BIELSA-ISME PEP DAN GERARDO "TATA" MARTINO

Ketika Rosell menyatakan jika Tito mundur kemarin, Rosell langsung menyatakan jika pelatih pengganti Tito akan diumumkan pada minggu berikutnya. Seketika, beragam nama pelatih dengan CV mengagumkan berhamburan dari media massa. Lalu, pertanyaannya: siapakah pelatih Fc Barcelona selanjutnya?

Ada nama Marcelo Bielsa, AVB, Frank de Boer, Luis "Lucho" Enrique, dan nama-nama lainnya. Dari semua nama itu, ada nama Marcelo Bielsa dan Gerardo "Tata" Martino yang cukup menyita perhatian. Selain keduanya adalah pelatih klub masa kecil Lionel Messi, Newell's Old Boys, pun keduanya bukan pelatih sembarangan. Khusus untuk Bielsa, mungkin sudah tidak aneh karena sempat melatih Athletic Bilbao dan sempat dihubung-hubungkan dengan Josep Guardiola di awal karirnya di Barca pada tahun 2008. Kala itu Pep "konsultasi" selama 12 jam mengenai sepakbola dan strategi. 

Menurut harian Sport, Zubi akan melakukan perjalanan ke Argentina untuk bertemu dengan Tata. Bukan berarti langsung dikontrak menjadi pelatih, namun Zubi akan membicarakan poin-poin penting mengenai filosofi Barca, filosofi Tata, membicarakan keinginan kedua belah pihak. Nantinya Zubi akan membicarakan hal ini dengan direksi. Jika cocok, maka Tata akan diangkat menjadi pelatih Barca selanjutnya. 

Lalu siapa kah Gerardo "Tata" Martino itu? Well, sebagai awalan, dia adalah pelatih yang dahulunya adalah pesepakbola. Lebih banyak menghabiskan waktu karirnya di Newell's, namun sempat beberapa kali pindah klub. 

Untuk lebih tahu mengenai Tata, ada baiknya kita mengetahui siapa Marcelo Bielsa atau Bielsa-isme. 

Bielsa adalah pelatih yang cukup sukses di Newell's Old Boys di awal tahun 90an. Dengan sistem liga Argentina yang unik (dibagi menjadi 2 fase dalam 1 musim, namun mengikuti berjalannya liga Eropa), sistem Bielsa kala itu berjalan dengan baik dan sempurna. Sempat mencicipi La Liga bersama Espanyol di musim 1998/99 untuk menjajal metode kepelatihan Bielsa, namun Bielsa menyatakan mundur karena mendapat tawaran sebagai pelatih timnas Argentina.
Pada tahun 2011, liga Spanyol bisa mencicipi filosofi Bielsa bersama Athletic Bilbao.

Seperti apakah metode kepelatihan atau strategi Bielsa itu? Passing cepat dan high pressure kala kehilangan bola. Sound familiar? Yes, itu adalah ciri khas dari tiki-taka yang sangat mudah dilihat oleh mata awam. Apakah ada perbedaan antara Bielsaisme dengan tiki-taka? Ada, yaitu kecenderungan tiki-taka dalam bermain ball possession. 

Selain Pep dengan Fc Barcelona, ada beberapa pelatih yang mengadopsi permainan Bielsa, antara lain AVB, Diego Simeone, Gerardo "Tata" Martino, Juergen Klopp dan Mauricio Pochettino. Apakah strategi Bielsa-isme ini sempurna? Tidak. Bielsa-isme memiliki kelemahan jika diterapkan di Eropa. 

Strategi Bielsa-isme benar-benar menguras tenaga pemain dengan permainan high pressure. Beberapa pelatih yang memegang filosofi ini merasakan efeknya. AVB yang gagal meraih tiket Liga Champion Eropa 2013/14, Juergen Klopp yang kalah di final Liga Champion Eropa 2012/13, bahkan Bielsa sendiri kalah dari Diego Simeone di final Copa del Rey 2012/13, Pep Guardiola yang selalu kesulitan setiap bulan February (paruh musim kedua) atau yang biasa disebut kutukan Helbruary. 

Jika dilihat-lihat dari kegagalan diatas, maka bisa diambil kesimpulan tim yang memegang Bielsa-isme selalu kencang berlari di awal musim, namun kedodoran diakhir musim. 

Gerardo "Tata" Martino
Setelah mengetahui mengenai Bielsa-isme, mari kita lihat isi pikiran dari Gerardo "Tata" Martino. 

Sama seperti Xavi bagi Pep, Tata adalah peng-implementator dari strategi Bielsa di Newell's pada tahun 90an. Tata adalah pemain penting bagi Bielsa secara strategi, sama seperti Xavi. Maka tidak heran jika Tata mengikuti faham Bielsa-isme, pun jika Xavi nanti mengikuti filosofi Pep andai dirinya menjadi pelatih. 

Formasi

Sama seperti Pep, Tata pun mengambil inti dari Bielsa-isme dan mengembangkan strategi yang berbeda. 
Masih setia dengan passing cepat dan pressure yang ketat ala Bielsa-isme, Tata menambahi dengan pergerakan pemain yang presisi dan baku, namun fluid. Hal ini berbeda dengan Pep yang memainkan skema lebih condong ke total-football. 



Bisa dilihat dari gambar gif diatas bagaimana pergerakan permainan Newell's dibawah asuhan Tata. Formasi awal yang dipakai adalah 4-1-4-1. Kala menyerang, mereka berubah menjadi 4-3-3 dengan membombardir pertahanan lawan. Sedangkan jika diserang, semua pemain akan segera mundur dan membentuk 5-4-1 dengan Villaalba mundur menjadi pemain pemain CB. 

Ada persamaan dengan strategi Pep kah? Tidak banyak sih. Pep memainkan 4-3-3 sebagai formasi awal, namun menjadi 3-4-3 kala menyerang dengan Abidal, Puyol dan Pique sebagai CB dan Alves menjadi wide-midfielder atau winger gantung. Perbedaan skema Tata dengan Pep adalah tidak adanya pemain Newell's yang melakukan overlap, sedangkan Barca kadang ada pemain yang melakukan overlap. Hal ini wajar terjadi karena Barca masih menganut total-football. 

Pun Tata lebih condong memainkan 2 wing back untuk naik keatas. Cukup riskan memang, namun dengan latihan posisi yang keras sehingga menghasilkan disiplin dalam presisi, maka hal ini bisa terwujud. 
Di Barca, Tito mencoba memakai Alba untuk menyerang dari wing. Bagi saya, Tito kurang bisa memainkan 2 winger untuk maju karena selain kurangnya disiplin, 2 CB Barca pun kurang solid karena berbagai masalah. Contoh paling konkret adalah seringnya lawan melakukan penyerangan dari sisi kiri Barca karena tahu jika Alba akan kebablasan dalam menyerang dan lupa untuk bertahan. 

Pressure

Untuk poin ini, tidak ada perbedaan antara Pep dengan Tata. Hanya saja Tata menerapkan disiplin dengan berganti skema menjadi 5-4-1, sebelum memberi tekanan kepada lawan. 4 pemain tengah dan 1 striker menjadi palang pintu pertama untuk mempressure lawan. Bahkan bisa dibilang Tata tidak ingin sampai pemain lawan leluasa memasuki area pertahanan. 

Passing 

Ah, ini pun tidak ada perbedaan dengan Pep. Permainan passing segitiga ini mejadi semacam inti dari Bielsa-isme. Bagi Barca, peran Busquets menjadi sosok yang vital, sama seperti sosok Villalba di Newell's, yaitu sebagai kreator awal serangan. Dengan 4 pemain tengah didepan Villalba, membuat passing bagi Newell's lebih beragam. Berbeda dengan Barca dan Busi, yang hanya memiliki opsi Xavi, Iniesta dan Alves yang bermain sebagai winger gantung, sebelum akhirnya menyerang. 

Stamina

Ini adalah poin yang membuat semua penganut Bielsa-isme cenderung keletihan ketika akan mencapai puncaknya. Kegagalan Pep mempertahankan puncak klasemen liga 2011/12 mungkin contoh yang nyata. Kala itu Pep mencontoh strategi Bielsa di tahun 90an dengan formasi 3-4-3 yang menguras tenaga. 

Banyak yang bilang jika Pep membutuhkan strategi tambahan atau Plan B jika banyak pemain yang cidera atau jika kesulitan menembus pertahanan lawan. Tapi hal tersebut tidak dilaksanakan oleh Pep kan? Itu karena bagi Bielsa "Metode yang efektif tidak membutuhkan metode cadangan. Jika ada sebuah metode cadangan terbukti sukses, maka metode cadangan tersebut harus menjadi metode utama". Keras kepala dan ekstrim memang. 


Dari penjabaran diatas, maka masuk akal jika kemudian Zubi terbang ke Argentina untuk membicarakan kemungkinan Tata melatih Barca. Selain hampir mirip dengan tiki-taka, Rosell pun tidak harus khawatir dengan Cruyff-isme yang dipakai oleh Pep. 
Namun dengan perbedaan antara kultur liga Eropa dengan Argentina, ditambah dengan ketatnya jadwal dan banyaknya kompetisi yang dijalani oleh Fc Barcelona selama 1 musim, apakah mungkin metode Bielsa-isme Tata akan efektif? 


PRIMER EL BARCA! 

3 komentar:

  1. Bielsa-isme :))

    Kl emg strategi Tata gak jauh beda dgn Pep dan Bielsa, mestinya sih efektif2 aja... aplg di NOB dia terbukti sukses..

    di Eropa, dia mgkn blm terbukti apa2, tp modal strategi dan (jgn lupa) ada Neymar & Messi, gw rasa kita akan2 baik aja...

    cm yg namanya pelatih baru, ttp menimbulkan keraguan di fans, sama seperti Pep yg ditunjuk saat itu walaupun sukses sama Barca B...

    So let see, asalkan mainnya ttp menghibur, menyerang dan sesuai dgn filosofi Barca.. gw rasa fans akan terima2 aja...

    buktinya ada tuh klub yg bermain menghibur, bertahun2 tanpa gelar ttp aja fansnya setia :P *ups*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha untuk Tata, keraguan fans terhadap dia adalah filosofinya. Apakah permainan dia yang menguras tenaga bisa diatasi di Barca, mengingat Barca memiliki jadwal permainan yang lebih ketat dibanding Newells. Rotasi adalah salah satu caranya. Yang artinya kemungkinan besar bakalan ada pembelian beberapa pemain baru.

      Hapus
  2. Rotasi! Makanya selama uji coba ini Tata mecoba pemain2 muda dari Barca B, malah adapun yg masih di Juvenil A yaitu Bagnack selalu di mainkan di pertandingan ujicoba. Dongou pun di tarik dari Barca B ke Tim Utama, sebagian cules pun sdh lihat kemampuannya “the next eto'o” . Semoga Barca kedepannya semakin sukses. Mari kita AAMIIN kan teman2 Cules..

    BalasHapus