Javier Clemente, Menembus Batas Sepak Bola

Siapa yang tidak kenal dengan Javier Clemente? Salah satu pelatih yang fenomenal asal Spanyol. Pernah membawa Athletic Bilbao menuju kejayaannya pada tahun 1980-an, sempat melatih RCD Espanyol dan tim nasional La Furia Roja. Tapi yang pertama itu lah yang membuat sosok Clemente sangat dipuja (atau pernah) oleh publik San Mames, dan suku Basque secara keseluruhan.


Sepak bola memang tidak bisa lepas dari budaya dan sosial. Dalam kasus Clemente bersama Athletic, dan juga Josep Guardiola di FC Barcelona, sepak bola melewati batasan olahraga. Oleh keduanya, sepak bola menjadi alat menyalurkan aspirasi suara, berbanding terbalik dengan yang dilakukan Luis Aragones dan Vicente del Bosque yang mencoba menyatukan suara dalam kesatuan Negara Spanyol melalui prestasi timnas.

Meski bukan berasal dari keluarga keturunan Basque, Clemente lahir, besar dan menjadi sosok penting di daerah yang bahasa Euskadia dilarang diucapkan. Bukan dari suku Basque bukan berarti Clemente tidak memegang erat pribahasa "dimana bumi berpijak, di situ langit dijunjung." Ia jatuh cinta dengan Basque.

Tidak perlu diragukan bagaimana Clemente jatuh cinta dengan Basque. Daerah dimana agama Kristen Jesuit, sepak bola dan kemerdekaan sangat kental, Clemente pernah dihukum karena menggambar bendera Ikurrina kala bersekolah di sekolah Katolik. Juga komentar dirinya di stasiun televisi nasional yang secara gamblang berbicara jika "Kami suku Basque merupakan suku berbeda (dengan suku lainnya di Spanyol)."

Sanjungan yang dialamatkan kepada mantan pesepakbola yang harus mengakhiri karirnya di usia 19 tahun ini pun tidak main-main. Tidak kurang dari presiden PNV (Partai Nasionalisme Basque yang memperjuangkan kemerdekaan Basque), Xavier Arzallus melayangkan pujian kepadanya. Menurut Arzalluz, "Clemente adalah seorang panutan. Bukan hanya karena dia melatih Athletic Bilbao. Bukan juga karena dia terkenal. Tapi karena dia merupakan sosok yang utuh, pribadi yang diidam-idamkan oleh Diagones (Allen Diagones, seorang teologi Kristen). Dan juga karena dia merupakan sepenuhnya Basque."



Kesaksian Arzalluz tersebut diucapkan usai melihat Clemente sukses membawa Bilbao ke kejayaannya. Selain itu perkataan Arzalluz ini menunjukan jika Basque memang kental dengan atmosfir keagamaan. Clemente memang Basque dan Kristen banget. Pernah suatu waktu dia ditanya andai bisa memilih tiga pemain untuk memperkuat skuat Athletic, siapakah yang akan dipilihnya? Clemente menyebut pemimpin PNV Xavier Arzalluz, Uskup Basque dan untuk penjaga gawang Clemente menyebut nama Paus John Paul II. Kala ditanya kenapa dirinya memilih sang Paus, Clemente menjawab "Karena Paus bisa menyelamatkan apapun."

Dekat dengan PNV tidak berarti Clemente bisa menelan bulat-bulat pemahaman partai Nasionalis Basque tersebut, khusunya dari Sabino Arana yang merupakan pendiri partai dan penyebar faham nasionalisme Basque. Arana yang pernah menulis artikel bernada rasis yang memperlihatkan kebencian kepada maketos atau imigran yang berasal dari daerah selain Basque. Bagaimana pun juga Clemente berasal dari Barakaldo, daerah Basque yang tidak disukai dan dianggap non Basque oleh Arana, dan juga dari keluarga non Basque. Apalagi Clemente tumbuh menjadi pria yang lebih fasih berbahasa Spanyol dibanding Euskadia.

Sepak bola memang bisa dipakai sebagai alat perjuangan, tapi kasus Clemente ini membuktikan bahwa tidak selamanya satu tujuan memiliki satu persamaan. Clemente yang mengambil jalan diplomasi caranya sendiri, Arana yang terlalu konservatif, Arzalluz yang memakai cara persuasif, dan organisasi ETA yang menempuh cara kekerasan demi meraih satu tujuan, meski salah satu caranya adalah mengumpulkan "pajak" secara paksa kepada pesepakbola asal Basque.

Jika sepak bola hanya dipandang sebagai olahraga, maka akan kehilangan makna yang berarti di era globalisasi sekarang ini. Sepak bola bukan hanya olahraga semata, namun ada nilai-nilai moral, budaya, politik, sosial dan ekonomi. Sepak bola adalah cara manusia berkomunitas. Sepak bola adalah manusia itu sendiri.


PRIMER EL BARCA!

*Noted: Artikel ini merupakan pemenggalan dari artikel sebelumnya yang berjudul Athletic Bilbao, Franco dan Basque. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar