BARCA PANAS MASBROOOOOO....

Mungkin 2 minggu ini adalah minggu terberat dan terburuk dalam sejarah Fc Barcelona ketika ditangani oleh Pep. Kalah di Stamford Bridge dan kalah di laga el clasico di Camp Nou, ditambah rumor-rumor yang mungkin membuat suasana ruang ganti panas.
Di mulai rumor tentang Pique yang tidak akur dengan Pep, starting line-up ketika el clasico yang bocor 5 jam sebelum rilis serta kritik-kritik tidak beralasan terhadap beberapa pemain.

Ah, saya tidak akan membahas tentang isu-isu tidak bertanggung jawab tersebut. Patokan saya adalah, Pique bisa bersikap profesional, Pep lebih tahu tentang strategi Barcelona dibanding kita semua dan menginginkan kemenangan. Saya sekarang akan membahas kemungkinan strategi yang di pakai oleh Barcelona dan Chelsea.

Ketika di Stamford Bridge, Chelsea bermain sangat defensive. Wajar juga, jika melihat UCL adalah satu-satunya peluang untuk meraih tropi bergengsi di musim ini. Saya berani taruhan jika Chelsea tidak akan bermain offense di leg kedua ini. Bermain offense melawan Barcelona yang sedang all-out sama aja dengan bunuh diri. Meski banyak yang mengkritik strategi yang di pakai Di Matteo di leg pertama, tidak ada alasan bagi Di Matteo untuk bermain menyerang. Mencari aman dengan mengincar hasil imbang adalah lebih masuk akal. Sepertinya Chelsea akan mencoba kembali strategi yang pernah diterapkan oleh Jose Mourinho ketika menangani Chelsea di tahun 2010 ketika bermain di Camp Nou. Yeah, strategi contain yang membosankan. So, lupakan apa perkataan Di Matteo.

Ada perbedaan antara bermain contain (tidak mengharapkan kemenangan pun kekalahan) dengan bermain defensive (tidak mengharapkan kekalahan, hanya mengincar hasil imbang), dan benar apa kata legenda Belanda Edwin van Der Sar bahwa Chelsea akan bermain contain. Untuk apa kemenangan di Camp Nou jika satu kaki mereka sudah menginjak final?
Menurut Edwin van Der Sar yang pernah 2 kali kalah oleh Barcelona di final Liga Champion, kemenangan Barcelona di laga kedua ini akan menyelamatkan persepakbolaan Eropa di level liga Eropa. Ada betulnya juga perkataan tersebut. Jika permainan defensive football marak digunakan, tentu saja akan menjadi membosankan. Hal itu secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap antusiasme penonton dan akan berimbas pada pemasukan klub. Gini deh, semua tim yang bermain menyerang rata-rata adalah tim dengan keadaan finansial besar. Bukan karena kemampuan untuk membeli pemain, namun karena tuntutan tidak tertulis dari fans. Barcelona adalah salah satunya. Menang tetapi bermain defensive lebih "nista" dibanding kalah meski bermain menyerang dan atraktif. Yang penting ikhtiar masberooooo...

Setidaknya van Der Sar Bisa Melihat Mana Yang Terbaik (Getty)
Di leg kedua nanti, saya yakin semua mata akan tertuju pada Drogba. Karena pada leg pertama saja sudah banyak pihak yang kecewa dan agak sedikit menyindir Drogba karena aksi divingnya. Ralat, bukan diving, tetapi "kehilangan" body balance untuk sementara.
Jika Drogba masih melakukan hal seperti itu, well kalian sudah bisa menebak lah apa yang ada di pikiran Wayne Rooney atau pesepakbola lainnya.

Untuk Barcelona sendiri, apakah masih pantas mendukung dengan memakai jersey Barcelona jika masih mengkritik strategi Pep dan mencaci pemain Barcelona?? Tello masih muda masbro. Jalan karirnya masih panjang. Santai aja, beri kesempatan dulu lah.
Mungkin para pengkritik itu tidak sadar bahwa Xavi dalam 2 bulan ini bermain tidak seperti biasanya. Jika mereka ingat ketika el clasico Xavi di ganti Cesc, terlihat jelas Xavi marah. Saya yakin Xavi bukan kesal karena di ganti oleh Pep. No, saya percaya Xavi profesional. Namun saya melihatnya karena Xavi kesal terhadap dirinya sendiri karena tidak bisa berbuat banyak jika melihat performa dia di laga tersebut.

Mau kritik siapa lagi? Valdes?? Posisi kiper itu vital. Sekali blunder maka resikonya terjadi gol karena kiper itu pintu terakhir. Nah, jika pemain di lini lain blunder, apa bisa mengakibatkan gol?? Belum tentu juga kan? Tidak perlu menyalahkan Valdes dengan mengatakan sering blunder atau tidak bisa mengkudeta posisi Casillas di timnas. Casillas itu kiper hebat loh. Valdes masih butuh pengalaman untuk menjadi no 1 di timnas.

Jangan pernah menyangsikan strategi yang dipakai oleh Pep. Heran dan kecewa boleh, namun tidak pada tempatnya jika mengkritik berlebihan terhadap strategi yang dipakai dan pemain.
Semua orang heran ketika Cruyff merombak sistem La Masia. Secara logika, pemain pendek tidak cocok bermain bola. Namun sistem Cruyff ini lebih menekankan kepada skill dan visi bermain. Hasilnya? Messi, Xavi, Iniesta, Bojan dan Pedro. So, selalu ada hal-hal yang tidak kita ketahui di setiap masalah/hal. Yang artinya, jangan terlalu cepat menilai orang lain karena kita kita akan pernah tahu alasan/motifnya.
FIDELITAS BLAUGRANA SENSE LIMITS!


Sumber: Goal