Semua pertandingan Liga Champion Eropa dan European League di babak perdelapan besar sudah rampung dilaksanakan. Untuk Liga Champion Eropa, menyisakan Fc Barcelona, Real Madrid, Borussia Dortmund dan Bayern Munich. Pelaksanaan drawing akan dilakukan petang ini pukul 17.00 atau 18.00 WIB.
Siapakah lawan favorit atau lawan yang pantas untuk menjadi tumbal bagi Barca agar bisa kembali ke Wembley? Ah, terlalu arogan sepertinya pertanyaan saya tadi. Maaf. Saya ulang lagi pertanyaannya: Siapakah lawan yang sepandan bagi Barca agar, andai sukses masuk ke babak final, akan terasa memuaskan? Pembalasan dendam Copa del Rey terhadap Real Madrid? Beradu ilmu strategi dengan calon klub yang akan dibela sang legenda Barca, Bayern Munich? Atau menjajal klub yang jarang terekspos oleh media seperti Borussia Dortmund?
Dari polling yang dilakukan harian Sport, dari 5.101 voter, 68% lebih memilih berhadapan dengan Borussia Dortmund. Untuk Real Madrid, ada sebanyak 15% dan bagi Bayern Munich ada 7%. Bagi saya, sepertinya voter lebih bermain "aman" agar kans menuju Wembley lebih terbuka lebar dengan memilih Dortmund.
Bermain melawan Bayern atau Dortmund sepertinya akan lebih "adil" dan realistis bagi Barca, jika dibanding melawan Real Madrid. Kata adil tadi merujuk pada permainan Barca kala melawan PSG ataupun AC Milan di UCL yang masih naik-turun. Memang di leg kedua vs AC Milan Barca bisa menang 4-0. Yang menjadi pertanyaan: apakah motivasi seperti itu akan bisa dipertahankan? Well, jika melihat pertandingan melawan PSG sepertinya grafik mental jugadors terasa agak menurun.
Lalu, apakah Real Madrid sangat menakutkan? Dari dahulu Real Madrid bukanlah lawan yang mudah. Terlalu gegabah jika menganggap Real Madrid tim yang mudah dikalahkan, karena komposisi skuad mereka yang bisa membuat lawan gemetar ketakutan. So, Real Madrid tidak terkalahkan? Tidak juga sih. Madrid sedang mengalami perpecahan di ruang ganti. Ada semacam pemblokan antar pemain. Yang paling terbaru mungkin ketika Santo Iker tidak menjabat tangan Diego Lopez. Secara permainan, kala melawan Galatasaray kemarin mengisyaratkan adanya kesulitan dari kubu Real Madrid meski akhirnya menang. Jangan lupa juga jika Jose Mourinho sudah menemukan ramuan yang tepat untuk mengalahkan Barca seperti di CdR kemarin, meski saya merasa dipertandingan tersebut mental pemain Barca sudah jatuh duluan, bukan karena strategi Mourinho.
Oh ya, jangan lupa juga dengan faktor Lionel "Who?" Messi yang masih menjadi candu yang nikmat bagi Barca. Memang Messi akan absen selama 2 minggu sampai pertemuan leg 1 Liga Champion Eropa dilaksanakan agar cidera hamstring Messi tidak tambah parah atau kambuh. Itu artinya Tito sudah optimis akan menjuarai La Liga, tanpa Messi. Hasil draw atau kalah di liga, Barca sudah optimis Real Madrid tidak akan bisa mengejar raihan poin sementara.
Absennya Messi di 2 laga liga agar fit di leg 1 UCL pun mengisyaratkan jika Barca sangat tergantung pada Messi. Jelas terlihat kan? Sangat jelas dan wajar koq. Pemain sekelas Lionel Messi memang harus mendapat jam istirahat dan perlakuan khusus. Bukankah sebuah senjata pamungkas tidak akan menjadi kejutan dan akan aus jika terlalu sering dipakai? :)
Saya masih ingat tuduhan wasit asal Turki, Cakar yang menuduh UEFA melakukan kecurangan terkait drawing Liga Champion Eropa babak 16 besar lalu. Apakah teori konspirasi kecurangan UEFA yang menghindarkan klub dari negara yang sama saling bunuh itu memang betul adanya? Entah. Pun jika memang ada, sepertinya masuk akal jika melihat dari sisi finansial atau hak siar televisi. Audiens akan lebih suka jika ada tim kuda hitam yang lolos ke fase selanjutnya. Arti kata audiens disini bisa berarti penonton layar kaca, penjudi atau gambling house.
Lalu adanya tuduhan dari owner Malaga yang menuduh UEFA rasis karena timnya Malaga tersingkir oleh Borussia Dortmund. Entah apa maksud dari kata rasis tersebut dan kaitannya dengan tersingkir oleh Dortmund. Jika gol offside, seharusnya bukan menggunakan kata rasis. Syeikh Abdullah Bin Nasser Al Thani memang sosok yang kontroversial. Awal musim ini pun dirinya sempat berkicau di jejaring sosial mengenai diskriminasi LFP terkait pembagian jatah uang hak siar televisi yang menempatkan Malaga kedua dari bawah. Lucunya, Al Thani pun menggunakan kata rasis, karena dirinya orang Arab. Entah, sepertinya Al Thani harus lebih konsen dalam investasi ke klub seperti PSG, Manchester City atau Anzhi daripada menyalahkan pihak luar.
Ah, sudah lah. Kita lepaskan semua prasangka buruk tersebut daripada menjadi su'udzon. Yang pasti kinerja UEFA dipertanyakan terkait pemilihan perangkat pertandingan, UEFA Financial Fair Play serta drawing Liga Champion Eropa. Kita memantau dari jauh saja deh. :))
PRIMER EL BARCA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar