SEHARUSNYA PEP DIPECAT!

Well, itu yang dikatakan oleh Bernd Schuster, mantan pelatih Real Madrid terkait beberapa komentar Pep mengenai kemungkinan Barcelona tidak menjuarai La Liga. Dari kalimat Schuster tersebut, saya seperti menangkap nada iri, ironis, kecewa terhadap Real Madrid dan tentu saja, nada heran. Sepertinya Schuster tidak belajar dari masa lalu dia sebagai pemain Barcelona. Respect is not a give, but you have to earn it as good manners should be at the first place.


Sebagai pelatih, seharusnya Schuster hafal tentang hubungan antara Pep, (manajemen/board) Barcelona dan para pemain. Dan bagaimana hubungan tersebut memiliki efek terhadap mental para pemain dan tentu saja akan berhubungan dengan kemungkinan juara. Singkat kata: permainan psikologis ke dalam dan ke luar. Ke dalam merujuk kepada para pemain dan board. Ke luar menunjuk kepada klub rival, contoh: Real Madrid.

Ketika Barcelona kalah dari Osasuna dan ketika tertinggal 10 poin dengan Real, Pep di bulan Maret mengucapkan bahwa Barcelona tidak memiliki kesempatan lagi untuk menjuarai kompetisi La Liga. Sebetulnya agak janggal, memang. Seorang pelatih seharusnya memompa semangat para pemain untuk terus berjuang. Dan tentu saja, seorang pelatih yang tidak memiliki semangat juang akan berakibat buruk terhadap psikologis para pemain dan board tentu saja akan memecat pelatih tersebut demi kepentingan moral para pemain.
Well, akan sangat bodoh jika board memecat Pep yang memiliki rekor gemilang di kursi kepelatihan Fc Barcelona. Saya yakin board tidak akan melepas Pep hanya karena statement tersebut.

Take It Easy Aja Om Pep.
Bagi saya, semua semakin jelas. Peryataan Pep tentang kemungkinan Barcelona menjuarai La Liga pada bulan Maret lalu dilakukan semata-mata untuk membuat para pemain konsentrasi dan fokus terhadap setiap pertandingan Liga Champion. Seperti yang kita ketahui, pada bulan January permainan Barcelona mengalami sedikit ketidakstabilan. Namun semakin hari permainan Messi dan kawan-kawan semakin konsisten. Menghempaskan Bayern Leverkusen dan AC Milan adalah beberapa contohnya.
Mungkin yang ada di pikiran Pep adalah "Ok, kita gagal dalam liga. Tapi Liga Champion kita mesti juara". Ya kurang lebih seperti itu lah. :D

Namun ketika permainan Barcelona semakin konsisten, di sisi lain Real Madrid yang merasa jumawa dengan keunggulan poin dari Barcelona, terpeleset di beberapa pertandingan. Entah jika hal ini ada kaitannya dengan ucapan Pep di bulan Maret tersebut atau tidak. Namun saya melihatnya seperti itu.
Madrid semakin merasa superior dengan statement Pep dan hal itu berakibat buruk. Sekarang, dengan selisih 4 poin, para pemain Real Madrid seakan mendapat beban untuk bermain sempurna agar tidak membuang poin lagi. Untuk pemain Barcelona, ini menjadi pemompa semangat mereka untuk bermain bagus di setiap pertandingan liga. Jika akhirnya Barcelona gagal dalam perburuan titel La Liga, mereka tinggal berkata "Pep dari bulan Maret telah mengatakan kami tidak akan juara liga". Beres kan? Tidak ada yang kecewa karena semua pemain bermain lepas.
cmiiw