Harapan dan Dosa Luis Enrique

Apa yang dapat kita pegang setelah apa yang kita miliki terlepas dari genggaman dan musnah? Ketika dunia menggelap dan terasa sesak. Kala dunia seakan tidak bersahabat dengan kita, hanya ada satu yang dapat menjadi pegangan, yaitu harapan.


Jangan kecilkan  arti sebuah harapan. Pernah menyaksikan film berjudul "The Pursuit of Happyness" dan "Where Hope Grows"? Kedua film tersebut mengajarkan jika sebuah harapan, sekecil apapun, dapat membuat manusia untuk melakukan hal-hal diluar dugaan. Harapan untuk kebahagiaan. Harapan untuk damai. Harapan untuk meraih impian. 

Tidak mudah untuk menjaga api kecil harapan tetap menyala. Angin dan hujan akan berusaha keras untuk meniup api harapan. Namun apa yang terjadi jika sebuah api kecil dipercikan kepada sekam? Terlihat padam dan mengalah, api dalam sekam akan tetap menyala serta kian membakar. 

Contoh dari api harapan adalah perjalanan karir Luis Enrique. Sempat melatih tim cadangan FC Barcelona, kemudian kurang bagus kala mengarsiteki AS Roma. Kala kembali ke Spanyol, atau lebih tepatnya Celta Vigo, Luis Enrique Martinez bisa menaikan performa tim meski diisi dengan pemain yang tidak terlalu menonjol. Semusim kemudian, Lucho, begitu ia biasa disapa, hanya terpaut masing-masing satu laga dari tiga kompetisi untuk meraih treble. Fantastis! 

Seorang teman bertanya kepada saya. "Apa sih kelebihan Lucho?" Agak bingung juga menjelaskannya. Namun ada benang merah yang bisa ditarik jika melihat kepada masa lalu. 

Luis Enrique adalah orang yang paling berperan penting dalam membawa FC Barcelona keluar dari zona nyamannya. Sebuah area yang menghasilkan banyak piala dalam waktu empat musim dibawah kepelatihan Josep Guardiola dan menjadi racun kala pelatih selanjutnya (kecuali alm. Tito Vilanova) menjadi pemimpin. Bukti sahih dari racun tersebut adalah kecaman dan kritikan yang dilancarkan kepada Tata Martino yang memperagakan permainan direct ball dan serangan balik. 

Dalam pandangan saya, Lucho sangat berdosa kepada orang yang sangat saya hormati yaitu Johan Cruyff. Lucho mengingkari dogma yang dibawa Cruyff dengan permainan atraktif, penguasaan bola, umpan-umpan pendek dan efektivitas posisi pemain khas total voetbal. 

Apakah salah yang dibawa oleh Lucho? Tidak juga. Kenapa? Karena Lucho bukanlah "murid" dari Cruyff, meski Cruyff sempat tahu rencana pembelian Lucho dari Real Madrid sebelum ia dipecat. Berbeda dengan Guardiola, Lucho tidak terikat secara emosional dengan Cruyff. Singkat kata: Lucho bisa menerapkan permaian yang ia bawa, berbeda dengan Guardiola. 

Banyak pihak yang terheran-heran dengan permainan Bayern Munich dibawah asuhan Guardiola. Sebagai anak didik emas dari Cruyff, Guardiola seharusnya (begitu kata kritikus) harus tetap mempertahankan warisan yang ia terima dari sejak Vic Buckingham, Rinus Michel dan kemudian Johan Cruyff. Guardiola ingkar dari warisan ini dengan memperagakan dua DMF atau double piovot. Sebuah dosa yang sangat diharamkan oleh para pengikut Cruyffisme karena dianggap melakukan pemubaziran pemain! 

Wait, double pivot? Bukankah Lucho pun beberapa kali menerapkan sistem tersebut? Lah, iya. Itu maksud saya. Karena Lucho bukan "keturunan" langsung dari warisan hebat ini, ia bisa bebas berkreasi. 

Lalu kenapa Lucho bisa bebas berkeliaran tanpa mendapatkan hukuman kritikan dan celaan kala menerapkan double pivot? Ya karena Lucho teramat jarang menerapkan hal ini dan juga karena Lucho adalah mantan pemain Barca. Berbeda dengan Tata Martino dahulu yang langsung dihujat karena ia bukan lah dari kalangan keluarga besar Barca. Sampai-sampai Tata sempat berkomentar jika pelatih mana pun akan selalu kesulitan menjadi pelatih Barca, terkecuali orang Spanyol, Katalunya atau Belanda. Sarkasme, namun benar adanya!

Suara sumbang yang mengatakan #LuchoOut dan menutup mata kepada prestasi Lucho sejauh ini, serasa menampik kenyataan jika ini lah harapan dan ketakutan yang selama ini berkembang pasca Pep Guardiola. Tidak salah jika anti dengan double pivot dan tidak dosa pula dengan mengamini double pivot. Setiap orang memiliki sudut pandang dan caranya masing-masing, entah itu total football, kick and rush atau catenaccio.

Lalu apa kelebihan Lucho? Lucho tergantung kepada trio MSN untuk meraih kans treble? Benar dan sedikit benar. 

Memang betul, FC Barcelona pada musim ini sangat tergantung kepada trio MSN. Selain jumlah torehan gol, Pedro pun harus duduk manis di sisi lapangan karena trio MSN. Tapi ada alasan tiga kenapa Lucho harus memainkan trio MSN dibanding Pedro, yaitu performa/skill, strategi dan finansial.  

Untuk aspek performa/skill, tidak dipungkiri jika trio ini bukan pesepakbola biasa. Messi yang dianggap sebagai alien, Neymar yang disebut sebagai prodigy dan Luis Suarez yang dalam masa keemasannya. Sebuah kemubaziran yang lebih besar daripada double pivot andai Lucho memarkirkan salah satu, dua atau ketiga pemain ini. 

Strategi? Yes. Ketiga pemain ini saling mengisi di lapangan. Neymar yang lebih cutting kedalam, Suarez yang menjadi striker 9 dan Messi bermain masuk kedalam untuk menjadi playmaker dan menambal lini tengah. Lebih lanjut, poin ini bisa dijelaskan jika kita melihat permainan ketiga pemain di lapangan. 

Finansial? Well, kecuali Messi, pembelian Neymar dan Suarez sangat lah mahal. Andai FC Barcelona adalah Real Madrid, maka saya berani menyamakan pembelian Neymar sebagai pionir dari Los Galacticos, serupa dengan Luis Figo pada tahun 2000 dan kemudian pembelian pemain berlabel bintang lainnya di musim-musim mendatang. Dibeli mahal dan disisipi polemik hukum tapi tidak dimainkan?? Hellooooooo...... 

Tapi Lucho tergantung kepada trio MSN dong. So? lalu kenapa? Bukankah setiap klub memiliki kecenderungan tergantung kepada pemain-pemain tertentu? Lalu apa bedanya? Asalkan sang pemain bisa memperagakan penampilan yang gemilang dan dapat menanggung beban berat objektif yang diberikan pelatih, maka segalanya sah sah saja. 

Tidak ada sistem yang sempurna. Bahkan Guardiola pernah merasakan efek dari kekeras-kepalaannya dahulu di Barca. Skema yang diterapkan oleh Lucho masih banyak celah, itu harus diakui. Namun suatu waktu nanti raihan Lucho yang paling diingat adalah jumlah piala. Enjoy the moment while you can! 


PRIMER EL BARCA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar