Sama seperti FC Barcelona, alih-alih ingin mengembalikan performa pemain dan mematangkan strategi, beberapa pemain azulgrana malah didekap cidera. Namanya juga resiko pertandingan dan bermain di lapangan yang buruk, ya seperti ini lah hasilnya.
Lalu, siapa yang harus disalahkan karena tur pramusim ini? Tata? Bukan salah Tata dong. Dia kan baru masuk beberapa minggu lalu. Rosell kah yang harus disalahkan? Errr Bisa jadi sih. Tapi bayangkan jika kemudian FC Barcelona kapok untuk melakukan tur pramusim ke Asia. Kans Indonesia untuk didatangi mereka bakalan hilang. Against all opinions, saya pikir tur pramusim Barca kali ini agak kurang baik karena beberapa pemain cidera. Semoga Barca tidak kapok.
Tur Pramusim Dengan Mengojek Demi Finansial Klub? |
Meski Cesc, Pedro dan (katanya) Messi + Neymar cidera, setidaknya Barca mendapatkan 6 juta euro dari pertandingan melawan Thailand dan Malaysia. Total income Barca sebanyak 9 juta euro dari seluruh pertandingan pramusim. Itu nilai yang sangat besar loh. Tapi apakah jumlah uang itu sepadan dengan pemain yang cidera sepanjang musim panas ini? Well, kita mesti lihat efeknya nanti pada beberapa pertandingan awal liga dan Super Spanyol.
Was the pre-season tour worth it? You tell me.
Diluar cidera yang timbul, banyak kemungkinan ide Tata yang bisa kita tarik kesimpulannya dari pertandingan-pertandingan kemarin. Masih agak abu-abu karena beberapa poin masih terlalu singkat untuk menyimpulkan memang, namun tidak menutup kemungkinan ide-ide Tata ini bakalan dimainkan oleh Barca nantinya.
Pressing Barca memang telah kembali. Permainan pressure yang dulu dimainkan oleh Pep, kini telah kembali ke Barca. Bagi cules, ini seperti sebuah de javu atau impian yang kembali menghampiri. Mirip-mirip balikan dengan mantan yang sangat kita sayangi. Ye kan? :D
Bukan hal yang baru bagi FC Barcelona memang, namun bagi beberapa pengamat kembalinya sistem pressure yang sempat hilang kala Tito melatih bisa menjadi jawaban dan jaminan atas ekpektasi jumlah piala yang mungkin akan didapat. Well, mungkin para pengamat tersebut masih belum bisa move on dari legenda Pep Guardiola. Akan tetapi, dengan para pemain yang menikmati permainan pressure dan sudah tidak asingnya permainan tersebut, setidaknya ada kans besar bagi Barca.
Apakah "kelambanan" direksi dalam mencari center back dikarenakan permainan high pressure dari lini depan? Maksud saya gini loh: dengan permainan pressing dari sejak lini depan, maka beban bertahan lini pertahanan bisa dibagi rata dengan semua lini lain. Logikanya seperti itu. Ada efek negatifnya kah? Ada, stamina yang terkuras habis.
Adu Jotos Adalah Strategi Tata Lainnya? |
Di pertandingan melawan Malaysia XI, sering terjadi tembakan dari luar kotak pinalti. Nah ini sesuatu yang baru bagi FCB. Di era Pep, sebagaimana pun banyaknya pemain lawan di area bertahan mereka, Barca akan selalu shoot on goal dari jarak dekat. Agar lebih meningkatkan presentasi gol, Tata memasukan permainan shoot on sight begitu mendapat kesempatan. Strategi parkir bus yang disebut-sebut sebagai anti tiki-taka, sepertinya akan mudah dipecahkan oleh Barca nantinya. What a relief!
Tendangan spekulasi yang berujung gol oleh Gerard Pique memang unik. Gol tersebut membuktikan 2 hal, shoot on sight dan overlap. Untuk soal overlap ini, bukan hal yang baru (lagi). Dulu, Pique dan Puyol dipakai untuk heading ketika set-piece. Kali ini, begitu ada kesempatan, center back naik ke atas dan melakukan tendangan jarak jauh atau heading.
Ada hal yang baru dipertandingan melawan Thailand dan Malaysia, dibanding melawan Santos, yaitu direct play dan tempo yang cepat. Unik lagi nih. :)
Barca jarang melakukan bola lob kedepan sendari dulu. Permainan antar kaki dengan passing-passing pendek telah menjadi trade mark tiki-taka-nya Barca. Kali ini para pemain acap melakukan umpan lambung ke winger dan lini depan. Tata seperti ingin cepat-cepat membuat gol, dari pada berlama-lama meladeni satu persatu pemain lawan. Tempo permainan yang memutar-mutar bola tengah lapangan yang biasanya diperagakan oleh Barca, seakan hilang. Tidak akan ada lagi permainan passing pendek sebelum akhirnya melakukan through pass. Permainan cepat dengan kecepatan dan ketepatan passing pemain menjadi kuncinya.
Messi masih bermain sebagai false 9. Itu sudah pasti karena Messiah bisa menghasilkan dampak yang cukup hebat jika berada diposisi tersebut. Sebagai penggantinya, attacking midfielder menusuk kedepan gawang lawan. Opsi bagi barisan pertahan lawan adalah: man marking Messi dan melupakan Cesc/Iniesta yang akan menusuk, atau me-marking Iniesta/Cesc dan melepas Messi? Silahkan pilih, karena pada akhirnya sebuah gol akan menjadi jawabannya.
Dengan ide permainan Tata seperti ini, saya seakan yakin jika Barca akan mendapatkan minimal 2 piala primer diakhir musim. Meski permainan ini belum fix akan diterapkan nanti, setidaknya perubahan yang dilakukan Tata bisa menjadi sebuah harapan tersendiri, yaitu mematikan permainan parkir bus dan tiki-taka lainnya. Barca telah berevolusi, dengan memasukan filosofi lainnya kedalam tiki-taka. Meski begitu, Tata tetap memakai formasi 4-3-3 karena formasi tersebut bisa memaksimalkan skuad pemain yang ada.
PRIMER EL BARCA!
Ya thiago silva udh kecil kemungkinannya, sekarang david luiz yg jadi target utama, agak ragu sih sama david luiz soalnya 'menurut' saya dia itu kurang disiplin sebagai bek suka overlap, kan kesian busquets juga udah pique tukang overlap pula. Tapi bagusnya luiz, dia itu tenang sama long shot taker juga, jadi kalo lawan tim 'parkir bus' ada untungnya juga. Yaaa sebagai fans biasa dari luar mah terima aja apa keputusan klub, kecuali kita member resmi sana, baru dah berdemo ria :p
BalasHapusTerima kasih sudah berkomentar. :)
HapusSoal CB, isu yang terbaru sih katanya Vertonghen. Yang jadi permasalahan, Hotspurs bakalan kekurangan CB jika Vertonghen setelah kemungkinan besar Bale pindah ke Madrid. Curiga bakalan dikasih harga tinggi juga nih.
Tata ternyata Jenius juga ya.. tampaknya Barca tidak salah pilih dalam pemilihan pelatih :) semoga bisa mendapatkan banyak Piala lagi biar klub sebelah semakin iri.... ngoahahahaha
BalasHapus