REVIEW: DUKUN SAKTI

Tidak ada hal yang menarik di pertandingan melawan Glasgow Celtic yang bisa membuat seluruh dunia terkaget-kaget. Bahkan bisa dibilang jalannya permainan sudah bisa ditebak, jauh sebelum kickoff dilaksanakan. Tanpa Lionel Messi, Barca seakan bermain tanpa magic.


Wait, wait? Betulkan? Hmm.. Tergantung dari sisi mana melihat. Namun memang betul, permainan Barca di babak pertama sangat dominan. Mencoba menguasai jalannya permainan, namun kurang beruntung dalam penyelesaian akhir. Neil Lennon mencoba memainkan counter guna mengalahkan kembali anak-anak blaugrana. Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Lennon seakan menyamakan Barca musim ini dengan Barca musim lalu. Disitulah letak kesalahan dasar Lennon. Tata tidak sekeraskepala Pep Guardiola atau Tito. Bagi Tata, kemenangan adalah tujuan akhir, bukan kemenangan statistik.

Sebelum Main, Kita Narsis Dulu Tjoy!
Jika Lennon mengharapkan Tata memainkan permainan yang sama seperti di babak kedua, hal tersebut tidak akan terjadi. Pada babak kedua, Tata memainkan counter cepat. Beberapa kali kerjasama antara Cesc dan Neymar hampir berbuah gol dari serangan balik. Hasilnya, gol Cesc Fabregas itu diawali oleh counter. Tata tahu jika timnya bermain deep, maka akan memancing Celtic untuk menyerang.

FC Barcelona musim ini mungkin kurang indah untuk disaksikan. Permainan umpan lambung jauh kedepan dan crossing lebih sering dilakukan. Ini adalah alibi saya terhadap tidak adanya tiki-taka di Barca sejak dipegang Tata yang saya tulis di awal musim lalu. Dan memang Tata tidak ada niatan untuk mengaplikasikan tiki-taka. Untuk apa Tata memainkan permainan orang lain sedangkan dia memiliki permainannya sendiri?


Saya terkagum-kagum oleh permainan Marc Bartra. Dengan cideranya Mascherano, kemampuan Bartra bisa keluar dengan bagusnya dipertandingan kontra UD Almeria dan Glasgow Celtic. Dengan begini, Tata memiliki banyak opsi pemain untuk barisan belakang.



PRIMER EL BARCA! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar