DEAR MESSI,.....

Apa yang ada bayangkan jika membaca nama Lionel Messi? Jumlah rekor yang terpecahkan? Permainan yang ciamik? Atau mungkin gaji yang tinggi? Dengan beragam media massa yang memberitakan kehebatan dan keunggulan Messi, sepertinya tidak sukar untuk menemukan sisi positif dari La Pulga. 

Namun di setiap hal positif, pasti ada sisi negatifnya. Itu menjadi hukum pasti dalam kehidupan agar tercipta keseimbangan. Tidak terkecuali. 

Sebelum saya membahas lebih dalam, terlebih dahulu akan saya coba terangkan mengenai kontrak Messi yang ramai diberitakan.

Perbaikan kontrak (atau kasarnya kenaikan gaji) Messi mengalami stuck antara Jorge Messi selaku agen sekaligus ayah Messi dengan pihak direksi FC Barcelona selaku klub. 

Pihak Messi menginginkan adanya kenaikan gaji sebesar 45 juta euro untuk durasi selama lima musim, atau penambahan 9 juta euro/musim. Jika pihak Barca setuju, total Messi akan meraup gaji gross sebesar 25 juta euro/musim. Angka yang fantastis! 

Permasalahan yang timbul kemudian adalah pihak Barca keberatan dengan penambahan 9 juta euro untuk setiap musimnya. Selain karena terbebani pembayaran transfer dan gaji Neymar, juga karena nominal 9 juta euro bukanlah angka yang kecil. 

Wajar sebetulnya jika Barca menolak angka 9 juta euro tersebut. Pemain sekelas Marc Bartra yang jelas-jelas loyal pun hanya mendapat gaji dibawah 1 juta euro/musimnya. Dengan 9 juta euro/musim, bisa terbayang berapa pemain tambahan yang bisa dibayar oleh Barca. Empat atau mungkin 10 pemain baru bisa dibayar dengan angka 9 juta. Menurut kabar pun gaji Victor Valdes berada diangka 9 juta euro. Akan tetapi karena Messi adalah pemain spesial, maka bisa masuk akal dengan meminta 9 juta euro.

Apakah Jorge Messi serakah dengan meminta penambahan gaji? Tidak juga. Dengan prestasi pribadi yang berhasil ditorehkan Messi dan jumlah piala yang juga dibantu oleh Messi, maka suatu kewajaran jika meminta kenaikan gaji. Kasarnya: jika anda mengharapkan hasil positif, maka siap-siaplah untuk membayar lebih mahal. 

Jorge Messi dan Lionel Messi hanya mencoba bersikap profesional. Permintaan Jorge Messi ini sebetulnya didasarkan oleh janji Sandro Rosell yang mengatakan akan membuat Messi menjadi pemain termahal di dunia. Bahkan sebelum musim kompetisi 2013/14 digelar, Jorge dan Rosell pernah bersua di kediaman Rosell dan Rosell menjanjikan hal tersebut kepada Jorge. Akan tetapi presiden yang sekarang bukan lah Sandro Rosell. Di sinilah masalah timbul.


Dengan mega proyek pembangunan Espai Barca, pembayaran transfer Neymar, pembayaran klausul-klausul pemain, amortisasi pemain, ambisi menekan angka hutang, dan rencana pembelian beberapa pemain baru untuk musim depan, tentu saja permintaan Jorge ini cukup membebani neraca keuangan. Apalagi menurut wakil presiden ekonomi, Javier Faus, Barca tidak akan meminjam dana dan akan menekan angka hutang dibawah 200 juta euro untuk tahun depan. Tentu saja wacana ini hanya akan menjadi omong kosong andai adanya pengeluaran ekstra. Artinya, Barcelona harus 'menjual' sesuatu agar bisa mendapat pemasukan.

Jangan salah sangka dengan kata 'menjual' diatas. Menurut ucapan Faus, Barca adalah salah satu dari tiga klub yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan keunggulan ini, Barcelona akan mencoba menegosiasi ulang kerjasama sponsor jersey. Harapannnya sudah jelas: gelontoran dana untuk menutupi pengeluaran. 

Sedangkan dari pihak Barca, hanya meminta bagian dari hak citra (image rights) setiap kali Messi terlibat dengan sponsor pribadi. Permintaan klub ini jamak terjadi di setiap kontrak pemain di klub lain. Jadi setiap kali sang pemain teken kontrak dengan mendapatkan nominal tertentu, pihak klub akan mendapat sekian persen dari pendapatan pemain. 

Dikabarkan Messi mendapat income sebesar 23 juta euro/musim dari brand-brand seperti P&G, Adidas, Turkish Airline, Samsung dan lainnya. Angka 23 juta euro tentu saja diluar gaji Messi dan membuat direksi Barcelona tergiur.

Sebagai perbandingan, Cristiano Ronaldo saja menerima gaji sekitar 18 juta euro/musim, belum termasuk income dari hak citra. Real Madrid menerima 30 persen hingga 40 persen dari hak citra CR. Hal yang berbeda terjadi pada Neymar.

Karena tidak mendapat apa yang diinginkannya, Jorge Messi diberitakan tidak akan memperpanjang kontrak Messi di Barcelona yang akan habis pada 2018 nanti. Artinya, Messi akan berstatus free transfer setelah kontrak habis nanti. 

Tentu saja ini bisa menjadi kerugian bagi Barcelona karena tidak mendapat sepeser pun dari kepindahan Messi. Sedangkan banyak klub rela mengeluarkan ratusan juta euro untuk membeli Messi. 

Bagi direksi Barcelona, ini menjadi buah simalakama baru. Jika mengikuti keinginan Jorge, maka harus ada perhitungan neraca keuangan. Jika tidak mengikuti, maka Messi bisa lepas. Berkaca kepada kasus Neymar, seorang ayah yang juga menjadi agen pemain, memiliki suara besar dalam karir sepakbola sang anak. 

Dengan usia 30 tahun ketika kontrak Messi habis di Barcelona, apakah bijak melepas Messi sebelum masa kontrak habis agar klub mendapat pemasukan, andai negosiasi ini tidak menemui kata sepakat? Pada akhirnya, semua dihitung dengan lembaran uang, bukan ucapan.

Prestasi Messi yang memecahkan pencetak gol terbanyak bagi FC Barcelona, peraih Ballon d'Or empat kali, dan puluhan rekor pribadi ini, sepadan dengan permintaan gaji tersebut? Silahkan berasumsi sendiri. 



PRIMER EL BARCA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar