Pernah membaca komik The Incredible Hulk kan? Atau
setidaknya pernah melihat film Hulk kan? Manusia yang memiliki dua kepribadian
dalam satu tubuh, dan memiliki kelebihan dalam tiap wujud. Bruce Banner yang
dilambangkan sebagai pribadi cerdas dan lemah lembut, sedangkan Hulk sebagai
karakter kasar dan kuat. Meski berbeda, keduanya memiliki keterkaitan dan
saling membutuhkan.
Jika kita berbicara mengenai Hulk dan Bruce Banner, saya
teringat kepada FC Barcelona. Tidak. Saya tidak membayangkan jika Lionel Messi
menjadi makhluk hijau yang menyeramkan. Delusi saya tidak lah sejauh itu.
Karakter Hulk bisa disamakan dengan permainan FC Barcelona. Wait, what?
Dalam 2 pertandingan sebelumnya melawan Ajax Amsterdam dan
(terutama) melawan Rayo Vallecano, bagi saya FC Barcelona bermain seperti Hulk.
Hampir mengandalkan otot kaki dengan counter-counter cepatnya. Permainan Barca
ini menimbulkan banyak opini dan praduga dikalangan media massa dan pemerhati
Barca. Ada yang bilang ‘Tiki taka mati’, ‘Barca bermain jelek’ dan ada yang
beropini ‘Tata bermain cerdas’. Well, opini tergantung dari cara orang tersebut
melihat dan membaca permainan serta melakukan perbandingan. Opini bisa berbeda
bagi setiap orang.
Akan tetapi permainan FC Barcelona tetiba berbeda kala
bermain melawan Real Sociedad. Tidak mengandalkan counter, namun bermain dengan
sejumput ide tiki-taka. Yes. Meski banyak pihak yang berkata jika Barca melawan
Sociedad kembali menggunakan tiki-taka, namun bagi saya Tata tidak banyak
merubah permainan dari pertandingan-pertandingan sebelumnya. Kasar katanya,
Barca kala bertanding kontra Sociedad tidak lah ‘pure’ menggunakan tiki-taka. Namun
menggunakan skema work on box.
Kenapa saya bicara Barca tidak menggunakan tiki-taka? Karena tidak ada
permainan passing-passing memutar di luar kotak pinalti lawan untuk mencari
celah dan keinginan untuk mempermainkan tempo permainan (memperlambat tempo). Bagi
kebingungan mengenai hal ini, bisa membaca kembali artikel saya tahun lalu
mengenai penjelasan apa itu tiki-taka dan bandingkan dengan 4 artikel terakhir
(jika tidak salah sih 4 artikel).
So sudah jelas bagi saya jika Tata Martino bukanlah pelatih
keras kepala. Tidak seperti Pep Guardiola atau Marcelo Bielsa yang keukeuh
memainkan ide mereka. Bagi keduanya, tidak akan ada perbedaan tentang bagaimana
cara lawan bermain atau kebiasaan lawan bermain. Hal ini diperjelas oleh Tata
sendiri yang berkata jika Tata melihat kebiasaan tim lawan dari musim
sebelumnya agar bisa meramu strategi yang jitu.
Adaptibilitas Tata ini bisa membawa keuntungan tersendiri bagi
FC Barcelona karena strategi apa pun yang dipakai oleh lawan, karena Tata sudah
memiliki solusinya. Kecuali mungkin jika Tata tidak bisa menemukan data-data
permainan tim lawan. Jadi benar apa adanya mengenai statement Lionel Messi
bahwa ada saatnya nanti FC Barcelona akan bermain parkir bus. Entah untuk
mempertahankan kemenangan di pertandingan krusial atau ketika melawan yang
super-offensive, berbagai strategi akan dipakai oleh Tata Martino demi
keefektifan permainan dan tentu saja, label juara. Termasuk diantaranya memarkir sang superstar, Lionel Messi.
PRIMER EL BARCA!
Song bermain kurang kena kang sama strategi Om TATA
BalasHapus