RONALDINHO, THE MESSIAH MENTOR

Hari Jumat minggu ini bertepatan dengan kedatangan sang super-star Barcelona yang dikemudian hari akan mengangkat Barcelona dari minimnya prestasi menjadi tim yang akan ditakuti di Eropa, yaitu Ronaldinho. Mungkin nama Ronaldinho sudah tidak asing bagi sebagian cules, namun banyak yang bisa kita tiru dari Ronaldinho, meski banyak juga hal yang tidak boleh. :D Dinho layak disandingkan dengan para legenda Barcelona lainnya berdasarkan kontribusinya terhadap Barcelona. Dinho memang lebih dari sekedar super-star, namun juga panutan, guru dan sahabat bagi beberapa pemain lainnya. Sudah banyak yang membahas biografi atau profilnya. Saya hanya akan menerangkan kontribusinya terhadap Barcelona yang sangat fantastis. Enjoy! :)


Ronaldinho Kecil (Berbaju Kuning)
Pemain asal Brazil yang lahir di Porto Alegre Brazil tanggal 21 bulan Maret 1980 ini didatangkan oleh presiden terpilih Barcelona, Juan Laporta dari PSG senilai 18 juta Euro. Dinho pada awalnya bukanlah target utama Laporta ketika berkampanye dalam pemilihan presiden, namun David Beckham. Sebetulnya banyak spekulasi tentang hal ini. Ada beberapa orang yang yakin jika pada awalnya Laporta tidak akan mendatangkan Beckam, meski jika Laporta terpilih. Ada pula yang menganggap jika kesalahan awal Laporta adalah gagal mendatangkan Beckam kala itu. Beckham saat itu memang megastar dari MU yang memiliki skill mumpuni dan penampilan yang lumayan tampan. Sehingga Laporta (jika memang niat) hendak mendatangkan Beckham agar bisa lebih menjual Barca, baik dari sisi penjualan jersey, iklan maupun dari sisi prestasi. 
“Ronaldinho is able to transform pressure into fun creating danger from the purest show” (Marca – Spain)
Ketika Rosell yang akal itu menjabat sebagai wakil Laporta sukses mendatangkan Dinho ke Barca dengan bantuan Nike, sebagian fans agak kecewa karena Dinho dianggap tidak memiliki prestasi yang lumayan bagus di level klub serat tidak bisa menjual karena fisiknya. Namun semua itu akan hilang ketika Dinho bermain. 
Ronaldinho pada awalnya sudah memiliki kesepakatan dengan MU untuk menggantikan sosok David Beckham yang pindah ke Real Madrid, sebelum akhirnya berlabuh ke Barca. Dinho menolak bergabung dengan MU karena kota Manchester memiliki sedikit klub malam dan klub malam yang paling bagus terletak di London. Sedangkan di kota Barcelona yang merupakan tujuan wisata, memiliki beragam klub malam. Untuk hal ini, memang hanya gosip semata, namun bisa dilihat kemudian kecenderungannya mengenai kebiasaan Dinho terhadap dunia hedonisme beberapa tahun kemudian. :D


Ronnie bersama Laporta
Di musim 2003/04 Frank Rijkaard memiliki skuad yang cukup kompetitif. Selain Dinho, Barcelona membeli pemain-pemain yang lumayan memiliki nama besar, antara lain kiper timnas Turki yang sedang on-fire Rustu Recber, DM asal Meksiko Rafael Marquez, winger asal Belanda keturunan Indonesia Giovanni van Bronckhorst serta Edgar Davids. Para pemain tersebut mengisi posisi di tim yang juga memiliki pemain-pemain yang tidak kalah kompetitif seperti Javier Saviola, Luis Enrique, Marc Overmars, Bonano, Ricardo Quaresma, Patrick "Pat" Kluivert, Philip Cocu dan Thiago Motta.
Meski memiliki skuad yang berisikan pemain-pemain diatas rata-rata, Barcelona kala itu hanya sanggup berada di posisi 2 klasemen akhir liga dan tidak meraih satupun tropi. Bisa dibayangkan beragam protes yang dilayangkan fans kepada Laporta, terutama terkait pembelian Dinho yang dianggap pembelian gagal dibandingkan dengan David Beckam. Padahal Real Madrid sendiri saat itu berada di posisi 4 klasemen akhir. Bahkan Rijkaard sendiri sempat frustasi dan hendak mengundurkan diri.
“He is the man that makes the difference between a team that plays well and another that is really memorable. He alone can decide one game” (Frank Rikjaard – Barcelona’s Coach)
Musim kedua Dinho di Barca akhirnya mendatangkan hasil positif, setelah Rijkaard memakai strategi yang bertumpu pada Dinho. Memang strategi tersebut memiliki resiko jika Dinho di marking ketat, maka permainan Barca akan mati. Namun disinilah hebatnya Dinho. Meskipun di marking oleh beberapa pemain lawan, Dinho selalu bisa lepas dari kawalan berkat skill juggling bolanya yang fantastis. Selain itu, meski Dinho bermain sebagai target-man, namun Dinho bukanlah sebagai finisher. Eto'o menyumbangkan 29 gol di semua ajang Barcelona, sedangkan Ludovic Giuly menyumbangkan 12 gol di semua ajang. Dinho saat itu hanya sukses membuat 13 gol di semua ajang. Dan kepercayaan fans pun kemudian berdatangan seperti jamur di musim hujan. 


Dewa Juggling dan Trik
Memang, Barca di musim 2004/05 memiliki pemain yang lebih mumpuni dibanding musim sebelumnya. Bintang seperti Samuel "Sammy" Eto'o, maestro pemain tengah asal Portugal Deco, winger asal Brazil Juliano Belleti dan Sylvinho, striker asal Prancis Ludovic Giuly yang mendapat julukan Freddie Mercury from Barcelona serta striker veteran asal Swedia, Henrik Larsson yang diplot sebagai striker Plan B begitu mudah menyatu. Selain itu, di musim tersebut muncul pemain muda yang mendapat kesempatan promosi ke tim utama dan kelak akan menjadi legenda hidup Barcelona, Lionel Messi. Hasilnya, Barca sukses menjuarai La Liga setelah puasa gelar selama 6 musim dan ini merupakan gelar pembuka bagi masa-masa mendatang Fc Barcelona. Semacam intro bagi sebuah simfoni yang akan mengalun indah di Camp Nou. 
“Ronaldinho is technically very good, but also very strong physically. He was against three players and I could not stop him. After that goal everything ended for us” (John Terry – Chelsea player)
Bersamaan dengan strategi bisnis dan manajemen Laporta yang tepat dan terorganisir, Barcelona mengukuhkan diri kembali sebagai tim besar. Kesuksesan Dinho dan Rijkaard di lapangan serta Laporta di ruang rapat, membuat logika bisnis kembali dirombak. Dogma yang menyatakan bahwa dibutuhkan sosok yang tampan untuk menjadi marketing agar dapat menjual jersey dan merchandise, dipatahkan dengan sosok Dinho karena kekhasannya, yaitu senyuman. Ini seharusnya membuat kita sadar bahwa sebuah senyuman tulus merupakan senjata yang sangat ampuh bagi sebagian besar kehidupan sosial. 


Lebih Dari Sekedar Sahabat
Bagi Messi sendiri, sosok Dinho adalah seorang sahabat, seorang kakak dan seorang guru. Messi yang pendiam, sangat kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan rekan-rekan satu timnya. Bahkan, rekan satu timnya dalam 3 musim di tim Barca B, mengakui bahwa Messi jarang berbicara. Namun Dinho kemudian merangkulnya. Mengundang Messi untuk datang ke rumahnya di daerah Gava dan bermain dengan ketiga anjing Dinho serta berbicara tentang sepakbola dengan Dinho. Ronnie membuat Messi menjadi sosok yang percaya diri. Pun Deco sangat dekat dengan Messi. Namun kedekatan antara Dinho dengan Messi dikemudian hari akan membuat Messi ragu tentang masa depannya di Barca. Entah apa yang akan terjadi dengan sang calon legenda Fc Barcelona jika Ronaldinho tidak peduli terhadap Messi yang dingin. Mungkinkah Messi akan sehebat sekarang? Jujur, saya ragu. 
“Special Ron” “Wonder strike KO’s Mourinho” (The Sun – England)
Dengan semakin terkenalnya Barca dan Ronnie, semakin kencang pula masalah yang dihadapi. Karena ketenarannya dan kebiasaan Ronnie yang doyan berpesta, Dinho sering bolos latihan dan sering keluar-masuk klub malam. Selain itu, Ronnie sering berganti-ganti wanita, yang pada akhirnya membuahkan seorang anak diluar penikahan bernama Joao yang lahir pada 25 February 2005 dari seorang penari asal Brazil bernama Janaina Nattielle Viana Mendes. Joao kemudian dibawa Dinho ke Barcelona bersama sang ibunya dan menetap di Gava. 
Kehidupan Ronaldinho yang tidak baik ini berefek terhadap performa tim, karena Rijkaard sangat menaruh harapan besar kepada permainan Dinho. Selain itu, di ruang ganti pun memanas karena terdapat semacam kubu antar pemain yang didasarkan nasionalitas. 
“Rijkaard style allows Ronaldinho to potentialize his innate talent and his unbalanced football skills” (Michel Platini – Italian superstar)
Anehnya, meski Ronnie dan Deco yang menjadi tiang bagi Barca mengalami kemunduran dari sisi kedisplinan serta suasana kamar ganti yang tidak harmonis, namun prestasi Barca di musim 2005/06 cukup gemilang. Di musim tersebut Barca sukses meraih treble dengan gelar Super Spanyol mengalahkan Real Betis dengan aggregate 4-2, gelar La Liga dengan raihan 82 poin berselisih 12 poin dengan Real Madrid yang berada di posisi kedua, serta titel Liga Champion kedua bagi Barca setelah mengalahkan Arsenal 2-1 di Stade de France, Perancis berkat gol dari Eto'o dan Juliano Belleti. Aneh memang. :# Patut dicatat, di final UCL tersebut Lionel Messi tidak bermain dikarenakan cidera, namun masuk dalam line-up pemain.
Bulan September 2005 Ronnie mendapat perpanjangan kontrak yang akan mengikatnya selama dua musim dengan klausul buy-out sebesar 85 juta Euro. Sebelumnya Ronnie menolak perpanjangan kontrak sampai akhir musim 2014. 


Legenda Yang Mengajarkan Legenda
Namun api dalam sekam di kubu Barcelona kemudian berkobar di musim 2006/07. Kala itu Barcelona hanya sanggup meraih tropi Super Spanyol di awal musim dengan mengalahkan Espanyol dengan aggregate 4-0. Di ajang FIFA World Cup Club, Barca kalah di final oleh Internacional dengan skor akhir 1-0. Tapi di ajang tersebut Ronnie mendapatkan Bronze Ball di kejuaraan tersebut. Di ajang Liga Champion, Barca kalah di perempat final oleh Liverpool dengan aggregate 2-2. Kala itu Liverpool unggul dari gol tandang. Di kejuaraan Copa del Rey, secara menajubkan Barca kalah oleh Getafe dengan aggregate 5-6. Padahal, di Camp Nou Barca unggul 5-2, tapi di kandang Getafe Barca takluk 4-0. 
Untuk di liga domestik, Barca hanya sanggup finish di posisi kedua dibawah Real Madrid dengan raihan imbang 38 poin. Real Madrid keluar sebagai juara liga setelah head-to-head keduanya unggul oleh Real Madrid yang di pertemuan pertama el clasico Real Madrid menang 2-0 di Bernabeu. Di Camp Nou sendiri el clasico tersebut berakhir imbang 3-3. Untuk catatan, hasil imbang di el clasico kedua tersebut, hanya berjarak 4 hari dari terlemparnya Barca dari Liga Champion Eropa oleh Liverpool. Di pertandingan el clasico di Camp Nou tersebut harus ditebus dengan cideranya Ronnie. Menyakitkan memang. :( 
"Ronaldinho merupakan seorang pemimpin yang merubah sejarah kami (Barcelona). Kami tidak memenangi gelar apapun dalam kurun bertahun-tahun. Lalu ia tiba dan membuat Barcelona menjadi klub yang dikenal di seluruh dunia. Dan itu saja alasan untuk berterima kasih kepadanya" - Victor Valdes

Hasil minimal Barcelona saat itu membuat para fans marah karena jika melihat komposisi pemain yang ada, seharusnya Barca bisa dengan mudah menambah koleksi piala. Namun kenyataan berbanding terbalik dengan harapan. Mereka menyalahkan semuanya kepada Ronaldinho yang tidak disiplin serta Frank Rijkaard yang tidak bisa mengontrol suasana di kamar ganti. Rijkaard memang terkenal pendiam, meski Rijkaard pelit dalam hal pujian agar tidak membuat kepala pemain besar, namun seharusnya Rijkaard bisa lebih mengkontrol kamar ganti. Kepemimpinan Rijkaard yang lebih mengedepankan kedewasaan pemain dan menganggap pemain sebagai teman, membuatnya kehilangan kontrol di kamar ganti. Sangat disayangkan. :( 

Pada pertandingan melawan Villareal pada tanggal 25 November 2006, gol pertama Dinho ke gawang Mariano Barbosa di menit 34 dari titik putih menandakan sebagai gol ke 50 Ronaldinho bagi Barca di liga. Kemudian gol kedua Dinho sangatlah spektakuler. Ronnie menggunakan tendangan bicycle-kick ke gawang Villarreal. Di akhir pertandingan, Ronnie mengatakan bahwa tendangan tersebut adalah impiannya sejak kecil. 

Di musim 2007/08, suasana semakin memburuk. Meski Ronnie memainkan pertandingan ke 200-nya berseragam Barca kala menjamu Osasuna, namun Barca tidak mendapatkan satu piala pun diakhir musim. Dinho lebih banyak berkutat dengan cidera akibat ketidak disiplinannya daripada bermain di lapangan. Pemain yang sangat mengidolakan pebasket Michael Jordan ini mengalami cidera ketika berada dalam sesi latihan pada tanggal 3 April 2008 yang akan membuatnya melewatkan akhir dari musim 2007/08. Semua kritik fans membanjirinya. Sebuah masa-masa yang sulit. :( 

Ketika Rijkaard dipecat oleh Laporta, Pep mengambil alih kepelatihan tim utama. Karena kekurang-disiplinan Ronnie dan Deco, maka Pep berniat menjual kedua superstar yang memberi kontribusi cukup besar bagi Barca dengan pertimbangan keharmonisan suasana kamar ganti dan ketidak-mampuan keduanya untuk disiplin. Selain kedua hal tersebut, ada isu yang berkembang bahwa keputusan Pep untuk menjual Ronnie dan Deco dikarenakan demi masa depan pemain-pemain berbakat lainnya seperti Lionel Messi dan Iniesta. 
Pada akhirnya, Ronnie dijual ke A.C. Milan seharga. Yang membuat sedih adalah Ronnie tidak mendapatkan perpisahan yang layak kepada para fans dikarenakan cidera serta banyaknya kritik terhadap dirinya. Pemain yang pernah mendapatkan standing-ovation dari seluruh isi Santiago Bernabeu pada el clasico 19 November 2005 ini, hanya bisa berterima-kasih kepada para fans melalui surat. Sebuah ironis 
"Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para fans Barca. Setiap saat saya mendapatkan penghargaan dari mereka. Saya sangat senang berada di Barcelona karena masyarakatnya selalu memberikan perasaan yang indah. Saya selalu merasa ditemani ketika saya di Barcelona dan perasaan itu selalu membuat saya menjadi lebih kuat. Saya menikmati bermain sepakbola bagi Barcelona dan saya menikmati ketika membuat senang para fans. Saya merasa dekat dengan para staff Fc Barcelona yang di tunjukan dengan kasih sayang mereka. Saya selalu membayangkan suatu saat dapat mengucapkan selamat tinggal ke Camp Nou. 
Saya akan bermain di klub hebat lainnya, tapi saya merasa sedih karena harus meninggalkan tempat dimana saya bisa bahagia, kala mengalami kemenangan, terutama perasaan kasih sayang (dari para fans). Kami orang-orang Brazil bermain sepakbola karena bisa membuat diri kami bahagia. Ini adalah tujuan saya dan saya berhasil meraihnya. 
 Saya ingin berterima kasih atas dukungan semua pemain yang pernah bermain dengan saya. Merupakan suatu kebanggan bisa bermain dengan para pemain yang bukan saja memiliki kualitas secara profesional, namun berkualitas secara humanis. Banyak diantaranya yang bukan saja sebagai rekan satu tim, namun sebagai seorang sahabat. Kami adalah grup yang hebat dan setiap individu berusaha memberikan yang terbaik agar sukses. Tidak ada seorang pemain pun yang dapat bermain sendiri dan menang. Saya berterima kasih kepada rekan-rekan satu tim dan klub (Barcelona) atas semua (dukungan terhadap) raihan penghargaan pribadi. Saya mempunyai kenangan indah dengan award Golden Ball dan FIFA World Player. Terima kasih karena di sini saya menjalani hidup saya yang paling menyenangkan. 
Saya tidak ingin melupakan para pelatih, para masseur (tukang pijat), para dokter dan semua orang yang berpartisipasi di klub. Mereka turut andil dalam setiap kemenangan. Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih saya kepada para manager (board) yang selalu mendukung saya dan para media yang selalu menemani saya selama ini. Mereka semua akan tidak tergantikan dalam kenangan di suatu momen yang indah. 
Saya menerima banyak hal. Saya sangat bahadia di Barcelona dan dengan Barcelona. Saya akan selalu menyimpan kenangan indah ini di dalam hati saya. Sepakbola adalah sebuah permainan, sebuah pesta, sebuah olahraga untuk kesenangan dan membei kesenangan. Kamu harus memainkannya dengan senyuman. Itu sangat penting bagi saya. Terima kasih sudah tersenyum bersama saya." - Ronaldinho Gaucho
Bolehkah saya menangis membaca surat Ronnie diatas? :'( 

Ketika Ronnie pindah ke Milan, seorang pemain muda berada dalam kebimbangan yang sangat besar. Dia sempat berfikir untuk mengikuti jejak sang sahabat, kakak dan guru ke Italia. Kebimbangan Lionel Messi karena kepergian Ronnie berakibat ke timnas Argentina dan skuad Barcelona. Messi dalam keadaan bimbang karena kepergian Ronnie, sehingga tidak mengambil keputusan apakah akan mengikuti timnas Argentina di Olimpiade atau ikut tur pra musim bersama Barcelona. Messi yang memiliki darah persaudaraan dengan Bojan Krkic, mendiamkan sang sepupu ketika latihan pra musim. Messi pun mencaci maki dan mendorong Rafael Marquez karena takle yang tidak disengaja ketika dalam sesi latihan. Pep kemudian berbicara hati ke hati dengan Messi. Messi kemudian turut serta dalam timnas Argentina yang akhirnya mendapatkan juara pertama di Olimpiade. 
Ketika Messi kembali ke Barca, dia meminta jersey bernomor punggung 10 yang dahulu biasa dipakai oleh Dinho. Meski dengan semua piala yang telah didapatnya, Messi masih merindukan Dinho.



Selama membela Barca, beragam raihan pribadi berhasil didapatnya. Antara lain: FIFA World Player of the Year tahun 2004 dan 2005, World Soccer of the Year tahun 2004 dan 2005, European Footballer of the Year tahun 2005, FIFPro World Player of the Year tahun 2005 dan 2006, FIFPro World IX tahun 2005, 2006 dan 2007, UEFA Club Footballer of the Year musim 2005/06, UEFA Club Best Forward musim 2004/05, EUFA Team of the Year tahun 2004, 2005 dan 2006, Best Foreign Player in La Liga tahun 2004 dan 2005, EFE Trophy: Best Ibero-American Player in La Liga tahun 2004, FIFA Club World Cup Bronze Ball Award tahun 2006. 


Sebenarnya apa yang membuat Dinho begitu hebat? Bukankah ketika di PSG Dinho tidak bisa membawa PSG cemerlang? Jawabannya ada di strategi Frank Rijkaard. Rijkaard membuat permainan di sekililing Dinho. Rijkaard memberi kebebasan bagi Dinho, meski Dinho menjadi pusat dari permainan Barca. 
Kemampuan Ronnie bukan terletak di kemampuan dribbling seperti Messi, namun lebih ke juggling. Ketika Dinho berhadapan dengan pemain belakang lawan, dia akan cenderung berhenti kemudian memainkan bola dengan trik-trik yang bisa membuat penonton berdecak kagum. Bisa dibilang kemampuan juggling bola yang seperti menari Samba tersebut benar-benar mendekati kesempurnaan. Sedangkan Messi, jika bertemu pemain belakang lawan akan berlari membawa bola menuju pemain belakang tersebut dan mengecohnya. 
Selain itu, Ronnie akan menggunakan semua anggota badannya, termasuk punggung, dada dan bahu kecuali tangan, untuk melakukan triknya. Bagi para fans jadul, permainan Ronnie adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu karena memang layak untuk dinantikan. 

Selain kemampuan olah bola yang menajubkan, Ronnie pun terkenal dengan kemampuan tendangan bebasnya yang akurat. Saya berani berkata bahwa semua kemampuan tendangan bebas di skuad Barca yang sekarang tidak ada yang bisa mendekati ketepatan Ronnie. 
Ronaldinho adalah pionir bagi permainan indah di Barcelona. Jika skuad di era Pep, keindahan terletak dari segi strategi, maka di era Rijkaard keindahan sepakbola terletak di diri Ronaldinho sendiri. 

Beberapa signature yang terkenal adalah menari Samba ketika sukses membuat gol serta mempassing bola tanpa melihat pemain dituju. Tentu hal ini sangat mengecoh pemain lawan, karena sudah menjadi aturan baku bahwa ketika kita mengkawal pemain menyerang, kita diharuskan melihat gerak-gerik muka pemain yang memegang bola, bukan memperhatikan bola itu sendiri. Dan Ronaldinho menghancurkan aturan tersebut. Yang membuat penonton senang lainnya adalah Dinho selalu senyum, apapun yang terjadi. Ketika di tackle atau gagal membuat gol, dia akan selalu senyum. Apapun yang terjadi di lapangan, Dinho selalu tersenyum. Kebiasaan ini sepertinya tertular kepada Messi. Ya kan? :D Meski selalu tersenyum, ada satu momen yang membuat Dinho marah. Tapi saya lupa. Entah ketika melawan Getafe di musim 2006/07 atau ketika melawan Real Valladolid di musim 2003/04. Yang pasti, ledakan emosi Ronnie kala itu sangat-sangat diluar dugaan mengingat Ronnie selalu tersenyum.  
Pada tahun 2010 lalu Ronaldinho mengeluarkan surat terbuka kepada Fc Barcelona terkait dirinya yang pernah menjadi pemain Barcelona. Entah apa maksud dari Dinho. 

Sangat disayangkan, setelah pindah dari Barcelona karir Ronnie seakan redup. Sangat disayangkan seorang legenda yang pernah berbuat banyak terhadap Barcelona hancur karena kesalahan dirinya sendiri yang tidak disiplin serta sang kakak yang merangkap agen, terlalu mata duitan. 

Setiap saya melihat video cuplikan pertandingan Ronaldinho, saya selalu terkesima. Bagaimana manusia bisa sehebat itu dengan sebuah bola. :D Ronaldinho mengajarkan banyak hal kepada kita. Yaitu harus tetap tersenyum walau hal berat menimpa kita, selalu menikmati apa yang kita lakukan serta tidak memandang individu berdasarkan fisik. Suatu contoh dan teladan yang cukup dalam dan penting jika melihat kaitannya dengan filosofi Barcelona.  





PRIMER EL BARCA!
Quotes diambil dari Brazil.worldcupblog 
Images diambil dari Ronaldinho.com.ar & TotalBarca

4 komentar:

  1. mantaf gan...awal saya suka barca juga karna ronaldinho. sayang dia bandel gitu lau ga mungkin mpe skrang dia masih hebat :(

    BalasHapus
  2. @culesngblog hahaha bener banget tuh. :)

    BalasHapus
  3. mantab tulisan lu sob, soal skill dinho diatas pemain terbaik sekarang, messi adalah murid tersukses nya

    BalasHapus
  4. mantaf tulisan lo gan......ronaldinho mmng legenda hidup barca.....dewa juggling.............

    BalasHapus