LAPORTA; THE REAL MESSIAH??

Mungkin banyak yang heran kenapa saya lebih sering berbicara tentang kebaikan Laporta dibanding Rosell di artikel-artikel saya (Rosell Pep dan LaportaKebijakan Transfer Rosell dan Kenapa Pep Pergi). Mungkin ada juga yang heran dengan cara penulisan nama Rosell menjadi Ro$ell. Maaf, bukannya saya bermaksud buruk terhadap Sandro Rosell, namun saya melihat ada beberapa kebijakan Rosell yang kurang "sreg" di pemikiran saya yang kecil, picik, naif dan bodoh ini. Maaf jika kurang berkenan. :)


Memang, Laporta memiliki kekurangan juga. Namun karena kontribusinya terhadap Barca, saya menganggap dia adalah presiden tersukses dan terbaik yang pernah dimiliki oleh Fc Barcelona. Bahkan mungkin menurut saya hampir menyamai Joan Gamper. Mungkin opini saya ini terlalu berlebihan, namun jika sudah membaca artikel ini sampai selesai, harap komentar mengenai narasi tulisan ini dan pendapat kalian mengenai Laporta. Bukan untuk berdebat, namun sebagai sharing saja. :)

Untuk mengetahui asal muasal "sepak terjang" Laporta, maka kita mesti melihat ke era Nunez. Kala itu isu yang menjadi perdebatan hangat adalah kurangnya transparasi dari Nunez mengenai beberapa kebijakan klub. Meski Barca memiliki penyes yang lumayan banyak, tapi socios yang menjadi delegasi/wakil suara (semacam parlemen) untuk mengontrol board hanya sebanyak 3000 orang. Nah, banyak penyes yang mempertanyakan pemilihan 3000 wakil tersebut. Mereka tidak tahu siapa saja yang menjadi wakil mereka. Mungkin -saya sangat yakin- Nunez memilih 3000 orang wakil tersebut agar dapat menduduki posisi kepresidenan. Logikanya berbicara seperti itu kan? Karena kurangnya transparasi, maka menghasilkan kontrol penuh atas Barcelona bagi Nunez. Anggota board pun hanya semacam dekorasi semata.

Di tahun 1997, Nunez tertarik menggunakan metode yang dipakai oleh MU untuk mendapat permodalan dari bursa saham untuk membiayai klub dan membuat jenis usaha lain bagi Barcelona, berupa theme park atau wahana permainan. Wahana permainan ini menyerupai Disney Land dan rencananya akan mengambil tempat di sekitaran Camp Nou.
Proyek ini dinamai "Barca 2000". Namun, sekumpulan socios yang bernama L'Elefant Blau melihat proyek tersebut sebagai jalan bagi Barca untuk menjadi sebuah perusahaan. Jika menjadi perusahaan, maka sistem demokrasi akan hilang dan berubah menjadi sistem kapitalis. Artinya, jika proyek Barca 2000 ini berjalan, maka pemegang saham terbanyak dapat menentukan jalannya Barcelona.

Laporta yang membentuk L'Elefant Bleu, kemudian menyerukan adanya pemilihan umum yang jurdil. L'Elefant Bleu mesti mendapat 5% tandatangan socios. Akhirnya L'Elefant Bleu berhasil mengumpulkan 6000 tandatangan. Meski akhirnya Laporta kalah, namun itu semacam pertanda bagi Nunez jika Nunez tidak bisa seenaknya terhadap Barca. Proyek Barca 2000 pun ditinggalkan Nunez.
Nunez pun saat itu memiliki hubungan yang buruk dengan media Katalan dan aparatur Katalan yang menginginkan mengakui Barcelona sebagai warisan budaya Katalan.

Di tahun 2000, Nunez mengundurkan diri karena tekanan publik. Sang wakil presiden yang setia selama 22 tahun, Joan Gaspart kemudian memenangkan pemilu dan berhak menduduki kursi kepresidenan.
Di pemilu tahun 2000 itu, L'Elefant Bleu menjagokan Lluis Bassat yang akhirnya hanya mampu mengumpulkan 49%, berbeda jauh dengan Gaspart yang mendapat 55% suara. Dan kemudian Barcelona akan mendapatkan mimpi buruk yang mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Hans Gamper. :(

Tahun 2000 sampai 2003 adalah era terburuk Fc Barcelona dengan investasi mencapai 199 juta euro, tanpa menghasilkan satu gelar pun. Berbeda dengan Real Madrid yang saat itu berada dalam masa keemasan di sisi financial dan prestasi, yang kemudian di sebut era Los Galacticos.
Karena tekanan publik yang kian hari kian tinggi, presiden saat itu Joan Gaspart mengadakan pemilihan presiden demi menyelamat klub yang hamper mendekati kebangkrutan dan kehilangan dukungan. Joan Laporta yang pada tahun 1997 sempat kalah oleh Joan Lluis Nunez kembali mencalonkan diri beserta grupnya yang bernama L’Elefant Bleu. Joan Laporta akhirnya memenangkan pemilu tersebut. Kampanye yang diusung Laporta sangat beragam dan menarik yang bernama "Primer El Barca" atau Barca yang menjadi utama (yang kemudian saya menamai blog saya dengan nama kampanye Laporta :D ). Mungkin bisa dibilang menyentuh dengan mengangkat isu Katalanisme, membuka klub terhadap socios tentang kondisi sebenarnya di sisi finansial, memodernisasi organisasi/struktur kebijakan klub dan yang paling terkenal adalah  mendatangkan super-star David Beckam. Meski pada akhirnya Laporta gagal mendapatkan Becks, namun Ronaldinho yang pada awalnya diragukan dapat “menjual” nama klub serta memiliki skill yang menyerupai Becks, dapat menjawab semua keraguan tersebut dengan senyumnya yang indah. 

Namun sebenarnya bukan masalah Ronaldinho yang mesti mendapat perhatian. Isu Ronaldinho tersebut hanyalah semacam proses atau alat. Yang paling utama atau trigger-nya adalah perombakan struktur dan kebijakan klub dengan mengaplikasikan metode bisnis modern kedalam sendi-sendi Barcelona. Laporta saat itu memiliki wakil presiden yang bernama Sandro Rosell. Saya yakin, yang merombak kebijakan bisnis Fc Barcelona saat itu adalah Rosell, yang juga seorang pebisnis tulen. Bayangkan, saat itu tariff uji coba pra-musim Barcelona hanya berada di kisaran 300.000 euro, berbeda jauh dengan MU yang men-tarif-kan sebesar 2 juta euro. 


Laporta yang pernah menjadi pengacara Johan Cruyff bahu-membahu dengan Cruyff dalam memutuskan kebijakan klub dari sisi sepakbola. Pemilihan Frank Rijkaard untuk menjadi pelatih tim utama dan Josep Guardiola sebagai pelatih Barca Atheltic pun saya yakin tidak jauh dari nasihat Cruyff. Secara, keduanya adalah bekas pemain asuhan Cruyff ketika di Ajax Amsterdam dan Fc Barcelona. Sepertinya Cruyff ingin membangkitkan skema total football yang sangat dikuasai oleh Cruyff dan pernah menjadi tulang punggung Barca di era The Dream Team.
Kenapa saya yakin jika Cruyff turut andil dalam pembentukan taktik Barcelona di awal-awal kepemimpinan Laporta? Karena Laporta adalah pengacara dan politikus, dia tidak faham sepakbola. Sang wakil presiden Sandro Rosell adalah seorang pebisnis sejati. Mau tidak mau, Laporta membutuhkan "nasihat" terkait strategi sepakbola yang akan dipakai oleh Barcelona. Lagipula, Cruyff dan Laporta memiliki ide yang sama terhadap Fc Barcelona, yaitu meng-Katalan-kan Fc Barcelona dan mengangkat perlas del cantera dari La Masia untuk mengurangi cost pembelian pemain. Atas peran serta Cruyff yang membantu membuat fondasi Fc Barcelona, maka Laporta kemudian menganugrahi Cruyff titel presiden kehormatan Barcelona.

Dari sisi kebijakan klub, apa yang dimiliki Laporta? Banyak. Ini adalah virtuous cycle hasil analisis dari Sean Hamil: Agar menghasilkan tim yang kompetitif, maka Barcelona wajib mendatangkan pemain terhebat, yang jatuh pada Ronaldinho. Dengan tim yang kompetitif, maka akan menghasilkan kemenangan yang akan berimbas terhadap liputan media massa. Liputan media massa akan menarik para produsen produk untuk menjadi partner Barcelona. Kasarnya, pasang iklan di Barca. Dengan meningkatnya income Barcelona, maka manajemen merasionalkan pengeluaran/penghematan. Uang yang terkumpul dari pendapatan + penghematan adalah kemampuan untuk membeli pemain yang lebih baik lagi untuk memperkuat tim.
Tim yang kompetitif akan menghasilkan fans dan fan-base yang baru. Maka Barcelona mengukuhkan banyak penyes dari seluruh dunia, termasuk di Inggris dan di Amerika Serikat. Ini penting agar dapat me-maintance income dari fans berupa pembelian merchandise dan iuran keanggotaan. Pun Barca membuat beberapa proyek yang berhubungan dengan sepakbola di luar Spanyol, yaitu di Kazakhstan, Amerika Selatan dan Asia yang pada akhirnya akan membawa keuntungan secara finansial dan sosial terhadap Barca.

Banyak keputusan bisnis dan sosial Barcelona yang kemudian menguntungkan Barcelona di masa mendatang. Berikut adalah hasil analisis dari Francesc Estanyol Casals:

  1. Menandatangani kontrak 10 tahun dengan Nike. Kontrak senilai 189 juta Dollar ini adalah awal dari segala kebijakan klub terhadap pembelian pemain. Banyak pemain yang dapat dibeli dengan harga tidak terlalu mahal karena Nike turut serta membantu Barca. Nike pun membantu Barca dalam hal sosial yang berhubungan dengan sepakbola. 
  2. Hak siar televisi. Barcelona menandatangani kontak senilai 120 juta Euro permusim dengan MediaPro dengan tempo selama 5 tahun. Kontrak ini yang akhirnya bisa kita nikmati bersama di Indonesia. :D 
  3. La Marca Barca. Mempromosikan nama Barcelona ke semua pelosok dunia yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah fans, pembelian merchandise, iuran keanggotaan dan membuat klub semakin populer. Jangan salah, ini tidak ada sangkut pautnya dengan tabloid/koran Marca. :D
  4. Aksi sosial. Laporta mempromosikan slogan "mes un club" dengan cara membuat kontrak kesepakatan dengan UNICEF. Barca mesti membayar kepada UNICEF di kontak selama 5 tahun ini sebesar 0,7% atau 1,5 juta Euro. Sebagai timbal balik, Barca menampilkan nama UNICEF di jersey dan UNICEF akan membantu proyek-proyek Barca. Bagi saya ini adalah kontrak tercerdas dan terpintar Laporta karena secara sosial akan membuat Barca mendapat nama baik dan akan berujung terhadap finansial. :) 
  5. Mempromosikan klub. Maksud dari poin ini adalah melakukan tur pra-musim untuk memperkenalkan klub ke belahan dunia lainnya dan meraup pembayaran tarif dari uji tanding dengan klub lainnya. 
  6. Tantangan lebih besar. Dengan semakin populernya Barca, maka misi manajemen lainnya adalah membuat Camp Nou selalu penuh jika Barca bertanding dan memperbanyak jumlah member. Sekali lagi, ini akan menghasilkan aspek finansial yang tinggi. 
  7. Investasi. Nah, ini berhubungan dengan La Masia. Masih ingat pembangunan La Masia yang baru? Itu adalah salah satu program Barcelona agar dapat menciptakan atlit-atlit berkualitas. Saya heran dengan pemerintah Indonesia dan kasus Hambalang. Koq di korupsi ya?? :D 
Selain poin-poin diatas, Barcelona pun membuat kesepakatan dengan UNESCO, HerbaLife, SEIKO, membawa Barcelona ke dalam pergaulan klub-klub besar lainnya dalam grup G14 sepakbola dan melakukan semacam promosi melalu internet..
Semua kebijakan-kebijakan yang di keluarkan Laporta diatas menghasilkan Barcelona sebagai brand yang memiliki nilai jual tinggi dan tim yang kompetitif. Kebijakan-kebijakan tersebut menjadi fondasi dari sisi bisnis, melengkapi fondasi yang pernah diterapkan Cruyff dari sisi sepakbola yang kemudian disempurnakan oleh Pep. Kebijakan Laporta ini menjadi semacam hal yang baru di dunia dan menjadi telaah berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu bisnis.

Apakah jalan Laporta ini berjalan sukses? Tidak juga. Ada semacam perlawanan dari para Boixos Nois yang menginginkan perlakuan istimewa Laporta terhadap mereka, berupa pembebasan tiket masuk ke Camp Nou. Tentu saja hal ini membuat Laporta berang. Laporta kemudian mendapat teror pembunuhan dari Boixos Nois. Pada akhirnya, Camp Nou bebas dari Boixos Nois dan menjadikannya sebagai stadion yang aman dan nyaman untuk menyaksikan pertandingan sepakbola bersama keluarga.
Keputusan mencekal para anggota Boixos Nois menurut saya cukup penting. Boixos Nois memiliki pemikiran fasis, yang tidak sejalan dengan program Laporta yang "menjual" nama Barca ke seluruh dunia. Jika Boixos Nois masih ada di Camp Nou, tentu saja akan membuat para fans dari Asia takut untuk ke Camp Nou. Believe me, Boixos Nois tidak menginginkan adanya fans dari Asia. Boixos Nois menganggap para fans dari Asia sebagai "Glory Hunter". Jika tidak percaya, masuk saja ke forum luar negri dan mempost jika kalian adalah fans dari Asia. Saya yakin akan ada beberapa yang mereply dengan kata-kata sinis, meski kebanyakan akan welcome kepada kalian. Mereka sangat naif -atau bodoh- dengan menganggap bahwa Barcelona sudah komersil, padahal kata "komersil" yang mereka anggap salah telah membuat Barcelona lebih kompetitif.


Lalu, apa dosa Laporta? Banyak. Laporta terlalu terbuka pada setiap konflik yang mendera Barcelona. Pun Laporta tidak bisa memilih auditor independen untuk mengaudit finansial Barcelona. Hasilnya, Laporta terkena tuntutan hukum dari presiden selanjutnya, yaitu Rosell. Masalah tuntutan hukum ini kemudian menjadi memanas karena Pep membela Laporta dibanding Rosell. Wajar, Pep merasa berhutang budi terhadap Laporta. 
Kemudian kesalahan Laorta lainnya adalah terlalu mudah mengeluarkanuang untuk pembelian pemain. Keirrison, Helb dan lainnya serasa over-priced dan tidak bisa memberi kontribusi yang maksimal. Mungkin maksud awal dari Laporta adalah kebebasan bagi Pep, namun jika hal tersebut merugikan Barca dari sisi finansial. 

Manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Disamping kelebihan, Laporta juga memiliki kekurangan. Yang menjadi masalah, dari sisi mana kita melihat sosok Laporta. Apakah dari sisi negatif atau sisi positif. :)






FIDELITAT BLAUGRANA SENSE LIMITS! 




Sumber: Wiki, ESPN, Goal, Sean Hamil, Francesc Estanyol Casals, Fc Barcelona, BarcaForum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar