Pledoi Untuk Sergio Busquets

Pernah merasa dinilai oleh orang lain secara tidak adil dan sembunyi-sembunyi? Digosipkan hal-hal yang tidak benar adanya dan tidak melihat alasan kita berbuat sesuatu? Di-judge secara negatif oleh sekeliling karena tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka? Meski kita bukan artis yang selalu digosipkan oleh infotaiment, namun hampir semua orang pasti pernah merasakan hal tersebut. Wajar, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa lepas tanpa bantuan orang lain, termasuk dalam hal penilaian.

Mentor (bisa dibilang sepuh saya) saya dalam mempelajari analisis sepak bola pernah berkata jika "agar bisa memahami permainan sepak bola sesungguhnya, lihat sepak bola dari sudut yang lain. Bukan melihat tim yang kita dukung, tapi klub lain." 

Ucapan beliau memang sulit dilakukan, namun tidak mustahil. Dengan mempelajari tahap demi tahap, (katanya) kita bisa menganalisa sebuah pertandingan sepak bola (saya enggan menyebut pundit karena terlalu eksklusif). Saya hingga sekarang masih bego dalam menilai sebuah pertandingan sepak bola karena terlalu pelupa untuk mengingat nama dan posisi pemain. Fuck me, right? 

Jika berbicara mengenai analisa sepak bola, bagi suporter FC Barcelona ada satu pemain yang tidak mendapatkan pengakuan sepantasnya, yaitu Sergio Busquets. Dengan skuat yang diisi oleh banyak pemain top, bergaji tinggi, level timnas dan diakui kehebatannya dalam mengolah bola, tidak mengherankan jika kemudian Busquets dianggap pemain biasa-biasa saja. Ada yang bilang permainan Busquets standar, ada pula yang dengan kejam jika Busquets dipakai oleh FC Barcelona sebagai aktor utama diving. 

Well, harus diakui jika Busquets tidak memiliki body balance yang bagus untuk bersenggolan dengan pemain lain, tidak cukup kuat untuk menjadi box-to-box midfielder, tacklingnya yang tidak begitu "kejam". Singkat kata, Busquets terlalu klemer-klemer kayak *isi sendiri*, untuk bisa menjadi pesepakbola.



Lalu, apa kelebihan Busquets?  Busquets hanya bisa bermain sepak bola mendasar! Iya, maka dari itu, untuk mengetahui kehebatan Busi, kita harus difahami dulu sepak bola dasar dan permainan yang dianut oleh Pep Guardiola sebagai pelatih yang berjasa mengangkat Busi dari klub "antah berantah" ke Barca. 

Dalam sepak bola dikenal tiga fase; bertahan, transisi dan menyerang. ketiga fase ini bisa dibaca terbalik, tapi tidak pernah bisa diterjemahkan secara acak. Bertahan, transisi, menyerang dan menyerang, transisi dan bertahan. Begitu seterusnya. Ini adalah hukum pasti dalam sepak bola. 

Lantas dimana peran Busi? Nah, sebelum membahas Busquets, kita bahas dulu tiga fase tadi. Di tiap fase, ada sub-judul yang akan memecah belah sehingga pesepakbola bisa mempraktekan apa keinginan pelatih. Artinya, sub-judul tersebut tergantung dari pelatih dan pemain hanya mengaplikasikannya. 

Bagi Pep, sepak bola merupakan penguasaan bola dan permainan dari kaki ke kaki? kenapa Pep memainkan permainan seperti itu? Karena fisik tidak pernah menjadi hal yang utama di La Masia. Pengolahan fisik baru dimulai kala pemain sudah berusia dewasa. Sebelumnya, pesepakbola hanya bermain bola secara menyenangkan, memperlancar skill olah bola dan mempelajari hal lainnya. Otak dan etika diutamakan dibanding fisik. Itu sebabnya rata-rata tidak ada pemain lulusan La Masia yang berbadan kekar seperti Alexis Sanchez atau Hulk. 

Dari berbagai strategi yang ada, Pep memilih permainan kaki ke kaki sebagai sarana untuk mengembalikan kesuksesan FC Barcelona. Dengan strategi ini, maka Barca tidak membutuhkan pemain seperti Xabi Alonso atau Marcos Senna yang bisa mengumpan dengan tepat kedepan menggunakan direct pass. Di sini lah peran Sergio Busquets terasa, yaitu sebagai pesepakbola yang memainkan permainan dasar; passing.

Passing yang dilakukan Busi menjadi dasar atau fondasi dari serangan FC Barcelona. Masih ingat tiga fase yang saya sebutkan tadi? Nah, Busi merupakan titik awal dari fase transisi setelah sebelumnya lini belakang meng-intercept bola (fase bertahan). Sederhananya, Busi yang diposisikan sebagai defensive midfielder, menjadi penghubung antara lini belakang dan lini tengah. 

Yah, semua pemain pun bisa dong berperan seperti Busi? Bisa iya, bisa tidak. Pesepakbola, selain dianugerahi WAGs yang cantik, juga mendapat karunia fisik dan juga kecepatan dalam menentukan pilihan, diatas rata-rata manusia biasa. Khususnya di FC Barcelona, kecepatan berfikir menjadi hal yang paling mendasar karena ya itu tadi, permainan dari kaki ke kaki. Lantas, bagaimana dengan Busquets? Simak video ini untuk mengetahui kelebihan Busi. 





Sudah dilhat video tadi? Menurut kalian, apa yang dilakukan Busquets? Passing doang? Yakin cuma passing? Jika kalian menjawab kecepatan berfikir atau menentukan pilihan passing bola, kalian sudah layak menjadi pundit di tv! Lol 

Kecepatan dalam menentukan pilihan Busi menjadi sempurna dengan adanya Xavi Hernandez yang berperan sebagai dirijen lapangan. Para pelatih tahu, pemain yang bisa berfikir lebih cepat dibanding lawan bisa membantu tim kedalam sebuah kemenangan. Tidak heran jika legenda FCB, Carlie Rexach selalu berteriak "half touch" kala menguasai bola atau rondo dari sejak dahulu kala di La Masia. Karena half touch adalah metoda untuk membiasakan diri berfikir cepat kala memegang bola. Ini adalah dasar dari tiki-taka-nya Pep.

Jika tadi saya menulis bahwa seorang pesepakbola dikaruniai kelebihan kan? Harus diingat, pesepakbola adalah manusia biasa yang bisa merasakan perasaan tertekan dan stress. Itu sebabnya banyak gol tercipta karena kesalahan pemain yang tidak bisa fokus atau konsentrasi. Di video tadi, terlihat Busi dengan tenang bisa mengoper bola ke pemain lain meski dia harus berhadapan dengan pemain lawan yang lebih top dan bergaji tinggi. Ketenangan ini lah yang menjadi modal kepercayaan diri Busi dalam bermain, karena tidak semua pesepakbola bisa bermain sabar dan tenang, terutama dalam kondisi ditekan. Busquets memang pemalu, tapi bisa mempermalukan pemain lawan. 

Masih bingung? Gampang. Tadi di video tadi ada Vicente del Bosque yang berkata jika "andai saya dihidupkan kembali, saya ingin menjadi seperti Sergio Busquets." Lalu ada Pep Guardiola yang mengamini peran vital Busi. Kedua pelatih ini bukan orang sembarangan loh. Pelatih pemenang Piala Dunia dan pelatih yang meraih sextuplete. Kemudian ada kesaksian-kesaksian dari pundit dan orang yang telah lama berkiprah di dunia sepak bola. Masih mau dibantah? Sebuah pembantahan bisa dianalogikan seperti mengatakan air itu panas dan api itu dingin. 

Dengan pemaparan diatas, maka saya berani mengamini perkataan sahabat saya yang terang-terangan berkata " Busquets gajinya harus melebihi Messi" di stasiun televisi. Kenapa? Karena pemain depan diberi kebebasan untuk bereksperimen dalam mencetak gol dibanding pemain belakang. Singkat kata: pemain belakang dilarang berimprovisasi karena resiko blunder yang berujung gol, dibanding pemain depan. Selain itu, Busquets adalah kreator dari serangan Barca-nya Pep yang dibuktikan dengan jumlah piala. 

Sepak bola adalah permainan tim, bukan permainan individual. Semua saling melengkapi, dari mulai kiper hingga striker. Dari pelatih hingga staff. Tidak bisa dipisahkan. Sergio Busquets adalah bagian dari skuat juara FC Barcelona. Sergio Busquets, gurita dari Badia.


PRIMER EL BARCA!

1 komentar:

  1. Setuju setuju setuju banget dgn pemikiran bang Rockinmarvin.. dr dlu memang peran Busi vital dilini tengah Barca sejak zaman pep hingga skrg

    BalasHapus