EL CLASICO 2013; JILID PERTAMA

Tanggal 26 February 2013 akan menjadi hari yang diingat cules seluruh dunia, ketika Fc Barcelona takluk oleh Real Madrid di Camp Nou dengan skor akhir 1-3. Sama seperti musim 2010/11 lalu. Sebuah kekalahan. Kekecewaan. Bully. Dan bumi masih berputar pada porosnya.


Jika melihat kekalahan atas AC Milan, banyak yang beropini jika Milan bermain bertahan. Jika melihat permainan Real Madrid kali tadi, saya merasa Jose Mourinho bermain cerdas, seperti biasa. Cerdas? Yups. Strategi Mou setiap melawan Barca adalah bermain bertahan dan meluncurkan counter dengan sistem blitzkreig. Bagi yang tidak tahu kata blitzkreig, itu adalah salah satu peristiwa pemboman kota London melalui serangan udara oleh tentara Nazi. Sebuah serangan cepat dan tepat. Untuk lebih lanjut, harap diingat poin ini.

Beberapa orang beranggapan jika kekalahan Barca disebab oleh wasit. Entah betul atau tidak, tetapi tendangan pinalty Ronaldo sangat layak. Pique telat untuk melakukan tackling. Sebuah contoh jika perbedaan sekecil dan telat sepersekian detik bisa berakibat fatal. Ah, tidak usah membahas konfrensi pers pra-pertandingan Roura yang mengatakan wasit Undiano tidak pernah memberi kemenangan bagi Barca. Terlalu naif dan egois jika hanya bisa menyalahkan wasit. Setidaknya Fc Barcelona tidak memiliki tradisi menyalahkan wasit jika kalah.

Lalu kenapa bisa kalah? Well, secara umum sih dari sisi strategi. Meski saya hanya lah mantan pelatih lumba-lumba yang kemudian menjadi butiran debu, tapi sangat jelas Roura salah strategi. Real Madrid dan AC Milan memainkan low block. Low block adalah strategi dengan memasang 2 lapis pertahanan yang berisikan pemain bertahan dan gelandang. Atau yang kemudian terkenal dengan permainan parkir bus. Bedanya, Real Madrid dibumbui blitzkreig, mengandalkan kecepatan Ronaldo.

Jika melihat gol pertama dan gol kedua, skema tersebut sudah jelas terlihat. Tersingkirnya Barca dari Liga Champion musim lalu dari Chelsea seharusnya menjadi pelajaran yang keras. Masih ingat gol El Nino? Siapa pemain bertahan yang ada dibelakang? Tidak ada! Kenapa bisa seperti itu? Karena pemain bertahan naik ke atas untuk melakukan heading. Loh? Sudah jelas kan jika para pemain Barca rata-rata berukuran kecil. Kala itu Puyol yang tersedia dilapangan untuk melakukan heading. Kan Pique diganti pada menit 26 dengan Alves. Puyol, Busquets dan Mascherano yang jadi CB kala itu.

Nah, dipertandingan tadi juga sama. Pique dan Puyol naik ke atas. Jika dahulu Pep memakai 3 defender, kali ini Roura memakai 2 defender yang naik. Alba lebih sering overlapping sehingga telat turun. Alves sering turun ke bawah dan Busquets yang beberapa kali bermain melebar. Jika 2 winger naik ke atas, logikanya hanya tersisa 2 defender kan? Kecepatan Ronaldo memang melesak seperti iklan oli dirinya. Berbeda dengan musim 2010/11 ketika Pep memakai Abidal, Pique dan Puyol sebagai center back dan Alves menjadi winger. Hasilnya tiap lini bermain rata.

Kasar kata, meski Alba mencetak gol, namun sebelum Tello masuk ke lapangan, kontribusi Alba menjadi blunder. Gol kedua adalah bukti sahih. Real Madrid menyerang dari kiri tanpa ada Alba yang masih berada di atas. Padahal sudah menjadi rahasia umum jika Madrid bermain counter cepat.

Sepertinya Roura ingin menguatkan lini tengah dengan memasukan Cesc, Iniesta dan Xavi, serta memainkan Messi seperti biasa di posisi 9. Hanya Pedro yang bermain wide. Hasilnya, Cesc, Iniesta dan Messi kadang selalu tertahan di lini tengah karena banyaknya pemain di area depan kotak pinalty dan hanya Alba dan Pedro yang bisa hug-touchline. Beberapa kali Alba dan Pedro melakukan umpan tarik tapi tidak ada pemain lain yang menyambut atau telat datang sehingga keburu ditutup oleh pemain bertahan Madrid.

Jordi Roura, The Managing Coach
Apakah Roura merupakan sosok yang tepat untuk melatih tim utama? Entah. Satu yang pasti, Roura sangat menginginkan kemenangan, sama seperti harapan fans, direksi, staff dan para pemain. Tito? Pertengahan atau akhir Maret nanti beliau bisa berada di bench kembali.

Terlalu sotoy dan akan menjadi blunder jika saya kemudian mencari cara untuk memecahkan persoalan Barca tersebut. Heck, berfikir dengan keras solusi bagi Barca padahal saya tidak dibayar oleh FCB sepertinya buang-buang waktu saja. Meski saya memiliki beberapa teori di dalam pikiran saya. Tapi biarlah itu menjadi misteri Illahi. =))

Kembali Menjadi Manusia
Bagi para penikmat game Football Manager pasti sudah faham jika target awal sebuah klub sebesar Barca adalah liga dan Liga Champion. Hahaha Maaf, jika komparasinya terlalu berlebihan dan keluar dari topik. Tapi nilai prestise juara liga dan Liga Champion lebih tinggi daripada Copa del Rey atau Piala Joan Gamper. So, Barca mungkin sudah tersingkir dari Copa, namun di liga masih memiliki kans yang cukup besar. Untuk di Liga Champion, yes, harapan itu masih ada. Setidaknya beberapa gambling house masih menganggap Fc Barcelona sebagai favorit dengan memasang voor 2 (katanya). =))

Andai Barca hanya meraih titel liga, maka dari 4 kompetisi berbeda, Barca hanya bisa juara di liga dan bisa dikatakan The Dream Team era Pep sudah berangsur turun secara prestasi. Ya memang era Pep itu berbeda dengan era Tito, namun skuad yang ada masih mengandalkan muka lama. Bukan niatan saya untuk membanding-bandingkan. Namun itulah faktanya. Dari musim 2008/09 sampai 2011/12, Barca selalu meraih minimal 3 piala dari 6 ajang berbeda. FYI, raihan 3 piala tersebut terjadi di musim 2008/09 dan 2010/11 yang berisikan piala liga dan piala Big Ears. Semoga Tito dan Roura bisa belajar dari dua kesalahan ini dan move on.

Ah, meskipun banyak haters bermunculan, yang bisa saya lakukan hanya melihat kebelakang dan bersyukur. Bukan berarti susah untuk move on, namun untuk mengingat kembali jika dahulu Barca sempat berada di posisi yang lebih buruk. Bumi selalu berputar pada porosnya, begitu pun dengan prestasi atau trend keemasan Barca. Akan ada saatnya momen terburuk itu terulang. Yang menjadi pertanyaan adalah kapan dan apakah kita siap menerima hal tersebut? That's the real questions.





PRIMER EL BARCA! 

Untuk Ezrani Claudia yang selalu sedih jika Barca kalah. Enjoy the ride while you can. :)

6 komentar:

  1. Yup, malah menurut gw permainan barca jadi seperti kehilangan kreatifitas di pertandingan vs Milan & Madrid terakhir.
    Lini depan yang "buntu" ketika melawan tim besar yg parkir bus membuat para Defender ikut maju membantu Serangan, alhasil kedodoran pas ada Counter Attack. menurut saya ketidak adaannya Tito di bench sangat berpengaruh terhadap permaian Tim apalagi dalam mengambil keputusan untuk merespon permainan lawan.

    Selain itu pertahanan Barca memang harus segera diperbaiki, ntah dari segi strategi bertahannya atau mendatangkan pemain bertahan Baru yang tepat.

    Dan kalo boleh berandai-andai jadi Managernya, gw bakal turunkan lebih banyak pemain muda di beberapa pertandingan Liga (secara selisih poin banyak jd knp takut?), selain untuk menyiasati kelelahan Pemain utama tim di jadwal yg ketat, juga untuk memberikan pengalaman bermain para pemain muda tim terutama Defender. Pemain muda pasti bakal sangat termotivasi bila diberi kesempatan. dan hasilnya tentu tidak akan mengecewakan jika mereka bermain denga motivasi yg tinggi.
    VISCA BARCA!

    BalasHapus
  2. Mari berbicara taktik *FM mode on*

    Kl aja Roura niru apa yg VdB lakukan utk timnas Spanyol, kans menang mgkn masih ada (peramal bgt ye) .. 2 DM, yg satu fisiknya ada tinggi semapai, Song, yg satu cerdas, Busi. Jika 2Dm main, Cesc dipastikan gak main. Iniesta tetap di sayap (walaupun dalam 2 pertandingan besar sgt gak efektif), sm Messi n Pedro. mgkn jadi 4-2-1-3. mengingat para bek Barca suka jadi striker wannabe.. mgkn opsi 2 DM itu plg cepat, at least gk kaget kl dicounter.

    Atau, tetap main 4-3-3, tp ubah posisi. Alexis yg nempatin posisi Iniesta, Cesc gak main (he just to slow to be a winger), Iniesta kembali ke midfield.

    Tetapi byk org yg blg, Xavi n Puyi sudah habis masanya kl udh main di big game ky lwn milan n madrid, terutama Xavi. Byk org mendeskripsikan Xavi sbg 'the shadow' karena emg gak keliatan kontribusinya.

    Kl aja line-up yg sama masih dipake utk clasico sabtu bsk, sorry to say, kayaknya Barca harus kalah lagi, atau minimal imbang...

    Sumbang line up bwt clasico bsk:

    VV

    Montoya Pique Puyol Alba
    Thiago Busi Iniesta
    Alexis Messi Villa

    atau

    VV

    Alves Masch Pique Alba
    Song Busi
    Xavi
    Pedro Messi Iniesta

    *sotoy abis*

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari berbicara taktik *FM mode on*

      Kl aja Roura niru apa yg VdB lakukan utk timnas Spanyol, kans menang mgkn masih ada (peramal bgt ye) .. 2 DM, yg satu fisiknya ada tinggi semapai, Song, yg satu cerdas, Busi. Jika 2Dm main, Cesc dipastikan gak main. Iniesta tetap di sayap (walaupun dalam 2 pertandingan besar sgt gak efektif), sm Messi n Pedro. mgkn jadi 4-2-1-3. mengingat para bek Barca suka jadi striker wannabe.. mgkn opsi 2 DM itu plg cepat, at least gk kaget kl dicounter.

      Atau, tetap main 4-3-3, tp ubah posisi. Alexis yg nempatin posisi Iniesta, Cesc gak main (he just to slow to be a winger), Iniesta kembali ke midfield.

      Tetapi byk org yg blg, Xavi n Puyi sudah habis masanya kl udh main di big game ky lwn milan n madrid, terutama Xavi. Byk org mendeskripsikan Xavi sbg 'the shadow' karena emg gak keliatan kontribusinya.

      Kl aja line-up yg sama masih dipake utk clasico sabtu bsk, sorry to say, kayaknya Barca harus kalah lagi, atau minimal imbang...

      Sumbang line up bwt clasico bsk:

      VV

      Montoya Pique Puyol Alba
      Thiago Busi Iniesta
      Alexis Messi Villa

      atau

      VV

      Alves Masch Pique Alba
      Song Busi
      Xavi
      Pedro Messi Iniesta

      *sotoy abis*


      Masuk akal sih ama opsi 4-2-3-1. Plannya sih 4-3-3, tp 1 midfielder jadi anchor (Masche), satunya lagi jadi deep playmaker (Busi). Ditengah bisa masukin Messi jadi AMF yg insideforward, Iniesta & Pedro winger. Didepan Villa jadi poacher atau apa ajalah, asal jangan target man karena kerap offside. *brb masuk FM*

      Hapus
  4. kl 4-2-3-1 kan seperti yg madrid pake dgn masang khedira n xabi berduaan.. disini fungsi xabi seperti song di barca, jika busi sibuk ngalirin bola ke depan, pemain stlh busi yah dia sblm ketemu bek2 barca..

    4-2-1-3 .. dgn opsi tiga penyerang lagi.. walaupun keliatannya riskan secara yg ngontrol bola di tgh cm 1..

    atau mau lebih asoy sih 3 bek aja pake hahahaha...

    intinya sih, kl line up sama pas lwn madrid n milan, siap2 aja terguncang lagi jhahahahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3 bek?? Wah, musim terakhir Pep! :D
      Sepertinya dulu Pep emang merubah formasi/strategi deh. Tapi keburu "kabur". Hehehe

      Hapus