax berada di posisi runner-up di klasemen akhir setelah 34 laga. Pada Desember 1981, Cruyff menanda-tangani kontrak sebagai pemain bagi Ajax.
Musim 1981/82 dan 1982/83, Cruyff kembali mambawa Ajax menjuarai liga. Di musim 1982/83 Ajax pun memenangkan tropi KNVB.

Di akhir musim 1982/83 Ajax tidak memperpanjang kontrak ayah dari Chantal, Susila dan Jordi ini. Hal ini cukup membuat Cruyff berang karena merasa tidak dihargai kontibusinya. Hal ini mengakibatkan pindahnya Cruyff ke rival abadi Ajax, Feyenoord. Cruyff yang berseragam Feyenoord, membantu timnya memenangkan liga setelah puasa selama 10 tahun. Pun mempersembahkan tropi KNVB sebanyak 2 kali sebelum akhirnya gantung sepatu pada 13 Mei 1984.

Setelah pensiun, Cruyff mengikuti jejak sang maestro Rinus Michels dengan faham Total Footballnya. Cruyff yang melatih Ajax berhasil memenangkan Piala Winner's Eropa pada final di tahun 1987 setelah mengalahkan Locomotiv Leipzig dengan skor 1-0 yang di buat oleh Marco van Basten. Cruyff yang kembali ke Ajax tahun 1985, baru bisa menemukan formasi idealnya pada tahun 1986. Meski pada akhirnya harus menyerah di perburuan titel liga pada Guus Hidink yang menukangi PSV Eindhovenn. Tetapi pada musim 1985/86 serta 1986/87 Ajax berhasil memboyong titel juara KNVB.



Sistem yang diterapkan oleh Cruyff pada masa itu adalah dengan menempatkan 3 defenders dengan 2 pemain tengah yang mensupply bola bagi pemain bernaluri menyerang.
Sistem ini telah di pakai juga oleh pelatih Inggris, Terry Venables di EURO 1996 di semi-final melawan Jerman. Pun pada tahun 1995 Ajax kembali menerapkan sistem ini yang kemudian menghasilkan tropi Liga Champion. Diantara pemain yang bermain dibawah asuhan Cruyff tersebut adalah Framk Rijkaard, Bergkamp, Meijer, Bosman dan De Wit.

Di tahun 1988, Cruyff kembali ke Barcelona sebagai manajer. Cruyff memiliki pemain-pemain lebih berkualitas di Barcelona, seperti: Guardiola, Jose Mari Bakero, Txiki Begiristain, Goikoetxea, Ronald Koeman, Michael Laudrup, Romario, Georghe Hagi dan Hristo Stoickov.
Ketika datang pertama kalinya sebagai pelatih, Cruyff merombak segala sistem yang ada di Barcelona, terutama sistem di junior. Berikut adalah 3 hal yang menjadi perhatian Cruyff:
  • Setiap tim junior di bawah tim utama, harus mengaplikasikan sistem dan formasi yang sama seperti tim utama. Ini dimaksudkan agar tim junior tidak kesulitan jika bermain di tim utama.
  • Setiap pemain yang menonjol di tim junior harus bermain di level yang lebih tinggi, meski usianya lebih muda dibanding rekan tim yang lain.
  • "Perlas de la Cantera" (pemain paling berbakat di tim junior) harus mendapat tempat di tim utama Barcelona.
  • Penerimaan murid baru dilarang berdasarkan penilaian fisik semata. Tetapi harus berdasarkan skill dan visi bermain.
Dengan 3 hal tadi, maka buahnya bisa kita lihat sekarang. Messi dan Iniesta yang telah mendapat tempat di tim utama karena memiliki permainan diatas rata-rata. Tello, Cuenca, Fontas, Thiago, Montoya adalah jejeran pemain yang akan merasakan menjadi pemain tim utama. Hal lain yang menjadi patokan Cruyff adalah setiap pemain junior tidak akan terpaku dalam satu posisi. bisa kita lihat hasilnya pada Puyol yang bermain sebagai RB menjadi CB. Atau pada kasus Messi yang kadang menjadi Striker ataupun AM. Pique pun sangat fasih bermain sebagai DM meski posisinya adalah CB. Iniesta dan Cesc yang pemain tengah menjadi winger.
Perubahan posisi ini sangat menunjang sistem Total Football yang mengandalkan mobilitas tinggi individu. Atau dalam istilahnya "Liquid"(cair).
Patokan sistem junior mulai Barcelona di tinggalkan. Kekurangan fisik yang dahulu menjadi penghambat karir sepakbola tidak menjadi harga mati. Kini semua pemain bisa bermain, asalkan memiliki skill dan teknik yang mumpuni. Tinggi rata-rata pemain Barcelona di skuad sekarang bisa dibilang dibawah tinggi rata-rata pemain di klub lain. Mungkin tidak 100% ditinggalkan oleh Barcelona. Penyesalan kemudian terjadi ketika Jordi Alba dibuang oleh La Masia karena terlalu pendek. Sekarang, Alba menjadi winger yang sangat bagus dan Barcelona harus menebus dengan harga tinggi jika ingin memakai jasanya.





Sistem Cruyff ini telah menghasilkan 4 gelar liga diantara tahun 1991sampai 1994. Gelar piala Winner's Eropa (EUFA cup) tahun 1989 serta piala Liga Champion di tahun 1992 untuk pertama kalinya setelah mengalahkan il Samp, Sampdoria di stadion Wembley, Inggris. Mereka pun berhasil memboyong Copa del Rey di tahun 1990, piala Super Eropa di tahun 1992 dan piala Super Spanyol sebanyak tiga kali. Perolehan 11 piala ini menjadikan Cruyff sebagai pelatih tersukses dalam sejarah Barcelona, sebelum akhirnya dipecahkan oleh Josep Pep Guardiola dari tahun 2008 sampai sekarang. Cruyff mendapat gelar Don Balon sebagai pelatih terbaik di Spanyol pada tahun 1991 dan 1992.
Sistem Cruyff tersebut telah di praktekan ulang oleh para "murid" yaitu Frank Rijkaard dan Pep di tahun 2000an. Pada pertengahan tahun '90, sistem Barcelona mengalami sedikit cita rasa Inggris dari sir Bobby Robson (RIP), meski tidak begitu berpengaruh dalam sistem ciptaan Cruyff. Jika saja Sir Bobby menangani Barcelona lebih lengkap, maka sistem Cruyff tersebut akan lebih cepat matang. Cruyff menjadi pelatih terlama yang pernah menangani Barcelona. Pemecatan Cruyff semacam penghinaan jika diliat dari caranya. Di pecat pada tanggal 18 Mei 1996, ketika para pemain sedang berlatih. Bisa dibilang itu adalah keburukan dari presiden Josep Luis Nunez.
Pemecatan ini sangat membekas di diri Cruyff sampai dia berjanji tidak akan melatih lagi. Ketika tahun 1994, Cruyff mengadakan pembicaraan dengan otoritas sepakbola Belanda, KNVB mengenai kemungkinan melatih timnas Belanda di Piala Dunia 1994. Tetapi kesepakatan ini pecah di saat-saat terakhir.
Ketika Joan Laporta mencalonkan diri sebagai presiden, Cruyff pun mendukung Laporta. Sepertinya karena sakit hati karena perlakuan Nunez. Cruyff tetap mendukung dan memberi saran kepada Laporta, meski Cruyff tidak memiliki posisi di Barcelona.
Sejak terpilihnya Laporta, sangat jelas Barcelona diisi oleh beberapa pemain Belanda. Belanda-nisasi Barcelona ini seperti menghidupkan kembali sistem Cruyff.
Dijajaran manajemen pun Cruyff memasukan beberapa mantan pemain seperti Pep di Barca B, Txiki, Rexach, Guillermo Amor, Eusibio, Oscar Garcia, Zubizarreta dan Sergi Barjuan yang keluar pada tahun 2011.
Permainan yang dikenalkan Cruyff ini kemudian di sebut Tiki-taka ini menjadi semacam roh bagi Barcelona. Konsekuensinya, timnas Spanyol pun harus memakai sistem ini karena hampir setengah dari pemain inti timnas Spanyol adalah pemain Barcelona. Sistem Tiki-taka yang diadopsi timnas Spanyol berbuah dengan piala juara EURO 2008 serta Piala Dunia 2010. Jika di telaah, strategi ini sepertinya akan dipakai oleh timnas Spanyol dan mungkin akan menjadi trade-mark Spanyol, sama seperti kick and rush-nya Inggris atau Defensive Football-nya Italia.
Atas jasanya ini, Cruyff dianugerahi gelar Presiden Kehormatan oleh Laporta. Tetapi, ketika Laporta lengser, gelar ini dicopot oleh presiden terpilih sandro Rosell pada Juli 2010. Cruyff merasa terhina atas pencopotan ini. Mungkin bisa dibilang pencopotan ini semacam tindakan politis. Karena tanpa gelar ini, semua orang pun tahu bahwa Cruyff yang membentuk Barcelona sekarang. Cruyff berada di posisi ke 6 dalam jajaran De Grootste Nederlander ( The Great Dutchman) di tahun 2004 atas kontibusinya terhadap Belanda.

Timnas Spanyol Bermain Tiki-Taka

Di tahun 2008, Cruyff menjabat Direktur Teknik Ajax Amsterdam setelah sebelumnya Ajax mengalami kesalahan manajemen selama 10 tahun yang berimbas pada minimnya gelar.
Tetapi pada bulan Maret Cruyff mengundurkan diri dari posisi tersebut karena berselisih dengan pelatih yang merupakan anak asuhnya, Marco van Basten.
Pada 2 November 2009, Cruyff menjabat sebagai pelatih timnas Katalan setelah sebelumnya menganggur selama 13 tahun. Pada 11 February 2011, Cruyff menempati jajran manajemen Ajax sebagai penasihat. Sekarang Cruyff aktif sebagai penasihat di klub Meksiko, Chivas sejak February 2012.



Seluruh pengorbanan dan buah pikir Cruyff bagi Barcelona tidak akan bisa dibayar berapapun dan sampai kapanpun. Karena Cruyff memberikan fondasi bagi Barcelona. Di Ajax, nomer punggung 14 tidak akan dipakai lagi dan ulang tahunnya diperingati oleh fans Ajax. Pada tahun 2003, ketika EUFA memperingati hari lahirnya, Cruyff dianugerahi Golden Player dari Belanda oleh KNVB sebagai individu paling berpengaruh dalam 50 tahun terakhir dan pada tahun 2005 Cruyff menerima Penghargaan Seumur-Hidup dari KNVB. Tanpa Cruyff, tidak akan ada Dream Team, tidak ada Laporta, tidak ada Rijkaard, tidak ada Pep, tidak ada Messi, tidak ada Iniesta, tidak ada Xavi dan tidak akan ada Tiki-taka.